Bali Film Center Kirim Karya Pelajar Indonesia ke Art Of The Score 2022
Minggu, 06 November 2022 - 20:38 WIB
JAKARTA - Bali Film Center (BFC) telah mengirimkan beberapa film pendek karya pelajar Indonesia dalam program Art Of The Score di Paul Hall, The Juilliard School, New York, Amerika Serikat yang akan digelar pada 10 November 2022 mendatang.
Art of the Score adalah program yang dikembangkan pada tahun 2021 oleh Dr. Edward Bilous, Direktur Juilliard Center for Innovation in the Arts sebagai program yang mendukung kolaborasi antara mahasiswa Juilliard yang tertarik menciptakan musik asli untuk media visual dan mahasiswa perfilman dari seluruh dunia.
BFC dengan bangga mengumumkan deretan film terpilih untuk program perdana Art of the Score, diantaranya Asa, sebuah karya Prisca Devani ini menampilkan musik asli oleh komposer Benjamin Pawlak. Sebuah film animasi yang menceritakan kisah Dian, pengantin muda yang mimpinya menjadi atlet badminton tidak dapat tercapai.
“Meskipun ada perbedaan latar belakang dan kendala bahasa, pengalaman ini telah mengajarkan kami bahwa seni memang bahasa yang universal. Dengan kolaborasi ini, kami merasa komposer juga telah membantu menyampaikan cerita ini kepada lebih banyak penonton melalui musik mereka yang luar biasa," kata Prisca Devani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/11/2022).
Lalu ada pula Now(here) karya Noah Tehusijarana. Karya ini menampilkan musik asli oleh komposer Benjamin Pawlak. Sebuah konflik antara seorang Ibu dan putrinya yang masih mahasiswa menguji tradisi keluarga tradisional.
"Seperti yang kita ketahui, industri perfilman itu semuanya tentang kolaborasi, jadi untuk mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan mahasiswa Juilliard merupakan pengalaman yang sangat saya hargainya," ungkapnya.
Tak ketinggalan, kata dia, ada Sunday oleh Ezra Cecio dan Elvina Kurniawan. Menampilkan musik asli oleh komposer JP Redmond. Seorang Ayah harus menerima keputusan putrinya atau dia kehilangan kasih sayang sang putri selamanya.
"Bekerja sama dengan Juilliard telah memberi saya pemahaman bahwa musik dan suara adalah perantara imajinasi. Meski ada rintangan dan kendala, kami berhasil memahami satu sama lain dengan berbagi perspektif dalam medium film,” ungkapnya.
Art of the Score adalah program yang dikembangkan pada tahun 2021 oleh Dr. Edward Bilous, Direktur Juilliard Center for Innovation in the Arts sebagai program yang mendukung kolaborasi antara mahasiswa Juilliard yang tertarik menciptakan musik asli untuk media visual dan mahasiswa perfilman dari seluruh dunia.
BFC dengan bangga mengumumkan deretan film terpilih untuk program perdana Art of the Score, diantaranya Asa, sebuah karya Prisca Devani ini menampilkan musik asli oleh komposer Benjamin Pawlak. Sebuah film animasi yang menceritakan kisah Dian, pengantin muda yang mimpinya menjadi atlet badminton tidak dapat tercapai.
“Meskipun ada perbedaan latar belakang dan kendala bahasa, pengalaman ini telah mengajarkan kami bahwa seni memang bahasa yang universal. Dengan kolaborasi ini, kami merasa komposer juga telah membantu menyampaikan cerita ini kepada lebih banyak penonton melalui musik mereka yang luar biasa," kata Prisca Devani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/11/2022).
Lalu ada pula Now(here) karya Noah Tehusijarana. Karya ini menampilkan musik asli oleh komposer Benjamin Pawlak. Sebuah konflik antara seorang Ibu dan putrinya yang masih mahasiswa menguji tradisi keluarga tradisional.
"Seperti yang kita ketahui, industri perfilman itu semuanya tentang kolaborasi, jadi untuk mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan mahasiswa Juilliard merupakan pengalaman yang sangat saya hargainya," ungkapnya.
Tak ketinggalan, kata dia, ada Sunday oleh Ezra Cecio dan Elvina Kurniawan. Menampilkan musik asli oleh komposer JP Redmond. Seorang Ayah harus menerima keputusan putrinya atau dia kehilangan kasih sayang sang putri selamanya.
"Bekerja sama dengan Juilliard telah memberi saya pemahaman bahwa musik dan suara adalah perantara imajinasi. Meski ada rintangan dan kendala, kami berhasil memahami satu sama lain dengan berbagi perspektif dalam medium film,” ungkapnya.
tulis komentar anda