Allianz Indonesia Gelar Kompetisi Lawan Bullying dengan Stand-Up Comedy

Selasa, 14 Juli 2020 - 01:34 WIB
Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi bertujuan mengedukasi remaja terkait bullying dengan cara yang menyenangkan, serta meminimalisir perilaku bullying. Foto/Istimewa
JAKARTA - Perundungan atau bullying di kalangan remaja merupakan masalah global yang juga terjadi di Indonesia. Menurut riset Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018, sebanyak 41,1% murid di Indonesia pernah mengalami bullying.

Masih menurut riset yang sama, Indonesia menempati posisi ke-5 dari 78 negara dengan murid terbanyak yang mengalami perundungan.

Menanggapi hal ini, Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli bekerja sama dengan EDU Foundation menyelenggarakan Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi yang bertujuan mengedukasi masyarakat, khususnya remaja, terkait bullying dengan cara yang menyenangkan, serta meminimalisir perilaku bullying yang marak terjadi di kalangan remaja. ( )



“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap dunia pendidikan di Indonesia, sesuai dengan salah satu pilar CSR kami, yaitu pendidikan. Kami menggandeng EDU Foundation dalam menginisiasi PEDIA (Program Edukasi Inovatif untuk Anak)," kata Ni Made Daryanti, Ketua Yayasan Allianz Peduli dalam jumpa pers, belum lama ini.

"Selain kompetisi, dalam program PEDIA juga terdapat kegiatan SMILEY (Smart Mobile Library) serta kegiatan edukatif berbasis sains yang bertujuan meningkatkan minat membaca dan berinovasi pada anak-anak sejak dini, sehingga kualitas pendidikan anak dan remaja dapat meningkat melalui program ini," lanjutnya.

Kompetisi ini diluncurkan bersamaan dengan online workshop yang menghadirkan psikolog Astrid Wen dan stand-up comedian Mo Sidik, serta dihadiri secara virtual oleh para siswa dari beberapa SMP dan SMA/SMK di Jabodetabek. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2018, terapi asertif menggunakan stand-up comedy untuk lawan aksi bullying mendapatkan respon yang positif dari para siswa, orangtua, hingga guru.

“Stand-up comedy digunakan sebagai act media yang cocok, khususnya untuk remaja usia SMP dan SMA/SMK. Stand-up comedy membuat siswa-siswi tidak merasa dinasihati. Selain itu, komedi juga menjadi sebuah katarsis dan cara melepaskan perasaan, baik untuk korban dan pelaku bullying,” jelas Zulkifli Tegar, Direktur EDU Foundation.

Metode asertif dipilih EDU Foundation karena dapat meningkatkan kemampuan mengekspresikan diri melalui perasaan, perilaku, harapan, dan opini dalam perilaku sosial yang tepat.

“Komedi yang diciptakan dalam lingkungan yang aman, untuk tujuan edukasi. Bersenang-senang secara positif akan baik sekali manfaatnya untuk meningkatkan semangat antibullying dan solidaritas. We’re in this together, perlu care satu sama lain, bukan bully satu sama lain,” papar Astrid Wen, Psikolog PION Clinician sekaligus Praktisi Theraplay.

Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi ini terbuka untuk seluruh jenjang usia kategori SMA/SMK/MA. Pendaftaran dimulai pada Agustus 2020 dan akan diberikan pembekalan diri yaitu Psikoedukasi Self-Worth serta pelatihan stand-up comedy untuk 25 pendaftar yang lolos di bulan September. (Baca Juga: Di Momen Ulang Tahun ke-29, Tupperware Perkenalkan Tuppershop
Setelah itu, 12 peserta terbaik akan lolos ke babak final dan memiliki kesempatan dibimbing oleh komika untuk menyiapkan penampilan malam final di bulan Oktober. Yang menarik, para pemenang ini nantinya menjadi duta yang akan melakukan kampanye antibullying melalui media sosial.

Selain Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi, rangkaian kegiatan PEDIA yang telah dijalankan oleh Yayasan Allianz Peduli bersama EDU Foundation meliputi kantin sehat, gerakan cuci tangan, serta pelatihan kurikulum 2013 dan pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk pengajar PAUD.
(tsa)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More