Sandiaga Uno Ungkap Alasan Kenapa Kunjungan Wisman Indonesia Masih Kalah Jauh dari Turki
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kunjungan wisatawan mancanegara Indonesia ternyata masih jauh dibanding Turki. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut.
Menparekraf Sandiaga Uno pun menyebut faktor infrastruktur pendukung, serta akses keluar-masuk yang lebih mudah.
Pernyataan tersebut disampaikan Sandiaga Uno saat menjawab pertanyaan Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, di Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu 25 Januari 2023.
Baca juga: Tambah Jumlah Penerbangan, Kemenparekraf Akan Undang Maskapai Luar Negeri
Andreas melontarkan pernyataan bahwa kunjungan wisman ke Turki pada Desember 2022 lalu mencapai 50 juta. Capaian itu dinilai masih jauh dibandingkan Indonesia, yang hingga November 2022 baru mencapai 4,58 juta kunjungan wisman.
Sandiaga Uno pun menyampaikan bahwa capaian 50 juta kunjungan wisman di Turki itu membuat Kemenparekraf lebih terpacu lagi, terus berusaha meningkatkan target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
"Ini angka yang dibanding kita jauh sekali. Ini luar biasa. Tapi okelah kita harus tetap berjuang, perbaiki bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia," tutur Menparekraf Sandiaga Uno.
Menurutnya, 50 juta kunjungan wisman yang dicapai Turki bukan dalam waktu singkat. Di mana negara tersebut didukung dengan pembangunan infrastruktur dasar, yaitu bandar udara.
Sandiaga juga menyebut bahwa selain melalui jalur udara, wisatawan bisa memasuki Turki menggunakan jalur darat. Di mana negara tersebut terletak di antara dia benua, yaitu Asia dan Eropa.
Sementara di Indonesia, untuk memasuki negara lain dengan jalur darat hanya sebatas Timor Leste dan Malaysia saja. Berbeda dengan Turki, di mana aksesnya cukup luas sehingga mempermudah wisman untuk memilih alternatif jalan tersebut.
"Kita yang bisa jalan darat ini hanya Timor Leste dan Malaysia, dan itu juga terbatas," ujarnya.
Sandiaga juga menjelaskan, angka target kunjungan wisman yang telah dicapai pemerintah tidak menggunakan hitungan sembarangan. Melainkan dihitung dengan berbagai basis data, seperti yang diperoleh dari Badan Statistik Pusat (BPS).
Sandiaga menuturkan, BPS menggunakan beberapa data poin yaitu data imigrasi by nationality dan pintu masuk utama wisatawan mancanegara reguler itu di Ngurah Rai, Soekarno-Hatta dan Kepri. Jumlah yang diperoleh yaitu 72,3 persen. Sementara untuk wisatawan mancanegara, dihitung menggunakan metode mobile positioning data (MPD) mencakup 27,7 persen.
Baca juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Jelaskan Tujuan Digelarnya ASEAN Tourism Forum 2023
"Oleh karena, itu devisa pariwisata melonjak tajam jadi USD2.165 per visit per pax. Mungkin quality tourism yang kita ingin capai, bisa kita lakukan, jika lama tinggal dari wisatawan itu bisa ditambah dan quality spendingnya," tutupnya.
Menparekraf Sandiaga Uno pun menyebut faktor infrastruktur pendukung, serta akses keluar-masuk yang lebih mudah.
Pernyataan tersebut disampaikan Sandiaga Uno saat menjawab pertanyaan Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, di Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu 25 Januari 2023.
Baca juga: Tambah Jumlah Penerbangan, Kemenparekraf Akan Undang Maskapai Luar Negeri
Andreas melontarkan pernyataan bahwa kunjungan wisman ke Turki pada Desember 2022 lalu mencapai 50 juta. Capaian itu dinilai masih jauh dibandingkan Indonesia, yang hingga November 2022 baru mencapai 4,58 juta kunjungan wisman.
Sandiaga Uno pun menyampaikan bahwa capaian 50 juta kunjungan wisman di Turki itu membuat Kemenparekraf lebih terpacu lagi, terus berusaha meningkatkan target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
"Ini angka yang dibanding kita jauh sekali. Ini luar biasa. Tapi okelah kita harus tetap berjuang, perbaiki bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia," tutur Menparekraf Sandiaga Uno.
Menurutnya, 50 juta kunjungan wisman yang dicapai Turki bukan dalam waktu singkat. Di mana negara tersebut didukung dengan pembangunan infrastruktur dasar, yaitu bandar udara.
Sandiaga juga menyebut bahwa selain melalui jalur udara, wisatawan bisa memasuki Turki menggunakan jalur darat. Di mana negara tersebut terletak di antara dia benua, yaitu Asia dan Eropa.
Sementara di Indonesia, untuk memasuki negara lain dengan jalur darat hanya sebatas Timor Leste dan Malaysia saja. Berbeda dengan Turki, di mana aksesnya cukup luas sehingga mempermudah wisman untuk memilih alternatif jalan tersebut.
"Kita yang bisa jalan darat ini hanya Timor Leste dan Malaysia, dan itu juga terbatas," ujarnya.
Sandiaga juga menjelaskan, angka target kunjungan wisman yang telah dicapai pemerintah tidak menggunakan hitungan sembarangan. Melainkan dihitung dengan berbagai basis data, seperti yang diperoleh dari Badan Statistik Pusat (BPS).
Sandiaga menuturkan, BPS menggunakan beberapa data poin yaitu data imigrasi by nationality dan pintu masuk utama wisatawan mancanegara reguler itu di Ngurah Rai, Soekarno-Hatta dan Kepri. Jumlah yang diperoleh yaitu 72,3 persen. Sementara untuk wisatawan mancanegara, dihitung menggunakan metode mobile positioning data (MPD) mencakup 27,7 persen.
Baca juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Jelaskan Tujuan Digelarnya ASEAN Tourism Forum 2023
"Oleh karena, itu devisa pariwisata melonjak tajam jadi USD2.165 per visit per pax. Mungkin quality tourism yang kita ingin capai, bisa kita lakukan, jika lama tinggal dari wisatawan itu bisa ditambah dan quality spendingnya," tutupnya.
(nug)