Sempat Dianggap Memanfaatkan Keadaan Demi Mencapai Popularitas, Fuji: Aku Depresi Ketakutan
loading...
A
A
A
memang Fuji masih belum sanggup untuk mencurahkan apa yang dirasakannya. Denny berusaha memahami perjalanan panjang yang dialami Fuji dengan cobaan yang berat.
"Pelan-pelan aja, udah setahun lebih perjalanan kamu. Itu capek lho untuk menjalaninya satu tahun itu," ujar Denny Sumargo.
Fuji merasa kebanyakan orang selalu saja menanyakan tentang perasaannya menjadi sosok yang terkenal ketimbang menanyakan tentang apa yang dirasakannya selama ini. Hal itu seringkali membuatnya tertekan.
"Kalau dulu orang tuh nanyanya tentang 'gimana rasanya jadi Fuji yang sekarang?' bukan nanya 'gimana rasanya jadi Fuji yang dulu?' Orang tuh kayak 'enak ya punya duit banyak, enak ya terkenal, enak ya pengin apa aja gampang,' jarang orang nanya 'lo tuh sehancur apa sih dulu'," ungkap Fuji.
Fuji semakin merasa tertekan dan takut lantaran merasa bahwa banyak orang yang menyalahkannya, termasuk menghubungkannya dengan penyebab kematian sang kakak yang terjadi tepat satu hari setelah perayaan ulang tahunnya.
Fuji juga merasa banyak orang menudingnya memanfaatkan kondisi kehilangan itu untuk meraih popularitasnya. Padahal saat itu dirinya masih dalam keadaan berduka dan hatinya hancur lantaran kehilangan dua orang yang dicintainya, terlebih secara mendadak.
"Pas awal naik (terkenal) aku tuh takut banget, aku ngerasanya semua orang nyalahin aku kayak 'musibah, tumbal, memanfaatkan keadaan' padahal nggak ada yang mau lah keluarga kita meninggal," jelasnya.
Lihat Juga: Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
"Pelan-pelan aja, udah setahun lebih perjalanan kamu. Itu capek lho untuk menjalaninya satu tahun itu," ujar Denny Sumargo.
Fuji merasa kebanyakan orang selalu saja menanyakan tentang perasaannya menjadi sosok yang terkenal ketimbang menanyakan tentang apa yang dirasakannya selama ini. Hal itu seringkali membuatnya tertekan.
"Kalau dulu orang tuh nanyanya tentang 'gimana rasanya jadi Fuji yang sekarang?' bukan nanya 'gimana rasanya jadi Fuji yang dulu?' Orang tuh kayak 'enak ya punya duit banyak, enak ya terkenal, enak ya pengin apa aja gampang,' jarang orang nanya 'lo tuh sehancur apa sih dulu'," ungkap Fuji.
Fuji semakin merasa tertekan dan takut lantaran merasa bahwa banyak orang yang menyalahkannya, termasuk menghubungkannya dengan penyebab kematian sang kakak yang terjadi tepat satu hari setelah perayaan ulang tahunnya.
Fuji juga merasa banyak orang menudingnya memanfaatkan kondisi kehilangan itu untuk meraih popularitasnya. Padahal saat itu dirinya masih dalam keadaan berduka dan hatinya hancur lantaran kehilangan dua orang yang dicintainya, terlebih secara mendadak.
"Pas awal naik (terkenal) aku tuh takut banget, aku ngerasanya semua orang nyalahin aku kayak 'musibah, tumbal, memanfaatkan keadaan' padahal nggak ada yang mau lah keluarga kita meninggal," jelasnya.
Lihat Juga: Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
(hri)