Bukan karena Covid-19, Anak Muda Korsel Kini Jadikan Masker Hanya untuk Gaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anak muda Korea Selatan (Korsel) kini memakai masker bukan karena kebijakan pemerintah untuk mencegah Covid-19, melainkan sebagai bagian dari gaya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah negeri ginseng itu telah mencabut kewajiban memakai masker sejak Mei 2022. Kemudian pada pada 30 Januari 2023 diumumkan juga pencabutan memakai masker di dalam ruangan dengan pengecualian di moda transportasi umum dan rumah sakit.
Namun belakangan ini, banyak anak muda Korsel yang masih memakainya baik di dalam maupun luar ruangan dengan alasan berbagai macam, mulai dari tren mask fishing hingga masalah harga diri.
Lantas seperti apa alasan anak muda Korsel menjadikan masker sebagai tren yang dimaksud itu, berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
1. Tren Mask Fishing
Selama pandemi Covid-19 hampir semua negara, termasuk Korsel menjadikan masker sebagai kebutuhan pokok. Jenis atau tipe masker yang digunakannya pun cukup beragam, mulai dari yang biasa hingga KF94 (setara dengan N95).
Masker KF94 ini menjadi yang paling populer karena dipakai oleh banyak publik figur, influencer, pejabat hingga artis TikTok. Seperti, Sooyeun ParkSooyeun Park ia sering membuat video Tiktok yang berisi pro dan kontra dari memakai masker KF94 di Korsel.
Walaupun masker KF94 sebenarnya membuat pemakainya sulit bernapas, semua orang - mulai dari anak TK sampai manula - menggunakannya.
Alasan di balik popularitas masker ini cukup sederhana yakni warga ingin melindungi diri mereka dan orang lain dari penyebaran virus.
Tak hanya itu, penampilan masih memiliki peran penting dalam membuat remaja dan orang muda tetap ingin memakai masker.
Bahkan, sempat muncul istilah magikkun, yang berarti seseorang terlihat lebih rupawan saat memakai masker. Kata tersebut mulai banyak digunakan di media sosial Korea Selatan.
Magikkun sendiri merupakan gabungan antara kata "mask" dan "sagikkun" yang artinya penipu dalam bahasa Korea. Sehingga, kata tersebut digunakan untuk menyebut penampilan bermasker seseorang adalah tipu muslihat.
Frasa serupa juga banyak digunakan di media sosial dengan sebutan mask fishing yang diambil dari istilah catfishing, artinya untuk menggambarkan pemalsuan identitas sesorang, khususnya di ruang daring. Namun, kali ini penipuan dilakukan dengan masker.
Di Tiktok, terdapat ribuan unggahan video yang menggunakan tagar #maskfishing. Kebanyakan dari konten itu terdiri dari remaja dan orang muda yang melakukan tantangan viral bertajuk "Apakah saya mask fishing?"
Model dan influencer asal Korea Selatan, Hanna Kim, yang dinobatkan sebagai Miss Universe Korea 2022, mengatakan bahwa dia pernah mengalami hal yang mirip dengan mask fishing saat diajak berkencan oleh seorang pria pengguna masker.
"Saya harus membuat keputusan sulit dan mengatakan Saya minta maaf tapi sepertinya ini tidak bisa berlanjut," kata Hanna Kim yang akhirnya merasa kecewa ketika pria itu melepas maskernya.
"Saya dulu sering khawatir apakah orang akan berpikir muka saya ketika menggunakan masker dan tanpa masker akan terlihat beda. Walaupun alasan utama menggunakan masker tentu adalah Covid," tambahnya.
Bahkan, kata dia, ada banyak teman-temannya yang merasa lebih nyaman menggunakan masker karena mereka tidak perlu merias wajah dengan makeup atau mereka bisa menyembunyikan masalah kulit.
2. Masalah Harga Diri
GiggleHanna Kim (kanan) membahas manfaat memakai masker di channel YouTube 'Giggle' yang mencapai lebih dari setengah juta tontonan dalam satu bulan.
Aktris dan pembuat konten Korea Selatan, Sooyeun Park, setuju dengan pernyataan Miss Universe Korea 2022. Ia menjelaskan bahwa magikkun di Korea Selatan jauh melampaui fenomena global yang disebut "mask fishing".
"Banyak orang dewasa memakai masker untuk mencegah (penyakit), tetapi menurut saya anak muda kebanyakan memakai masker demi penampilan," kata dia.
Sebuah video YouTube menunjukkan beberapa orang muda Korea yang membicarakan anak-anak SMA yang bahkan rela tidak makan siang karena mereka tidak ingin melepas masker. Sementara, beberapa dari mereka hanya makan dengan mengangkat masker sedikit di atas dagu.
Survei terbaru yang menerima tanggapan dari 435 remaja Korea Selatan juga mendukung hal ini. Hasil survei itu menunjukkan bahwa masker tidak hanya digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19, tetapi juga untuk "menutupi muka".
Survei itu juga menunjukkan bahwa semakin sering orang menutup wajah mereka, semakin rendah harga diri sosial mereka sebenarnya.
Video-video Tiktok kreasi Sooyeun Park, yang membuat lelucon seputar pemakaian masker, menjadi cukup populer di kalangan orang muda.
"Karena anak-anak sudah memakai masker sejak usia dini dan lama sekali, beberapa tidak merasa nyaman untuk menunjukkan wajah asli mereka. Terutama mereka yang pernah disebut-sebut oleh orang lain sebagai magikkun. Mereka tidak mau melepas masker," kata dia.
"Karena kita hidup dalam masyarakat yang sangat peduli dengan penampilan, saya pikir anak-anak terpengaruh oleh itu.
3. Larangan Pakai Masker di Aplikasi Kencan
Stiker sudah divaksin Covid muncul pada profil Tinder, sebuah aplikasi kencan. Banyak aplikasi yang sepertinya memanfaatkan fenomena magikkun.
Ada beberapa aplikasi yang mengklaim bisa mengukur kekuatan magikkun dengan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dapat menganalisa muka bermasker-mu dan menebak muka aslimu.
Sebagian besar dari aplikasi kencan di Korea Selatan pun sudah melarang penggunanya mengunggah foto-foto mereka yang menggunakan masker setelah menerima banyak keluhan tentang muka orang yang mereka temui terlihat berbeda dari foto dengan masker.
Banyak orang muda Korea Selatan di Tiktok mengatakan penampilan sangat penting bagi mereka. Faktor penting lain yang membuat orang Korea enggan melepas masker adalah tekanan sosial. Meskipun mereka sudah boleh melepas masker di ruang terbuka sejak Mei lalu, banyak yang terus menggunakan masker.
Berdasarkan hasil survei terbaru oleh Kamar Dagang dan Industri Korea (KCCI), yang diterbitkan sebelum pemerintah mencabut kebijakan bermasker di ruang tertutup, tiga dari empat orang Korea ingin peraturan itu dihilangkan.
Sebanyak 40 persen dari responden menyatakan alasan utama adalah memulihkan hak untuk bernapas. Tetapi video-video di media sosial yang menggambarkan situasi di mana orang-orang merasa lebih nyaman secara sosial, bukan secara fisik, ketika menggunakan masker sudah ditonton jutaan kali.
Maka, bisa disimpulkan bahwa alasan utama orang memakai masker di Korea Selatan adalah tekanan sosial yang muncul dari melihat semua orang sekitar memakai masker.
Dalam salah satu video Tiktoknya, Sooyeun Park berpura-pura membuang maskernya ketika kebijakan memakai masker di luar dicabut. Namun, ia memakai masker itu lagi ketika ia menyadari tak ada seorang pun yang ikut melepas maskernya.
Dia mengatakan dirinya akan tetap menggunakan masker meskipun kebijakannya sudah dicabut. "Ketika rasanya aneh menggunakan masker karena orang lain tidak memakainya, baru saya akan melepas maskerku," ungkapnya.
Ada juga banyak alasan lain yang melatarbelakangi penggunaan masker di Korea Selatan. Bahkan sebelum muncul pandemi Covid-19, masker tipe KF94 untuk melindungi dari butiran debu dan udara dingin.
"Kebanyakan orang sekarang menggunakan masker karena dingin. Anda harus menutupi diri dari udara dingin sebisa mungkin," ungkap warga Seoul.
Tak hanya itu, masker juga disebut "mahaeja" yang populer di kalangan orang muda Korsel, yang artinya kebalikan dari "magikkun" dan ketika diartikan menjadi "korban masker".
Sebagaimana diketahui, pemerintah negeri ginseng itu telah mencabut kewajiban memakai masker sejak Mei 2022. Kemudian pada pada 30 Januari 2023 diumumkan juga pencabutan memakai masker di dalam ruangan dengan pengecualian di moda transportasi umum dan rumah sakit.
Namun belakangan ini, banyak anak muda Korsel yang masih memakainya baik di dalam maupun luar ruangan dengan alasan berbagai macam, mulai dari tren mask fishing hingga masalah harga diri.
Lantas seperti apa alasan anak muda Korsel menjadikan masker sebagai tren yang dimaksud itu, berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
1. Tren Mask Fishing
Selama pandemi Covid-19 hampir semua negara, termasuk Korsel menjadikan masker sebagai kebutuhan pokok. Jenis atau tipe masker yang digunakannya pun cukup beragam, mulai dari yang biasa hingga KF94 (setara dengan N95).
Masker KF94 ini menjadi yang paling populer karena dipakai oleh banyak publik figur, influencer, pejabat hingga artis TikTok. Seperti, Sooyeun ParkSooyeun Park ia sering membuat video Tiktok yang berisi pro dan kontra dari memakai masker KF94 di Korsel.
Walaupun masker KF94 sebenarnya membuat pemakainya sulit bernapas, semua orang - mulai dari anak TK sampai manula - menggunakannya.
Alasan di balik popularitas masker ini cukup sederhana yakni warga ingin melindungi diri mereka dan orang lain dari penyebaran virus.
Tak hanya itu, penampilan masih memiliki peran penting dalam membuat remaja dan orang muda tetap ingin memakai masker.
Bahkan, sempat muncul istilah magikkun, yang berarti seseorang terlihat lebih rupawan saat memakai masker. Kata tersebut mulai banyak digunakan di media sosial Korea Selatan.
Magikkun sendiri merupakan gabungan antara kata "mask" dan "sagikkun" yang artinya penipu dalam bahasa Korea. Sehingga, kata tersebut digunakan untuk menyebut penampilan bermasker seseorang adalah tipu muslihat.
Frasa serupa juga banyak digunakan di media sosial dengan sebutan mask fishing yang diambil dari istilah catfishing, artinya untuk menggambarkan pemalsuan identitas sesorang, khususnya di ruang daring. Namun, kali ini penipuan dilakukan dengan masker.
Di Tiktok, terdapat ribuan unggahan video yang menggunakan tagar #maskfishing. Kebanyakan dari konten itu terdiri dari remaja dan orang muda yang melakukan tantangan viral bertajuk "Apakah saya mask fishing?"
Model dan influencer asal Korea Selatan, Hanna Kim, yang dinobatkan sebagai Miss Universe Korea 2022, mengatakan bahwa dia pernah mengalami hal yang mirip dengan mask fishing saat diajak berkencan oleh seorang pria pengguna masker.
"Saya harus membuat keputusan sulit dan mengatakan Saya minta maaf tapi sepertinya ini tidak bisa berlanjut," kata Hanna Kim yang akhirnya merasa kecewa ketika pria itu melepas maskernya.
"Saya dulu sering khawatir apakah orang akan berpikir muka saya ketika menggunakan masker dan tanpa masker akan terlihat beda. Walaupun alasan utama menggunakan masker tentu adalah Covid," tambahnya.
Bahkan, kata dia, ada banyak teman-temannya yang merasa lebih nyaman menggunakan masker karena mereka tidak perlu merias wajah dengan makeup atau mereka bisa menyembunyikan masalah kulit.
2. Masalah Harga Diri
GiggleHanna Kim (kanan) membahas manfaat memakai masker di channel YouTube 'Giggle' yang mencapai lebih dari setengah juta tontonan dalam satu bulan.
Aktris dan pembuat konten Korea Selatan, Sooyeun Park, setuju dengan pernyataan Miss Universe Korea 2022. Ia menjelaskan bahwa magikkun di Korea Selatan jauh melampaui fenomena global yang disebut "mask fishing".
"Banyak orang dewasa memakai masker untuk mencegah (penyakit), tetapi menurut saya anak muda kebanyakan memakai masker demi penampilan," kata dia.
Sebuah video YouTube menunjukkan beberapa orang muda Korea yang membicarakan anak-anak SMA yang bahkan rela tidak makan siang karena mereka tidak ingin melepas masker. Sementara, beberapa dari mereka hanya makan dengan mengangkat masker sedikit di atas dagu.
Survei terbaru yang menerima tanggapan dari 435 remaja Korea Selatan juga mendukung hal ini. Hasil survei itu menunjukkan bahwa masker tidak hanya digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19, tetapi juga untuk "menutupi muka".
Survei itu juga menunjukkan bahwa semakin sering orang menutup wajah mereka, semakin rendah harga diri sosial mereka sebenarnya.
Video-video Tiktok kreasi Sooyeun Park, yang membuat lelucon seputar pemakaian masker, menjadi cukup populer di kalangan orang muda.
"Karena anak-anak sudah memakai masker sejak usia dini dan lama sekali, beberapa tidak merasa nyaman untuk menunjukkan wajah asli mereka. Terutama mereka yang pernah disebut-sebut oleh orang lain sebagai magikkun. Mereka tidak mau melepas masker," kata dia.
"Karena kita hidup dalam masyarakat yang sangat peduli dengan penampilan, saya pikir anak-anak terpengaruh oleh itu.
3. Larangan Pakai Masker di Aplikasi Kencan
Stiker sudah divaksin Covid muncul pada profil Tinder, sebuah aplikasi kencan. Banyak aplikasi yang sepertinya memanfaatkan fenomena magikkun.
Ada beberapa aplikasi yang mengklaim bisa mengukur kekuatan magikkun dengan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dapat menganalisa muka bermasker-mu dan menebak muka aslimu.
Sebagian besar dari aplikasi kencan di Korea Selatan pun sudah melarang penggunanya mengunggah foto-foto mereka yang menggunakan masker setelah menerima banyak keluhan tentang muka orang yang mereka temui terlihat berbeda dari foto dengan masker.
Banyak orang muda Korea Selatan di Tiktok mengatakan penampilan sangat penting bagi mereka. Faktor penting lain yang membuat orang Korea enggan melepas masker adalah tekanan sosial. Meskipun mereka sudah boleh melepas masker di ruang terbuka sejak Mei lalu, banyak yang terus menggunakan masker.
Berdasarkan hasil survei terbaru oleh Kamar Dagang dan Industri Korea (KCCI), yang diterbitkan sebelum pemerintah mencabut kebijakan bermasker di ruang tertutup, tiga dari empat orang Korea ingin peraturan itu dihilangkan.
Sebanyak 40 persen dari responden menyatakan alasan utama adalah memulihkan hak untuk bernapas. Tetapi video-video di media sosial yang menggambarkan situasi di mana orang-orang merasa lebih nyaman secara sosial, bukan secara fisik, ketika menggunakan masker sudah ditonton jutaan kali.
Maka, bisa disimpulkan bahwa alasan utama orang memakai masker di Korea Selatan adalah tekanan sosial yang muncul dari melihat semua orang sekitar memakai masker.
Dalam salah satu video Tiktoknya, Sooyeun Park berpura-pura membuang maskernya ketika kebijakan memakai masker di luar dicabut. Namun, ia memakai masker itu lagi ketika ia menyadari tak ada seorang pun yang ikut melepas maskernya.
Dia mengatakan dirinya akan tetap menggunakan masker meskipun kebijakannya sudah dicabut. "Ketika rasanya aneh menggunakan masker karena orang lain tidak memakainya, baru saya akan melepas maskerku," ungkapnya.
Ada juga banyak alasan lain yang melatarbelakangi penggunaan masker di Korea Selatan. Bahkan sebelum muncul pandemi Covid-19, masker tipe KF94 untuk melindungi dari butiran debu dan udara dingin.
"Kebanyakan orang sekarang menggunakan masker karena dingin. Anda harus menutupi diri dari udara dingin sebisa mungkin," ungkap warga Seoul.
Tak hanya itu, masker juga disebut "mahaeja" yang populer di kalangan orang muda Korsel, yang artinya kebalikan dari "magikkun" dan ketika diartikan menjadi "korban masker".
(hri)