Apakah Rokok Herbal Lebih Aman Dikonsumsi?

Kamis, 15 Juni 2023 - 08:21 WIB
loading...
Apakah Rokok Herbal Lebih Aman Dikonsumsi?
Rokok herbal kini muncul sebagai alternatif baru bagi perokok. Foto Ilustrasi/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Rokok herbal kini muncul sebagai alternatif baru bagi perokok. Rokok ini diklaim lebih aman dikonsumsi. Benarkah demikian?

Rokok diketahui mengandung zat adiktif berbahaya yang dapat merusak organ tubuh. Walau demikian, rokok masih saja digemari banyak orang dari tahun ke tahun. Melihat efek samping yang disebabkan oleh rokok, kemunculan rokok herbal lantas "disambut baik" lantaran diklaim lebih aman dikonsumsi ketimbang rokok tembakau.

Sekadar informasi, di Indonesia sendiri jumlah perokok dewasa mengalami peningkatan dalam sepuluh tahun terakhir. Menurut data Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat penambahan jumlah perokok dewasa sebesar 8,8 juta orang.



Sebagai catatan, di tahun 2011 jumlah perokok di Indonesia sudah mencapai 60,3 juta dan angkanya kini melonjak menjadi 69,1 juta. Akan tetapi, prevalensi merokok di Indonesia mengalami penurunan dari 1,8 persen menjadi 1,6 persen.

Rokok pada umumnya mengandung zat berbahaya seperti nikotin dan tar yang bersifat karsinogenik atau berpotensi memicu sel-sel kanker. Jadi pertanyaan sekarang, apakah ada alternatif untuk merokok yang aman?

Rokok herbal lantas muncul. Tapi, benarkah rokok ini memang aman?

Ternyata tidak demikian. Walaupun rokok herbal memiliki label herbal dan bahan-bahannya terdiri dari tumbuh-tumbuhan, namun pada dasarnya rokok herbal tidak jauh berbeda dari rokok tembakau. Kandungan tumbuhan dalam rokok herbal yaitu:

1. Passiflora.
2. Rambut jagung.
3. Kembang mawar.
4. Daun teratai.
5. Akar licorice.
6. Melati.
7. Ginseng.
8. Semanggi merah.

Jenis rokok lain yang dianggap "natural" adalah bidis dan rokok cengkeh atau yang dikenal sebagai kretek. Dua jenis rokok herbal itu pun sebenarnya masih mengandung tembakau di dalamnya.

Rokok cengkeh atau disebut juga kretek, mengandung campuran tembakau dan cengkeh. Persentase kandungan tembakau sekitar 60 persen-70 persen, sedangkan untuk kandungan cengkeh mengandung 30 persen-40 persen. Kretek juga mengandung minyak cengkeh serta zat adiktif lain.

Jenis rokok herbal lain adalah bidi. Bidi memiliki beragam rasa. Rokok ini tidak disaring dan termasuk populer untuk perokok remaja maupun dewasa. Bentuknya lebih tipis dari rokok tembakau, dapat digulung, lalu diikat dengan ikatan warna-warni di tiap ujungnya.



Kandungan rasa yang terdapat dalam bidi ada cokelat dan buah-buahan seperti ceri, jeruk, ataupun stroberi. Harga bidi juga lebih murah dari rokok tembakau. Walaupun kandungan tembakau dalam bidi lebih sedikit, rokok ini mengandung lebih banyak nikotin.

Dari penemuan yang ada, rokok herbal yang diklaim sebagai alternatif ini memberi dampak yang lebih parah dari produk rokok konvensional. Dilansir dari jurnal PubMed Central, tidak ditemukan dampak baik bagi tubuh setelah mengonsumsi rokok herbal. Perokok yang menggunakan rokok herbal justru semakin sering merokok dan tidak membantu untuk menghentikan perokok tidak merokok lagi.

Bahaya rokok herbal sama dengan rokok tembakau. Hal ini dikarenakan tumbuhan dalam rokok herbal yang dibakar mengandung tar, karbon monoksida, dan zat berbahaya lain. Saat seorang perokok menghirup asap rokok herbal, perokok tersebut menghirup toksin berbahaya yang langsung masuk ke dalam paru-paru.

Kini, rokok herbal pun diharuskan mencantumkan label peringatan berbahaya untuk kesehatan oleh Federal Trade Commission (FTC) atau Komisi Perdagangan Federal. Artinya, rokok herbal tidak menjamin lebih aman dikonsumsi dan terhindar dari penyakit berbahaya seperti kanker paru-paru. MG/Shavna Dewati Setiawan
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3850 seconds (0.1#10.140)