Kisah Desa di Geopark Ciletuh Sukabumi, Dulu Kampung TKI Kini Jadi Kawasan Homestay
Minggu, 01 Januari 2023 - 19:38 WIB
Sejumlah pengelola homestay pun menawarkan beragam paket wisata alam yang digabung dengan fasilitas menginap dan akomodasi lain.
"Ternyata penghasilan masyarakat dari membuka homestay dan paket wisata cukup lumayan dibandingkan kerja di luar negeri. Inilah yang membuat banyak warga berhenti jadi buruh migran dan menyeriusi bisnis homestay," tutur Dodi.
Usaha homestay di sini kian berkembang setelah para warga membentuk Ikatan Homestay Cimarinjung untuk saling memberikan dukungan. Yang juga menarik, hampir setiap homestay memiliki pohon mangga aneka jenis seperti cengkir, arumanis, dan lain-lain di pekarangan. Tamu dapat menikmati buah tersebut baik yang matang maupun untuk dirujak.
Asep Hidayat Mustopa, 36, salah satu warga eks buruh migran, mengungkapkan, taraf hidup masyarakat meningkat sejak membuka homestay. Apalagi kini BP CPUGGp banyak memberi pemberdayaan. Asep bahkan kini aktif di badan tersebut dan menjabat ketua pengusaha desa wisata.
"Saya sudah bisa membuka tujuh homestay dan jumlah tamunya cukup bagus. Sayang, pandemi COVID-19 sempat membuat kunjungan wisatawan merosot. Sekarang, tamu-tamu mulai berdatangan lagi," ucap kaligrafer itu.
Tak hanya membuka homestay, Asep bahkan menjadi inisiator budidaya hanjeli. Hanjeli adalah tumbuhan biji-bijian tropika dari suku padi-padian yang bisa menjadi alternatif pengganti beras sebagai makanan pokok.
Baca Juga
"Ternyata penghasilan masyarakat dari membuka homestay dan paket wisata cukup lumayan dibandingkan kerja di luar negeri. Inilah yang membuat banyak warga berhenti jadi buruh migran dan menyeriusi bisnis homestay," tutur Dodi.
Usaha homestay di sini kian berkembang setelah para warga membentuk Ikatan Homestay Cimarinjung untuk saling memberikan dukungan. Yang juga menarik, hampir setiap homestay memiliki pohon mangga aneka jenis seperti cengkir, arumanis, dan lain-lain di pekarangan. Tamu dapat menikmati buah tersebut baik yang matang maupun untuk dirujak.
Asep Hidayat Mustopa, 36, salah satu warga eks buruh migran, mengungkapkan, taraf hidup masyarakat meningkat sejak membuka homestay. Apalagi kini BP CPUGGp banyak memberi pemberdayaan. Asep bahkan kini aktif di badan tersebut dan menjabat ketua pengusaha desa wisata.
"Saya sudah bisa membuka tujuh homestay dan jumlah tamunya cukup bagus. Sayang, pandemi COVID-19 sempat membuat kunjungan wisatawan merosot. Sekarang, tamu-tamu mulai berdatangan lagi," ucap kaligrafer itu.
Tak hanya membuka homestay, Asep bahkan menjadi inisiator budidaya hanjeli. Hanjeli adalah tumbuhan biji-bijian tropika dari suku padi-padian yang bisa menjadi alternatif pengganti beras sebagai makanan pokok.
(tsa)
tulis komentar anda