Tya Ariestya Cerita soal Jajanan di Jepang, Banyak yang Less Sugar karena Gula Memperpendek Usia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tya Ariestya menceritakan pengalamannya saat wisata kuliner di Jepang. Berawal dari membeli smoothies, Tya dibuat terkesan dengan harga yang tak begitu menguras kantong.
Tapi yang paling penting, rasa smoothies yang dibeli Tya Ariestya tak kaleng-kaleng alias nikmat.
"Jajan smoothies enaaaakkk di sevel jepang cm 30 ribuan ajaaaaaa! Jadi kalau dibilang liburan ke Jepang serba mahal, gak jugaaa kok," kata Tya Ariestya, dikutip dari instagram, Kamis (20/7/2023).
Menurut Tya, selain tak melulu harga makanan di Jepang mahal-mahal, tapi banyak juga yang less sugar. Sebagai informasi, less sugar sendiri berarti kandungan gula dalam makanan atau minuman 25% lebih sedikit.
"Jadi kalau dibilang liburan ke Jepang serba mahal, gak jugaaa kok, dan selama di jepang aku ngerasa makanan makanan, minuman minuman juga jajanan nya benar-benar less sugar banget...," lanjut Tya.
Ibu dua anak ini menyebut, kandungan less sugar pada banyak makanan maupun minuman di Jepang bukan tanpa alasan. Diyakini, orang Jepang menganggap akan hidup lebih lama jika mengonsumsi gula lebih sedikit.
"Karena orang Jepang percaya, gula memperpendek usia," jelas Tya.
Ditambah lagi, pola hidup orang Jepang yang juga gemar berjalan kaki pun membuat mereka semakin sehat.
Tapi apakah benar orang Jepang menganggap Gula sebagai penyebab usia pendek?
Berdasarkan tulisan dari Dr Martin Juneau, M.D., FRCP, Kardiolog dan Direktur Pencegahan, Institut Jantung Montreal di laman observatoire prevention, disebutkan bahwa pola makan orang Jepang ketimbang orang Amerika, Prancis, dna Italia, mereka lebih sedikit konsumsi daging (terutama sapi), produk susu, gula serta pemanis, buah-buahan, dan kentang.
Sebagai gantinya, orang Jepang banyak mengonsumsi lebih banyak ikan, makanan laut, nasi, kedelai, dan teh. Dilansir Times of India, diet ala Jepang memang dikenal sebagai salah satu diet paling seimbang sehingga orang-orangnya punya kulit bagus dan umur lebih panjang.
Lihat Juga: Istri Bos Kebab Turki Baba Rafi Raih Penghargaan L’Oreal Hair & Skin Research Grant 2024
Tapi yang paling penting, rasa smoothies yang dibeli Tya Ariestya tak kaleng-kaleng alias nikmat.
"Jajan smoothies enaaaakkk di sevel jepang cm 30 ribuan ajaaaaaa! Jadi kalau dibilang liburan ke Jepang serba mahal, gak jugaaa kok," kata Tya Ariestya, dikutip dari instagram, Kamis (20/7/2023).
Menurut Tya, selain tak melulu harga makanan di Jepang mahal-mahal, tapi banyak juga yang less sugar. Sebagai informasi, less sugar sendiri berarti kandungan gula dalam makanan atau minuman 25% lebih sedikit.
"Jadi kalau dibilang liburan ke Jepang serba mahal, gak jugaaa kok, dan selama di jepang aku ngerasa makanan makanan, minuman minuman juga jajanan nya benar-benar less sugar banget...," lanjut Tya.
Ibu dua anak ini menyebut, kandungan less sugar pada banyak makanan maupun minuman di Jepang bukan tanpa alasan. Diyakini, orang Jepang menganggap akan hidup lebih lama jika mengonsumsi gula lebih sedikit.
"Karena orang Jepang percaya, gula memperpendek usia," jelas Tya.
Ditambah lagi, pola hidup orang Jepang yang juga gemar berjalan kaki pun membuat mereka semakin sehat.
Tapi apakah benar orang Jepang menganggap Gula sebagai penyebab usia pendek?
Berdasarkan tulisan dari Dr Martin Juneau, M.D., FRCP, Kardiolog dan Direktur Pencegahan, Institut Jantung Montreal di laman observatoire prevention, disebutkan bahwa pola makan orang Jepang ketimbang orang Amerika, Prancis, dna Italia, mereka lebih sedikit konsumsi daging (terutama sapi), produk susu, gula serta pemanis, buah-buahan, dan kentang.
Sebagai gantinya, orang Jepang banyak mengonsumsi lebih banyak ikan, makanan laut, nasi, kedelai, dan teh. Dilansir Times of India, diet ala Jepang memang dikenal sebagai salah satu diet paling seimbang sehingga orang-orangnya punya kulit bagus dan umur lebih panjang.
Lihat Juga: Istri Bos Kebab Turki Baba Rafi Raih Penghargaan L’Oreal Hair & Skin Research Grant 2024
(hri)