Ini Lima Misinformasi Soal Vape yang Masih Kerap Muncul

Kamis, 01 Desember 2022 - 16:01 WIB
Sejalan dengan pertumbuhan rokok elektrik atau vape, kesimpangsiuran informasi seputar vape pun masih sering muncul di publik. / Foto: ilustrasi/Freepik
JAKARTA - Pengguna rokok eletrik atau vape di Indonesia terus meningkat. Data Global Adult Tobacco Survey pada 2021, diketahui jika sudah terdapat lebih dari 6 juta pengguna vape di dalam negeri.

Sejalan dengan pertumbuhannya, kesimpangsiuran informasi seputar vape masih sering muncul di publik. Salah satunya, baru-baru ini terdapat rumor penyakit popcorn lung yang diakibatkan vape ilegal.

Bukan hanya itu, misinformasi vape sebagai penyebab gagal ginjal pun cukup ramai diperbincangkan.



Direktur Eksekutif The Coalition of Asia Pacific Tobacco Harm Reduction Advocate (CAPHRA), Nancy Loucas, seperti dikutip laman Inovasi Tembakau, memaparkan bahwa di banyak negara umumnya kasus-kasus negatif seputar rokok elektrik seringkali merupakan kasus impor yang belum tentu sesuai dengan karakteristik pengguna di negara terkait.



Termasuk popcorn lung, seperti disebutkan laman tersebut, terdapat sejumlah kesalahpahaman vape lainnya, di antaranya.

Popcorn Lung

Kasus popcorn lung atau bronchiolitis obliterans merupakan kondisi mengecilnya saluran udara di paru-paru, sehingga menyebabkan batuk dan napas pendek.

Kesalahpahaman bermula ketika remaja 17 tahun di Kanada harus dibawa ke instalasi gawat darurat sebuah rumah sakit karena sesak napas setelah menggunakan rokok elektrik. Disebutkan pula jika remaja itu sempat menggunakan likuid dengan tambahan THC. Untuk diketahui, THC (Tetrahidrocannabinol) merupakan zat psikotropika yang berasal dari tanaman ganja atau cannabis.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More