Waspada Demam Berdarah Moms! Yuk Pahami Gejala dan Pencegahannya
Selasa, 27 Desember 2022 - 17:46 WIB
JAKARTA - Pada musim penghujan seperti saat ini, Moms perlu mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). Demam berdarah dengue (DBD) dapat menyerang siapapun mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, tahukah Moms penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini justru paling sering menyerang anak-anak dan balita, lho.
Berdasarkan catatan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) sampai Minggu ke 36 tahun 2022, jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dilaporkan sebanyak 87.501 kasus (IR 31,38/100.000 penduduk) dan 816 kematian (CFR 0,93persen).
“Secara umum terjadi peningkatan kasus dengue. Kasus paling banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun sebanyak 38,96 persen dan 5-14 tahun sebanyak 35,61 persen,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.
Dirjen Maxi mengungkapkan pihaknya terus melakukan upaya pengendalian dan pencegahan yang masif dan simultan dengan melibatkan seluruh pihak baik tingkat pusat maupun daerah. Karena itulah, penting bagi Moms untuk memahami gejala dan cara pencegahan DBD.
Demam berdarah adalah infeksi virus yang melemahkan tubuh seseorang, dan menyebabkan beberapa gejala khas termasuk demam tinggi. DBD pada awalnya sering tidak menimbulkan gejala atau ciri apa pun. Terlebih jika anak sama sekali tidak pernah kena demam berdarah sebelumnya.
Gejala penyakit DBD ringan, seperti demam tanpa diikuti oleh gejala penyakit lainnya, pusing, nyeri pada tulang, otot dan sendi. Gejala ini umumnya muncul setelah 4 hingga 7 hari pasca digigit nyamuk penyebab demam berdarah.
Sementara gejala lain yang mungkin muncul adalah adanya bintik merah atau ruam di sekujur tubuh. Hal ini disebabkan virus dengue menyerang sistem pembekuan darah di dalam tubuh. Sedangkan untuk gejala penyakit DBD yang parah, seperti timbul gejala yang sama pada DBD ringan, mimisan dan muntah darah berwarna hitam akibat kebocoran pembuluh darah serta penurunan jumlah trombosit yang cukup drastis.
Jika Moms menemukan gejala-gejala tersebut terutama pada anak, sebaiknya segera periksakan ke dokter, ya. Perlu diingat bahwa nyamuk Aedes Aegypti tidak suka bersarang di air yang kotor. Nyamuk ini lebih senang bersarang di air yang bersih dan dibiarkan tergenang. Karena itulah upaya pencegahan DBD sangat penting Moms lakukan dengan cara berikut ini:
1. Mengeringkan genangan air, menutup dan menguras penampungan air bersih, serta mengubur barang bekas agar nyamuk Aedes Aegypti tidak berkembang biak.
Berdasarkan catatan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) sampai Minggu ke 36 tahun 2022, jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dilaporkan sebanyak 87.501 kasus (IR 31,38/100.000 penduduk) dan 816 kematian (CFR 0,93persen).
“Secara umum terjadi peningkatan kasus dengue. Kasus paling banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun sebanyak 38,96 persen dan 5-14 tahun sebanyak 35,61 persen,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.
Dirjen Maxi mengungkapkan pihaknya terus melakukan upaya pengendalian dan pencegahan yang masif dan simultan dengan melibatkan seluruh pihak baik tingkat pusat maupun daerah. Karena itulah, penting bagi Moms untuk memahami gejala dan cara pencegahan DBD.
Demam berdarah adalah infeksi virus yang melemahkan tubuh seseorang, dan menyebabkan beberapa gejala khas termasuk demam tinggi. DBD pada awalnya sering tidak menimbulkan gejala atau ciri apa pun. Terlebih jika anak sama sekali tidak pernah kena demam berdarah sebelumnya.
Gejala penyakit DBD ringan, seperti demam tanpa diikuti oleh gejala penyakit lainnya, pusing, nyeri pada tulang, otot dan sendi. Gejala ini umumnya muncul setelah 4 hingga 7 hari pasca digigit nyamuk penyebab demam berdarah.
Sementara gejala lain yang mungkin muncul adalah adanya bintik merah atau ruam di sekujur tubuh. Hal ini disebabkan virus dengue menyerang sistem pembekuan darah di dalam tubuh. Sedangkan untuk gejala penyakit DBD yang parah, seperti timbul gejala yang sama pada DBD ringan, mimisan dan muntah darah berwarna hitam akibat kebocoran pembuluh darah serta penurunan jumlah trombosit yang cukup drastis.
Jika Moms menemukan gejala-gejala tersebut terutama pada anak, sebaiknya segera periksakan ke dokter, ya. Perlu diingat bahwa nyamuk Aedes Aegypti tidak suka bersarang di air yang kotor. Nyamuk ini lebih senang bersarang di air yang bersih dan dibiarkan tergenang. Karena itulah upaya pencegahan DBD sangat penting Moms lakukan dengan cara berikut ini:
1. Mengeringkan genangan air, menutup dan menguras penampungan air bersih, serta mengubur barang bekas agar nyamuk Aedes Aegypti tidak berkembang biak.
Lihat Juga :
tulis komentar anda