Virus Corona Dapat Menyebabkan Stroke Mendadak pada Usia Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stroke merupakan kerusakan otak karena pasokan darah yang buruk atau kurang. Menurut laporan, COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona bisa mengakibatkan stroke mendadak pada usia muda.
Infeksi virus corona menyebabkan stroke mendadak pada orang dewasa berusia 30-an atau 40-an, yang tidak dinyatakan sakit parah.
Sebelumnya, berbagai penelitian telah mengkonfirmasi bahwa infeksi virus corona memengaruhi dan menyerang lebih dari sekadar paru-paru. Menyerang selaput pembuluh darah, virus corona dilaporkan dapat mempengaruhi organ apa pun dalam tubuh, termasuk di antaranya jantung, ginjal dan hati.
Gumpalan darah juga sangat umum karena virus corona, yang merupakan penyebab utama stroke. Pasien di bawah usia 50 tahun dengan gejala COVID-19 ringan atau tidak mengalami pembekuan di arteri besar, berisiko mengalami stroke parah.
Menurut beberapa dokter, peningkatan tujuh kali lipat telah terlihat dalam jumlah stroke mendadak yang dilaporkan dalam dua minggu terakhir. Pasien-pasien ini tidak memiliki riwayat gumpalan atau masalah jantung medis dan memiliki gejala ringan karena COVID-19.
Mengingat bahwa pasien-pasien ini yang mengalami stroke mendadak tidak memiliki riwayat medis mengenai kondisinya, juga tidak memiliki gejala COVID-19 yang parah, kemungkinan stroke mereka dipicu atau disebabkan karena kesehatan mental yang buruk.
Dilansir dari Times Now News, menurut sebuah studi yang dipresentasikan di International Stroke Conference 2017, penyakit mental seperti kecemasan, depresi, PTSD dan lainnya, memiliki hubungan dengan peningkatan risiko stroke.
Adapun kesehatan mental yang buruk telah dilaporkan terjadi karena pandemi. Di mana orang-orang merasa terbebani dengan informasi di sekitar mereka, dan juga ketidakpastian virus corona dalam kehidupan mereka. Laporan menunjukkan bahwa orang yang pernah mengalami masalah kesehatan mental di masa lalu telah melihat gejala mereka muncul kembali, sementara orang yang belum pernah mengalami masalah kesehatan mental melaporkan perasaan stres, kecemasan, keputusasaan, insomnia.
Pikiran dan tubuh terhubung. Kesehatan fisik memiliki implikasi pada kesehatan mental dan sebaliknya. Sangat penting untuk memastikan bahwa tubuh dan pikiran tetap sehat, untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Pola makan yang sehat, olahraga, perhatian, dan berlatih syukur bisa sangat membantu, terutama dalam masa-masa seperti saat ini.
Infeksi virus corona menyebabkan stroke mendadak pada orang dewasa berusia 30-an atau 40-an, yang tidak dinyatakan sakit parah.
Sebelumnya, berbagai penelitian telah mengkonfirmasi bahwa infeksi virus corona memengaruhi dan menyerang lebih dari sekadar paru-paru. Menyerang selaput pembuluh darah, virus corona dilaporkan dapat mempengaruhi organ apa pun dalam tubuh, termasuk di antaranya jantung, ginjal dan hati.
Gumpalan darah juga sangat umum karena virus corona, yang merupakan penyebab utama stroke. Pasien di bawah usia 50 tahun dengan gejala COVID-19 ringan atau tidak mengalami pembekuan di arteri besar, berisiko mengalami stroke parah.
Menurut beberapa dokter, peningkatan tujuh kali lipat telah terlihat dalam jumlah stroke mendadak yang dilaporkan dalam dua minggu terakhir. Pasien-pasien ini tidak memiliki riwayat gumpalan atau masalah jantung medis dan memiliki gejala ringan karena COVID-19.
Mengingat bahwa pasien-pasien ini yang mengalami stroke mendadak tidak memiliki riwayat medis mengenai kondisinya, juga tidak memiliki gejala COVID-19 yang parah, kemungkinan stroke mereka dipicu atau disebabkan karena kesehatan mental yang buruk.
Dilansir dari Times Now News, menurut sebuah studi yang dipresentasikan di International Stroke Conference 2017, penyakit mental seperti kecemasan, depresi, PTSD dan lainnya, memiliki hubungan dengan peningkatan risiko stroke.
Adapun kesehatan mental yang buruk telah dilaporkan terjadi karena pandemi. Di mana orang-orang merasa terbebani dengan informasi di sekitar mereka, dan juga ketidakpastian virus corona dalam kehidupan mereka. Laporan menunjukkan bahwa orang yang pernah mengalami masalah kesehatan mental di masa lalu telah melihat gejala mereka muncul kembali, sementara orang yang belum pernah mengalami masalah kesehatan mental melaporkan perasaan stres, kecemasan, keputusasaan, insomnia.
Pikiran dan tubuh terhubung. Kesehatan fisik memiliki implikasi pada kesehatan mental dan sebaliknya. Sangat penting untuk memastikan bahwa tubuh dan pikiran tetap sehat, untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Pola makan yang sehat, olahraga, perhatian, dan berlatih syukur bisa sangat membantu, terutama dalam masa-masa seperti saat ini.
(tdy)