Wanita 70 Tahun di Jepang Jadi Korban Meninggal Pertama akibat Virus Oz

Senin, 26 Juni 2023 - 12:53 WIB
loading...
Wanita 70 Tahun di Jepang Jadi Korban Meninggal Pertama akibat Virus Oz
Seorang wanita berusia 70-an di Jepang menjadi korban meninggal dunia pertama karena terinfeksi virus Oz akibat miokarditis yang disebabkan oleh gigitan kutu. Foto Ilustrasi/Japantimes
A A A
TOKYO - Virus Oz telah memakan korban jiwa pertama. Yaitu seorang wanita berusia 70-an asal Jepang, yang baru-baru ini dilaporkan meninggal dunia karena terinfeksi akibat miokarditis yang disebabkan oleh gigitan kutu.

Kementerian Kesehatan setempat mengungkapkan, wanita tersebut sebenarnya tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri. Namun, pada musim panas 2022, ia sempat mengunjungi institusi medis karena beberapa gejala yang dialaminya, mulai demam, kelelahan, dan nyeri sendi.

Karena diduga menderita pneumonia, dia lantas diresepkan antibiotik. Namun, gejalanya justru semakin memburuk hingga membuatnya harus dirawat di Rumah Sakit Tsukuba Medical Center.



Saat dibawa ke rumah sakit, tim medis menemukan kutu yang keras menghisap darah di pangkal paha kanan si wanita. Lalu, satu bulan kemudian, wanita tersebut dinyatakan meninggal karena miokarditis.

Menurut National Institute of Infectious Diseases (NIID), virus Oz pertama kali terdeteksi pada 2018 di jenis kutu keras yang nama ilmiahnya adalah amblyomma testudinarium, di Prefektur Ehime. Antibodi untuk virus Oz telah terdeteksi pada hewan liar seperti kera Jepang, babi hutan, serta rusa di Prefektur Chiba, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi, dan Oita.

Tes darah dari 24 pemburu di Prefektur Yamaguchi juga menemukan bahwa dua dari mereka dinyatakan positif antibodi virus Oz. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan mereka mungkin pernah terinfeksi virus tersebut sebelumnya.

Menurut kementerian setempat, virus Oz sejauh ini belum ditemukan di luar Jepang. Kutu penyebab virus ini memiliki ciri sisik keras dan berukuran sekitar 3 hingga 4 milimeter, berbeda dari kutu yang sering ditemukan di dalam ruangan dan paling sering ditemukan di hutan ataupun semak-semak.

Pakar patologi menular di NIID, Tadaki Suzuki mengatakan, karena ini adalah kasus fatal pertama yang dikonfirmasi, sulit untuk menilai tingkat keparahan atau bahaya virus pada saat ini.



“Kasus ini menunjukkan bahwa virus dapat menyebabkan gejala yang parah, termasuk kematian. Tetapi, deteksi orang dengan antibodi di masa lalu juga menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin tidak mengalami atau hanya menunjukkan gejala ringan,” kata Tadaki Suzuki, dilansir dari laman Japantimes, Senin (26/6/2023).

Meski begitu, pihak Kementerian setempat mengatakan bahwa tindakan pencegahan terbaik bagi orang-orang adalah dengan menghindari paparan kulit mereka saat berada di area di mana mungkin bersentuhan dengan jenis kutu tersebut.

Masyarakat yang pergi ke area dekat semak-semak juga disarankan untuk memakai baju lengan panjang dan celana panjang guna menghindari gigitan, terutama dari musim semi hingga musim gugur ketika serangga sedang aktif. Beberapa penggunaan produk antiserangga juga dinilai dapat membantu.

Selain itu, Kementerian setempat juga menyarankan siapa pun yang digigit oleh kutu tersebut agar segara mengunjungi dokter dan tidak mengobatinya sendiri.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1059 seconds (0.1#10.140)