Multifaktorial, Pencegahan Stunting di Indonesia Perlu Memperhatikan Banyak Aspek

Kamis, 08 Desember 2022 - 13:22 WIB
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita atau anak akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, adanya paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. / Foto: ilustrasi/ist
JAKARTA - Permasalahan stunting masih menjadi perhatian yang serius di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 12 provinsi yang mendapat perhatian khusus untuk ditangani.

Dokter spesialis gizi, dr. Yohan Samudra mengungkapkan, banyak faktor penyebab anak bisa mengalami stunting, salah satunya karena pola makan kurang sehat.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita atau anak akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, adanya paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi.





"Karena multifaktorial, sehingga pencegahannya harus memperhatikan seluruh aspek, mulai dari perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, vaksinasi, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih," papar dr. Yohan, Kamis (8/12/2022).

Secara umum, perbedaan antara anak stunting dengan anak normal, terlihat dari tinggi badan. Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya.

Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang. Dokter Yohan pun mengimbau agar para orang tua memahami bagaimana mencukupi asupan sehat anak.

"Untuk asupan sehat mencegah stunting haruslah berupa menu lengkap yaitu ada karbohidrat, protein dan lemak setiap kali makan," ujar dr. Yohan, yang merupakan dokter spesialis gizi di Primaya Hospital Tangerang.

Sementara, dalam data Kemenkes juga diketahui bahwa 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting. Ya, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting.

Stunting juga dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan.



Perlu diketahui, pemerintah tengah berupaya dan menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada 2024, sementara angka stunting pada 2021 ada di 24%. Faktanya lagi, 23% bayi lahir sudah stunting, maka intervensi harus dimulai sebelum bayi lahir, bahkan sejak perempuan masih di usia remaja.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More