Wajibkah Anak Dirawat di Rumah Sakit saat Positif DBD? Begini Kata Dokter
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus demam berdarah dengue kebanyakan harus berujung dirawat di rumah sakit. Apakah jika anak positif DBD mesti dirawat di RS?
Dokter Spesialis Anak, dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), pun mengungkapkan jika pertanyaan tersebut sering dilontarkan para orang tua kepada dirinya. Lalu apa jawaban sang dokter?
"Anak yang terdiagnosis positif DBD tidak wajib dirawat di rumah sakit," tegas dr. KAryanti, yang juga anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam Media Briefing Online di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Baca juga: Program Vaksin Covid-19 Anak 6 Bulan-11 Tahun Mulai Berjalan Maret 2023
Indikasi anak mesti dirawat, terang dr. Karyanti, itu adalah terjadi peningkatan hematokrit dan penurunan kadar leukosit.
Menurut laporan Alodokter, secara garis besar berikut rentang nilai normal hematokrit berdasarkan usia dan jenis kelamin:
1. Bayi baru lahir: 55–66%
2. Bayi usia 1 minggu: 47–65%
3. Bayi usia 1 bulan: 37–49%
4. Bayi usia 3 bulan: 30–36%
5. Anak usia 1 tahun: 29–41%
6. Anak usia 10 tahun: 36–40%
7. Laki-laki dewasa: 42–54%
8. Perempuan dewasa: 38–46%
Sementara itu, untuk kadar leukosit normal berdasarkan usia dan jenis kelamin menurut laporan laman Honest Docs, sebagai berikut:
1. Leukosit normal neonatus: 9.000-3.0000 sel/mm3
2. Leukosit normal bayi-balita: 5.700-18.000 sel/mm3
3. Leukosit normal pada anak 10 tahun: 4.500-13.500/mm3
4. Leukosit normal pada orang dewasa: 4.500-10.000 sel/mm3
5. Leukosit normal pada ibu hamil: 6.000-17.000 sel/mm3
6. Leukosit normal ibu setelah melahirkan: 9.700-25.700 sel/mm3
Jadi, di masa krisis 3 hari pasca demam, pemeriksaan laboratorium darah anak akan sangat menentukan apakah anak butuh dirawat di rumah sakit atau tidak.
"Kalau leukosit rendah dan hematokrit tinggi, terlebih si anak sudah susah makan dan minum, maka pilihannya adalah dirawat," tutur dr. Karyanti.
Tapi, kata dia, banyak juga berdasar pemeriksaan laboratorium, trombosit si anak bagus walau pemeriksaan DBD-nya positif, anak juga masih bisa makan dan minum, pun dia masih aktif, ya, maka tidak perlu dirawat.
Baca juga: Bukan Hanya EG dan DEG, Ini Sederet Zat Kimia Berbahaya yang Perlu Diwaspadai
"Jadi, tidak semua anak dengan hasil pemeriksaan DBD positif itu wajib dirawat," pungkas dr. Karyanti.
Dokter Spesialis Anak, dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), pun mengungkapkan jika pertanyaan tersebut sering dilontarkan para orang tua kepada dirinya. Lalu apa jawaban sang dokter?
"Anak yang terdiagnosis positif DBD tidak wajib dirawat di rumah sakit," tegas dr. KAryanti, yang juga anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam Media Briefing Online di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Baca juga: Program Vaksin Covid-19 Anak 6 Bulan-11 Tahun Mulai Berjalan Maret 2023
Indikasi anak mesti dirawat, terang dr. Karyanti, itu adalah terjadi peningkatan hematokrit dan penurunan kadar leukosit.
Menurut laporan Alodokter, secara garis besar berikut rentang nilai normal hematokrit berdasarkan usia dan jenis kelamin:
1. Bayi baru lahir: 55–66%
2. Bayi usia 1 minggu: 47–65%
3. Bayi usia 1 bulan: 37–49%
4. Bayi usia 3 bulan: 30–36%
5. Anak usia 1 tahun: 29–41%
6. Anak usia 10 tahun: 36–40%
7. Laki-laki dewasa: 42–54%
8. Perempuan dewasa: 38–46%
Sementara itu, untuk kadar leukosit normal berdasarkan usia dan jenis kelamin menurut laporan laman Honest Docs, sebagai berikut:
1. Leukosit normal neonatus: 9.000-3.0000 sel/mm3
2. Leukosit normal bayi-balita: 5.700-18.000 sel/mm3
3. Leukosit normal pada anak 10 tahun: 4.500-13.500/mm3
4. Leukosit normal pada orang dewasa: 4.500-10.000 sel/mm3
5. Leukosit normal pada ibu hamil: 6.000-17.000 sel/mm3
6. Leukosit normal ibu setelah melahirkan: 9.700-25.700 sel/mm3
Jadi, di masa krisis 3 hari pasca demam, pemeriksaan laboratorium darah anak akan sangat menentukan apakah anak butuh dirawat di rumah sakit atau tidak.
"Kalau leukosit rendah dan hematokrit tinggi, terlebih si anak sudah susah makan dan minum, maka pilihannya adalah dirawat," tutur dr. Karyanti.
Tapi, kata dia, banyak juga berdasar pemeriksaan laboratorium, trombosit si anak bagus walau pemeriksaan DBD-nya positif, anak juga masih bisa makan dan minum, pun dia masih aktif, ya, maka tidak perlu dirawat.
Baca juga: Bukan Hanya EG dan DEG, Ini Sederet Zat Kimia Berbahaya yang Perlu Diwaspadai
"Jadi, tidak semua anak dengan hasil pemeriksaan DBD positif itu wajib dirawat," pungkas dr. Karyanti.
(nug)