Sandiaga Kembangkan Potensi Wisata Kesehatan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno tengah mengembangkan potensi wisata kesehatan atau medical tourism Indonesia. Hal ini menyusul banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri.
Sandiaga bersama kementerian dan lembaga terkait tengah menggodok pengembangan wisata kesehatan di dalam negeri. Rencana tersebut akan segera terealisasi, setelah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan investasi senilai USD6 miliar - USD8 miliar atau Rp89 triliun - Rp119 triliun dari para investor asing maupun domestik.
Namun, untuk mengembangkan wisata kesehatan di Indonesia, harus ada perubahan sejumlah regulasi. Ini bertujuan membuka lebih luas kesempatan kolaborasi dengan negara-negara tetangga yang memang sudah lebih dahulu mengembangkan tema wisata tersebut.
"Harus ada perubahan regulasi yang nantinya akan lebih membuka agar industri kesehatan bisa berkolaborasi dengan negara-negara tetangga," kata Sandiaga saat acara Investor Roundtable Discussion with Minister or Tourism and Creative Economy of Indonesia, di Park Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023).
Sampai saat ini, Kemenparekraf telah menetapkan dua lokasi yang rencananya akan dikembangkan sebagai kawasan wisata kesehatan. Lokasi tersebut adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan dan Kawasan Ekonimi Khusus Kura-Kura Bali.
"Dua KEK ini sudah siap mendukung untuk pengembangan medical tourism kita," jelas Sandiaga.
Selain wisata kesehatan, Kemenparekraf juga tengah mendorong pembangunan marina di Bali guna menarik wisatawan bahari yang tengah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Pembangunan marina ini diharapkan dapat membuka peluang agar bisa menarik wisatawan bahari melalui cruise maupun yacht. Tak hanya Bali, kita akan bangun di Labuan Bajo, Lombok, dan beberapa destinasi lain," tandasnya.
Sandiaga bersama kementerian dan lembaga terkait tengah menggodok pengembangan wisata kesehatan di dalam negeri. Rencana tersebut akan segera terealisasi, setelah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan investasi senilai USD6 miliar - USD8 miliar atau Rp89 triliun - Rp119 triliun dari para investor asing maupun domestik.
Namun, untuk mengembangkan wisata kesehatan di Indonesia, harus ada perubahan sejumlah regulasi. Ini bertujuan membuka lebih luas kesempatan kolaborasi dengan negara-negara tetangga yang memang sudah lebih dahulu mengembangkan tema wisata tersebut.
"Harus ada perubahan regulasi yang nantinya akan lebih membuka agar industri kesehatan bisa berkolaborasi dengan negara-negara tetangga," kata Sandiaga saat acara Investor Roundtable Discussion with Minister or Tourism and Creative Economy of Indonesia, di Park Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023).
Sampai saat ini, Kemenparekraf telah menetapkan dua lokasi yang rencananya akan dikembangkan sebagai kawasan wisata kesehatan. Lokasi tersebut adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan dan Kawasan Ekonimi Khusus Kura-Kura Bali.
"Dua KEK ini sudah siap mendukung untuk pengembangan medical tourism kita," jelas Sandiaga.
Selain wisata kesehatan, Kemenparekraf juga tengah mendorong pembangunan marina di Bali guna menarik wisatawan bahari yang tengah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Pembangunan marina ini diharapkan dapat membuka peluang agar bisa menarik wisatawan bahari melalui cruise maupun yacht. Tak hanya Bali, kita akan bangun di Labuan Bajo, Lombok, dan beberapa destinasi lain," tandasnya.
(dra)