Menparekraf Targetkan Bali Jadi Workcation, VRiB Tawarkan Solusi Atasi Kendala Sewa Tempat Tinggal
Sabtu, 26 November 2022 - 11:17 WIB
BALI - Bali sudah lama menjadi magnet bagi kaum digital nomad. Daerah Canggu dan Ubud selalu masuk destinasi teratas yang masuk radar dan direkomendasikan sebagai tujuan nomad.
Menurut indeks Nomadlist, situs yang me-ranking kota-kota di dunia yang banyak dipilih sebagai tempat nomad, selain karena biaya hidup yang relatif murah, dua daerah tersebut juga dianggap layak dan nyaman sebagai tempat kerja jarak jauh (remote work) karena menyediakan internet kecepatan tinggi, lingkungannya aman, dan ramah terhadap orang asing.
Fakta ini direspon oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Bahkan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan Bali sebagai tempat bekerja sekaligus berlibur atau workcation, bagi para digital nomad (pekerja jarak jauh).
Dengan menjadikan Bali sebagai “top of mind” atau pilihan paling utama bagi para wisatawan mancanegara, diharapkan workcation untuk para digital nomad melahirkan durasi tinggal yang panjang dan berkualitas. Kemudahan dalam memperoleh visa pekerjaan maupun visa lainnya yang berkaitan dengan kegiatan digital nomad, menjadi prioritas program yang didorong oleh Kemenparekraf.
Kalangan digital nomad pada umumnya lebih senang berlama-lama di suatu tempat untuk menikmati alam serta budaya masyarakat setempat. Dibandingkan turis biasa, para digital nomad menghabiskan waktu tinggal yang lebih lama di sebuah destinasi. Oleh karena itu, hal penting yang perlu menjadi perhatian adalah pilihan tempat tinggal bagi para digital nomad.
Seperti yang kita ketahui, begitu banyak opsi tempat tinggal di Bali, dari mulai losmen hingga hotel berbintang lima. Namun fasilitas dan kenyamanan hotel berbintang bertentangan dengan pertimbangan ekonomis para digital nomad. Dalam hal ini, villa lahir sebagi destinasi alternatif untuk tempat tinggal digital nomad.
Kendala yang selanjutnya muncul adalah dimana mayoritas pihak penyewa villa cenderung untuk memilih durasi sewa yang cukup lama, dari durasi tahunan bahkan lebih panjang. Menyiasati kendala itu, Villa Rentals in Bali (VRiB) menawarkan alternatif solusi berupa platform penyewaan villa berbasis web yang menawarkan fleksibilitas durasi penyewaan hingga periode harian dengan mensubsidi durasi penyewaan dengan rentang yang lebih lama sesuai dengan keinginan pemilik properti.
“Kami menyadari bahwa banyak ekspatriat di Indonesia, termasuk para digital nomad, yang belum memiliki pemahaman cukup terkait praktek umum penyewaan properti, khususnya di Bali. Mereka memiliki kekhawatiran untuk melakukan transfer di muka dengan jumlah besar untuk penyewaan villa dalam periode yang panjang akibat keterbatasan pemahaman mereka mengenai hukum di Indonesia,” demikian disampaikan oleh Bence Schmatovich, inisiator dari VRiB.
Diharapkan kedepannya kendala yang dapat dijembatani oleh VRiB ini dapat meningkatkan animo ekspatriat atau digital nomad untuk tetap memilih Bali sebagai destinasi utama dalam kegiatan workcation yang direncanakan.
Menurut indeks Nomadlist, situs yang me-ranking kota-kota di dunia yang banyak dipilih sebagai tempat nomad, selain karena biaya hidup yang relatif murah, dua daerah tersebut juga dianggap layak dan nyaman sebagai tempat kerja jarak jauh (remote work) karena menyediakan internet kecepatan tinggi, lingkungannya aman, dan ramah terhadap orang asing.
Fakta ini direspon oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Bahkan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan Bali sebagai tempat bekerja sekaligus berlibur atau workcation, bagi para digital nomad (pekerja jarak jauh).
Dengan menjadikan Bali sebagai “top of mind” atau pilihan paling utama bagi para wisatawan mancanegara, diharapkan workcation untuk para digital nomad melahirkan durasi tinggal yang panjang dan berkualitas. Kemudahan dalam memperoleh visa pekerjaan maupun visa lainnya yang berkaitan dengan kegiatan digital nomad, menjadi prioritas program yang didorong oleh Kemenparekraf.
Kalangan digital nomad pada umumnya lebih senang berlama-lama di suatu tempat untuk menikmati alam serta budaya masyarakat setempat. Dibandingkan turis biasa, para digital nomad menghabiskan waktu tinggal yang lebih lama di sebuah destinasi. Oleh karena itu, hal penting yang perlu menjadi perhatian adalah pilihan tempat tinggal bagi para digital nomad.
Seperti yang kita ketahui, begitu banyak opsi tempat tinggal di Bali, dari mulai losmen hingga hotel berbintang lima. Namun fasilitas dan kenyamanan hotel berbintang bertentangan dengan pertimbangan ekonomis para digital nomad. Dalam hal ini, villa lahir sebagi destinasi alternatif untuk tempat tinggal digital nomad.
Kendala yang selanjutnya muncul adalah dimana mayoritas pihak penyewa villa cenderung untuk memilih durasi sewa yang cukup lama, dari durasi tahunan bahkan lebih panjang. Menyiasati kendala itu, Villa Rentals in Bali (VRiB) menawarkan alternatif solusi berupa platform penyewaan villa berbasis web yang menawarkan fleksibilitas durasi penyewaan hingga periode harian dengan mensubsidi durasi penyewaan dengan rentang yang lebih lama sesuai dengan keinginan pemilik properti.
“Kami menyadari bahwa banyak ekspatriat di Indonesia, termasuk para digital nomad, yang belum memiliki pemahaman cukup terkait praktek umum penyewaan properti, khususnya di Bali. Mereka memiliki kekhawatiran untuk melakukan transfer di muka dengan jumlah besar untuk penyewaan villa dalam periode yang panjang akibat keterbatasan pemahaman mereka mengenai hukum di Indonesia,” demikian disampaikan oleh Bence Schmatovich, inisiator dari VRiB.
Diharapkan kedepannya kendala yang dapat dijembatani oleh VRiB ini dapat meningkatkan animo ekspatriat atau digital nomad untuk tetap memilih Bali sebagai destinasi utama dalam kegiatan workcation yang direncanakan.
(hri)
tulis komentar anda