Misteri Tarian Ronggeng yang Mengandung Unsur Magis dan Mistis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ronggeng merupakan salah satu tarian yang berasal dari Jawa Barat. Tari ini kerap disangkutpautkan dengan hal-hal mistis dan menyeramkan.
Kata ronggeng berasal dari bahasa Sansekerta ‘renggana’ yang berarti perempuan pujaan. Kesenian tari ini sudah ada sejak berabad-abad lalu, di mana para penari perempuan dianggap sebagai lambang kesuburan dan perantara bumi dengan dunia lain. Para penari Ronggeng pun dianggap sebagai jelmaan Dewi Sri di dunia.
Konon, awal mula kemunculan Tari Ronggeng dilatarbelakangi dengan kisah seorang dewi bernama Dewi Siti Semboja yang ingin membalaskan dendamnya kematian kekasihnya, Raden Anggalarang.
Di zaman dulu, Tari Ronggeng di Jawa ditujukan untuk hiburan. Penari Ronggeng ikut dalam rombongan tari yang berkunjung dari desa ke desa. Rombongan ini terdiri dari satu atau beberapa penari wanita dan sekelompok musisi yang memainkan alat musik rebab dan gong.
Selama tarian Ronggeng disuguhkan, para penari wanita biasanya ditemani oleh beberapa penonton laki-laki untuk menari bersama mereka.
Tari Ronggeng ini mengandung unsur dinamisme di mana beberapa anggota memiliki satu benda khusus sebagai penangkal bahaya dan malapetaka jika ada orang iri serta untuk mempertahankan kewibawaan agar tetap disegani oleh anak buahnya. Juga mengandung unsur animisme yang mana sebelum pertunjukan ronggeng selalu disiapkan sesajen agar selama pertunjukan roh-roh jahat tidak bisa mengganggu dan pertunjukan berjalan dengan lancar.
Karena hal itu Tari Ronggeng sering kali dihubungkan dengan hal berbau mistis dan magis. Para penari Ronggeng juga biasanya memiliki doa atau mantra khusus yang digunakan agar dia disukai oleh penonton. Mantra yang digunakan biasanya menggunakan bahasa Jawa kuno atau Sunda kuno.
Hal itu pun dipercaya membuat penonton akan tergila gila oleh sang penari dan selalu teringat kepada ronggeng tersebut bahkan setelah pertunjukan selesai.
Tarian ini juga menggunakan selendang sebagai media tarian. Rupanya selendang bisa jadi media mistis. Ini seperti yang pernah dialami di sebuah desa yang memiliki sedikit penghuni.
Kabarnya ada satu rumah yang tampak ramai namun saat digeledah rumah tersebut kosong. Ada pula sosok yang mengaku berusia 15 tahun, namun raut wajahnya tua, gigi bagian atas hitam dan tertawa mirip kuntilanak. Mereka semua tanpa sadar, digiring pergi mengenakan selendang berwarna hijau, dan nyaris saja mati.
Mau tahu lebih lanjut tentang kisahnya?
Kamu bisa dengerin di Live Jero Podcast Semedi Eps. 46 SELENDANG HIJAU PENARIK MAUT, Kamis, 20 Juli 2023 pukul 20.00 WIB hanya di Audio+, RCTI+. Segera download aplikasi RCTI+ di App Store atau Google Play sekarang juga!
Kata ronggeng berasal dari bahasa Sansekerta ‘renggana’ yang berarti perempuan pujaan. Kesenian tari ini sudah ada sejak berabad-abad lalu, di mana para penari perempuan dianggap sebagai lambang kesuburan dan perantara bumi dengan dunia lain. Para penari Ronggeng pun dianggap sebagai jelmaan Dewi Sri di dunia.
Konon, awal mula kemunculan Tari Ronggeng dilatarbelakangi dengan kisah seorang dewi bernama Dewi Siti Semboja yang ingin membalaskan dendamnya kematian kekasihnya, Raden Anggalarang.
Di zaman dulu, Tari Ronggeng di Jawa ditujukan untuk hiburan. Penari Ronggeng ikut dalam rombongan tari yang berkunjung dari desa ke desa. Rombongan ini terdiri dari satu atau beberapa penari wanita dan sekelompok musisi yang memainkan alat musik rebab dan gong.
Selama tarian Ronggeng disuguhkan, para penari wanita biasanya ditemani oleh beberapa penonton laki-laki untuk menari bersama mereka.
Tari Ronggeng ini mengandung unsur dinamisme di mana beberapa anggota memiliki satu benda khusus sebagai penangkal bahaya dan malapetaka jika ada orang iri serta untuk mempertahankan kewibawaan agar tetap disegani oleh anak buahnya. Juga mengandung unsur animisme yang mana sebelum pertunjukan ronggeng selalu disiapkan sesajen agar selama pertunjukan roh-roh jahat tidak bisa mengganggu dan pertunjukan berjalan dengan lancar.
Karena hal itu Tari Ronggeng sering kali dihubungkan dengan hal berbau mistis dan magis. Para penari Ronggeng juga biasanya memiliki doa atau mantra khusus yang digunakan agar dia disukai oleh penonton. Mantra yang digunakan biasanya menggunakan bahasa Jawa kuno atau Sunda kuno.
Hal itu pun dipercaya membuat penonton akan tergila gila oleh sang penari dan selalu teringat kepada ronggeng tersebut bahkan setelah pertunjukan selesai.
Tarian ini juga menggunakan selendang sebagai media tarian. Rupanya selendang bisa jadi media mistis. Ini seperti yang pernah dialami di sebuah desa yang memiliki sedikit penghuni.
Kabarnya ada satu rumah yang tampak ramai namun saat digeledah rumah tersebut kosong. Ada pula sosok yang mengaku berusia 15 tahun, namun raut wajahnya tua, gigi bagian atas hitam dan tertawa mirip kuntilanak. Mereka semua tanpa sadar, digiring pergi mengenakan selendang berwarna hijau, dan nyaris saja mati.
Mau tahu lebih lanjut tentang kisahnya?
Kamu bisa dengerin di Live Jero Podcast Semedi Eps. 46 SELENDANG HIJAU PENARIK MAUT, Kamis, 20 Juli 2023 pukul 20.00 WIB hanya di Audio+, RCTI+. Segera download aplikasi RCTI+ di App Store atau Google Play sekarang juga!
(tsa)