7 Komunitas Unik di Dunia, Ada Kumpulan Orang Mati dan Bertubuh Mini

Senin, 13 Maret 2023 - 17:23 WIB
loading...
7 Komunitas Unik di Dunia, Ada Kumpulan Orang Mati dan Bertubuh Mini
Komunitas Orang Mini di China. Foto/The Diplomat
A A A
JAKARTA - Komunitas adalah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, dan pada umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Hobi yang ditekuni oleh beberapa komunitas pun terkadang unik. Ada komunitas orang mini di China hingga kumpulan orang yang sudah mengaku mati. Nah berikut ini 10 komunitas unik yang ada di dunia :

1. Komunitas Otaku Jepang

7 Komunitas Unik di Dunia, Ada Kumpulan Orang Mati dan Bertubuh Mini

Komunitas Otaku. Foto/ReelRundown

Otaku merupakan sebuah istilah Jepang yang digunakan untuk orang-orang yang menekuni atau menyukai hobi tertentu. Di luar Jepang sendiri, istilah otaku sudah terkenal sejak tahun 1990-an. Awalnya, otaku dikenal sebagai orang-orang yang berpenampilan culun, namun sangat lihai dalam menggunakan komputer, memainkan video game, dan perangkat listrik lainnya. Otaku juga identik menggunakan kacamata, kemeja kotak-kotak, dan ransel. Seiring berjalannya waktu, otaku lebih dikenal sebagai orang yang sangat menyukai anime Jepang. Melansir laman JW Magazine, jumlah otaku semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu terjadi karena persebaran anime terus dilakukan ke berbagi negara di dunia.



2. Komunitas La Sape di Kongo

7 Komunitas Unik di Dunia, Ada Kumpulan Orang Mati dan Bertubuh Mini

Komunitas La Sape. Foto/IST

Kongo masuk dalam jajaran 10 negara paling miskin di dunia. Meskipun begitu, di negara ini terdapat sebuah komunitas bernama Le Sape atau Society of Atmosphere setters and Elegant People. Komunitas ini unik, lantaran selalu berbusana trendi dan mencuri perhatian, meskipun anggota komunitasnya hidup di tengah kemiskinan. Sebagian besar anggota Le Sape bekerja sebagai petani, tukang kayu, hingga sopir taksi.

Keberadaan komunitas ini bisa ditelusuri sejak masa kolonial Prancis pada abad ke-20. Para penjajah Prancis memberikan pakaian-pakaian bergaya Eropa (meskipun bekas) ke orang-orang Afrika, termasuk Kongo. La Sape dibentuk di Brazzaville, sebagai sebuah bentuk ekspresi sosial masyarakat jajahan. Komunitas ini dikenal hingga seluruh dunia dan menjadi inspirasi bagi banyak masyarakat.

3. Komunitas CrossDresser
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1612 seconds (0.1#10.140)