Dukungan Nyata bagi Industri Perfilman Bangkit di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
“IMA Awards 2020 hadir di tengah pandemi setelah selama beberapa bulan tidak ada acara apresiasi. Mereka bekerja keras sebagai bagian dari industri. Upaya menyemangati sebenarnya bukan hanya untuk insan film, tapi semua pihak yang terlibat. Penting bagi kita untuk saling bekerjasama dan selalu menyemangati. Momennya menjadi sangat penting buat IMA tahun ini,” beber Lukman.
Raja dangdut Rhoma Irama menambahkan, gelaran IMA Awards 2020 menjadi momentum bagi industri film Tanah Air untuk bangkit karena sekarang masyarakat Indonesia sudah menyukai film nasional. Tidak seperti 10-20 tahun lalu. Kini ada banyak film Indonesia yang berpredikat box office dengan pencapaian di atas 1 juta penonton dan ini satu peluang bagi sineas Tanah Air untuk terus berinovasi, bersaing dengan film-film luar negeri.
“Pandemi ini membuat tidak hanya sineas, tapi juga industrinya, terpukul. Termasuk seluruh aspek kehidupan masyarakat, terpuruk. Sampai sekarang pun bioskop belum bisa dibuka, syuting harus dengan persyaratan yang berat sekali. Ini satu ujian yang mesti kita terima, tapi kita harus bisa berinovasi. Bagaimana kita bisa tetap berkreasi dalam kondisi seperti ini,” ungkap Rhoma.
Tahun ini merupakan kali ke-14 penyelenggaraan IMA Awards. Ajang kali ini diikuti oleh 63 judul film yang kemudian disaring menjadi 10 film. Dari jumlah tersebut berhasil terpilih 17 kategori penghargaan yang terdiri dari 8 kategori terbaik berdasarkan pilihan juri, 7 kategori terfavorit pilihan masyarakat melalui voting, serta 2 kategori spesial yaitu Lifetime Achievement dan Special Awards. ( )
Tahun ini menghadirkan tujuh juri yang menilai film-film yang berkompetisi untuk kategori terbaik. Mereka adalah Marcella Zalianty sebagai Ketua Dewan Juri. Diikuti aktor Lukman Sardi, Oka Antara, Prilly Latuconsina, Salman Aristo (penulis dan produser), Robert Ronny (produser), dan Fajar Bustomi (sutradara).
Raja dangdut Rhoma Irama menambahkan, gelaran IMA Awards 2020 menjadi momentum bagi industri film Tanah Air untuk bangkit karena sekarang masyarakat Indonesia sudah menyukai film nasional. Tidak seperti 10-20 tahun lalu. Kini ada banyak film Indonesia yang berpredikat box office dengan pencapaian di atas 1 juta penonton dan ini satu peluang bagi sineas Tanah Air untuk terus berinovasi, bersaing dengan film-film luar negeri.
“Pandemi ini membuat tidak hanya sineas, tapi juga industrinya, terpukul. Termasuk seluruh aspek kehidupan masyarakat, terpuruk. Sampai sekarang pun bioskop belum bisa dibuka, syuting harus dengan persyaratan yang berat sekali. Ini satu ujian yang mesti kita terima, tapi kita harus bisa berinovasi. Bagaimana kita bisa tetap berkreasi dalam kondisi seperti ini,” ungkap Rhoma.
Tahun ini merupakan kali ke-14 penyelenggaraan IMA Awards. Ajang kali ini diikuti oleh 63 judul film yang kemudian disaring menjadi 10 film. Dari jumlah tersebut berhasil terpilih 17 kategori penghargaan yang terdiri dari 8 kategori terbaik berdasarkan pilihan juri, 7 kategori terfavorit pilihan masyarakat melalui voting, serta 2 kategori spesial yaitu Lifetime Achievement dan Special Awards. ( )
Tahun ini menghadirkan tujuh juri yang menilai film-film yang berkompetisi untuk kategori terbaik. Mereka adalah Marcella Zalianty sebagai Ketua Dewan Juri. Diikuti aktor Lukman Sardi, Oka Antara, Prilly Latuconsina, Salman Aristo (penulis dan produser), Robert Ronny (produser), dan Fajar Bustomi (sutradara).
(tsa)