Bruce Willis Didiagnosa Idap Demensia 'Menyakitkan' yang Pengaruhi Kemampuan Komunikasinya
loading...
A
A
A
HOLLYWOOD - Bruce Willis mengidap demensia yang 'menyakitkan'. Penyakit itu telah mempengaruhi kemampuan berkomunikasi sang aktor laga Hollywood.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh keluarga Bruce Willis. Hollywood Reporter melaporkan, mantan suami Demi Moore ini mengidap demensia frontotemporal (FTD) yang menghambat kemampuannya untuk berkomunikasi.
"Meski menyakitkan, lega akhirnya diagnosis yang jelas keluar," demikian bunyi pernyataan resmi keluarga Bruce Willis, dikutip Jumat (17/2/2023).
"FTD adalah penyakit kejam yang belum pernah kami dengar sebelumnya, dan penyakit ini bisa menyerang siapa saja," tambah pernyataan tersebut.
Mengacu pada Asosiasi Alzheimer, FTD merupakan sekelompok gangguan yang disebabkan oleh hilangnya sel saraf progresif di lobus frontal otak (area di belakang dahi) atau lobus temporal (area di belakang telinga). Kerusakan sel saraf menyebabkan hilangnya fungsi di daerah otak dan dapat menyebabkan penurunan perilaku, kepribadian dan/atau kesulitan berbicara, serta susah berkomunikasi.
Pengobatan dapat membantu mengurangi iritabilitas dan depresi. "Tapi, tidak ada perawatan khusus untuk FTD. Kondisi demensia tipe ini mudah mengalami perburukan seiring berjalannya waktu," tulis laporan Hollywood Reporter.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh keluarga Bruce Willis. Hollywood Reporter melaporkan, mantan suami Demi Moore ini mengidap demensia frontotemporal (FTD) yang menghambat kemampuannya untuk berkomunikasi.
"Meski menyakitkan, lega akhirnya diagnosis yang jelas keluar," demikian bunyi pernyataan resmi keluarga Bruce Willis, dikutip Jumat (17/2/2023).
"FTD adalah penyakit kejam yang belum pernah kami dengar sebelumnya, dan penyakit ini bisa menyerang siapa saja," tambah pernyataan tersebut.
Mengacu pada Asosiasi Alzheimer, FTD merupakan sekelompok gangguan yang disebabkan oleh hilangnya sel saraf progresif di lobus frontal otak (area di belakang dahi) atau lobus temporal (area di belakang telinga). Kerusakan sel saraf menyebabkan hilangnya fungsi di daerah otak dan dapat menyebabkan penurunan perilaku, kepribadian dan/atau kesulitan berbicara, serta susah berkomunikasi.
Pengobatan dapat membantu mengurangi iritabilitas dan depresi. "Tapi, tidak ada perawatan khusus untuk FTD. Kondisi demensia tipe ini mudah mengalami perburukan seiring berjalannya waktu," tulis laporan Hollywood Reporter.
(tsa)