Apa Itu Aspartame yang Berpotensi Sebabkan Kanker? Ini Ulasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - WHO belum lama ini menyatakan bahwa pemanis buatan aspartame berpotensi menyebabkan kanker. Aspartame adalah bahan pemanis buatan yang mengandung dua asam amino, fenilalanin dan asam aspartat.
Pada 14 Juli lalu, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) dari WHO menyatakan untuk pertama kali kalau aspartame mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia. Terlepas dari risiko kesehatannya, WHO mencatat ada bukti terbatas bahwa aspartame dapat menyebabkan kanker dan mencantumkan pemanis tersebut sebagai karsinogen kelas 2B.
Dilansir dari Medical News Today, Rabu (19/7/2023), Komite Pakar Gabungan WHO untuk Aditif Makanan (JECFA) menegaskan kembali batas aspartame harian yang dapat diterima sebesar 40 miligram untuk setiap kilogram berat badan.
Aspartame biasa ditemukan pada produk berikut ini:
- Minuman kaleng.
- Kopi dan teh instan.
- Puding atau produk susu.
Aspartame merupakan pemanis buatan yang banyak digunakan pada berbagai produk makanan dan minuman sejak tahun 1980-an. Sejak 1981, regulator WHO mengatakan aspartame aman dalam batas harian yang diterima. Demikian pula risiko kesehatan aspartame mungkin bergantung pada seberapa banyak dan seberapa sering dikonsumsi.
Melanie Murphy Richter, ahli gizi terdaftar dan instruktur di Departemen Keperawatan Universitas California Irvine mengatakan kepada MNT bahwa aspartame ditemukan di lebih dari 6.000 produk makanan serta disandingkan oleh banyak orang untuk diabetes dan mengatur berat badan. Sehingga hal ini menegaskan kalau penggunaan aspartame masih terus terjadi dengan catatan harus diperhatikan jumlah konsumsi hariannya.
Hingga saat ini, belum ada rekomendasi untuk menurunkan jumlah aspartame yang dianjurkan dalam sehari.
Lihat Juga: Park Hyatt Jakarta dan Love Pink Ajak Masyarakat Perkuat Kesadaran Deteksi Dini Kanker Payudara
Pada 14 Juli lalu, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) dari WHO menyatakan untuk pertama kali kalau aspartame mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia. Terlepas dari risiko kesehatannya, WHO mencatat ada bukti terbatas bahwa aspartame dapat menyebabkan kanker dan mencantumkan pemanis tersebut sebagai karsinogen kelas 2B.
Dilansir dari Medical News Today, Rabu (19/7/2023), Komite Pakar Gabungan WHO untuk Aditif Makanan (JECFA) menegaskan kembali batas aspartame harian yang dapat diterima sebesar 40 miligram untuk setiap kilogram berat badan.
Baca Juga
Aspartame biasa ditemukan pada produk berikut ini:
- Minuman kaleng.
- Kopi dan teh instan.
- Puding atau produk susu.
Aspartame merupakan pemanis buatan yang banyak digunakan pada berbagai produk makanan dan minuman sejak tahun 1980-an. Sejak 1981, regulator WHO mengatakan aspartame aman dalam batas harian yang diterima. Demikian pula risiko kesehatan aspartame mungkin bergantung pada seberapa banyak dan seberapa sering dikonsumsi.
Melanie Murphy Richter, ahli gizi terdaftar dan instruktur di Departemen Keperawatan Universitas California Irvine mengatakan kepada MNT bahwa aspartame ditemukan di lebih dari 6.000 produk makanan serta disandingkan oleh banyak orang untuk diabetes dan mengatur berat badan. Sehingga hal ini menegaskan kalau penggunaan aspartame masih terus terjadi dengan catatan harus diperhatikan jumlah konsumsi hariannya.
Hingga saat ini, belum ada rekomendasi untuk menurunkan jumlah aspartame yang dianjurkan dalam sehari.
Lihat Juga: Park Hyatt Jakarta dan Love Pink Ajak Masyarakat Perkuat Kesadaran Deteksi Dini Kanker Payudara
(tsa)