Menkes Pastikan Varian Omicron BN.1 Tak Akan Picu Kenaikan Kasus Covid-19 saat Nataru
Rabu, 14 Desember 2022 - 21:31 WIB
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa kemunculan varian Omicron BN.1 di beberapa daerah Indonesia tidak akan memicu kenaikan kasus Covid-19 saat momen Natal dan tahun baru (Nataru).
Berdasarkan prediksinya, Menkes Budi menilai kini kasus Covid-19 di Indonesia tengah mengalami penurunan meski kini ditemukan varian Omicron BN.1.
"Dengan Nataru nanti Insya Allah harusnya kalau saya lihat, karena variannya sudah mulai turun harusnya (kasus Covid-19) akan turun," kata Menkes Budi di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022)
Menurut Menkes Budi, kenaikan kasus bukan hanya karena mobilitas masyarakat yang tinggi. Kondisi ini juga bisa disebabkan karena kemunculan varian baru Covid-19. Seperti halnya Delta, XBB, XBB.1 dan BQ.1.
Sementara itu, kenaikan kasus untuk subvarian tersebut sudah dilewati oleh Indonesia. Sedangkan untuk Omicron BN.1, diidentifikasi masih belum diketahui tingkat keparahan ataupun bisa menyebabkan kenaikan kasus.
"Varian baru yang ada, itu XBB dan BQ.1 itu sekarang sudah sampai puncaknya kita. Kalau BN.1 sendiri itu di luar negeri dan di dunia, belum ada yang membuktikan mereka bisa berpengaruh," jelas Budi.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan sudah ada 20 kasus Omicron BN.1 di Indonesia. Di mana kasus pertama ditemukan pada 16 September 2022.
Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus Omicron BN.1 tertinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
Adapun rincian jumlah kasus Omicron BN.1 di Indonesia di antaranya adalah DKI Jakarta sembilan kasus, Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, Sumatera Utara satu kasus, Kalimantan Barat satu kasus, Kalimantan Selatan satu kasus.
"Sudah ada 20 kasus," kata dr Nadia kepada MNC Portal.
Berdasarkan prediksinya, Menkes Budi menilai kini kasus Covid-19 di Indonesia tengah mengalami penurunan meski kini ditemukan varian Omicron BN.1.
"Dengan Nataru nanti Insya Allah harusnya kalau saya lihat, karena variannya sudah mulai turun harusnya (kasus Covid-19) akan turun," kata Menkes Budi di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022)
Menurut Menkes Budi, kenaikan kasus bukan hanya karena mobilitas masyarakat yang tinggi. Kondisi ini juga bisa disebabkan karena kemunculan varian baru Covid-19. Seperti halnya Delta, XBB, XBB.1 dan BQ.1.
Baca Juga
Sementara itu, kenaikan kasus untuk subvarian tersebut sudah dilewati oleh Indonesia. Sedangkan untuk Omicron BN.1, diidentifikasi masih belum diketahui tingkat keparahan ataupun bisa menyebabkan kenaikan kasus.
"Varian baru yang ada, itu XBB dan BQ.1 itu sekarang sudah sampai puncaknya kita. Kalau BN.1 sendiri itu di luar negeri dan di dunia, belum ada yang membuktikan mereka bisa berpengaruh," jelas Budi.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan sudah ada 20 kasus Omicron BN.1 di Indonesia. Di mana kasus pertama ditemukan pada 16 September 2022.
Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus Omicron BN.1 tertinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
Adapun rincian jumlah kasus Omicron BN.1 di Indonesia di antaranya adalah DKI Jakarta sembilan kasus, Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, Sumatera Utara satu kasus, Kalimantan Barat satu kasus, Kalimantan Selatan satu kasus.
"Sudah ada 20 kasus," kata dr Nadia kepada MNC Portal.
(dra)
tulis komentar anda