Seismolog Sebut Konser Taylor Swift Telah Sebabkan Gempa Berkekuatan Magnitudo 2,3 di Seattle
loading...
A
A
A
SEATTLE - Seismolog Negara Bagian Washington Jackie Caplan-Auerbach belum lama ini mengungkapkan fakta terbaru tentang konser Taylor Swift.
Ia mengungkapkan bahwa konser Taylor Swift di Seattle, Washington, telah mengakibatkan aktivitas seismik yang mirip dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo 2,3. Data gelombang itu diperiksa oleh seismolog dari sebuah stasiun yang terletak di luar Lumen Field di Seattle, tempat Taylor Swift melakukan konser pada 22 Juli 2023 sebagai bagian dari tur dunianya, The Eras Tour.
Analisis yang dilakukan oleh seismolog yang bekerja sebagai profesor geologi di Western Washington University itu dilakukan sebagai tanggapan atas pertanyaan dari kelompok gempa Pacific Northwest yang dia moderasi di Facebook.
Pasalnya, saat itu seseorang mempertanyakan perbedaan sinyal antara konser Swift dengan permainan tim ragbi “Beast Quake” Seattle Seahawks, yang juga digelar di Lumen Field, yang dapat menampung sekitar 70 ribu orang.
Bahkan, seismolog di Pacific Northwest Seismic Network, Mouse Reusch, sengaja mengubah gelombang menjadi sonogram untuk mengetahui lagu mana yang memiliki dampak terbesar terhadap terjadinya gempa kecil tersebut.
Dari penelitian itu, salah satu muridnya akhirnya menemukan bahwa lagu Shake It Off memiliki respons paling keras, bersama dengan Blank Space.
"Ini (konser Taylor Swift) jauh lebih besar daripada Beast Quake dalam hal amplitudo mentah dari guncangan, dan itu berlangsung jauh lebih lama,” ujar Jackie Caplan-Auerbach, dikutip dari laman Eonline, Sabtu (29/7/2023).
“Tentu saja, Beast Quake adalah momen dalam waktu, tetapi sejauh ini Swifties (penggemar Swift) benar-benar mengalahkan penggemar Seahawks,” lanjutnya.
Sebenarnya, gempa berkekuatan 2,3 cenderung dianggap kecil. Gempa ini biasanya dirasakan lebih dari satu juta kali secara global setiap tahun.
Meskipun dapat dirasakan oleh manusia, gempa berkeatan magnitudo 2,3 tidak cukup kuat untuk merusak bangunan.
Belum diketahui secara pasti penyebab ‘gempa kecil’ di salah satu konser Taylor Swift tersebut. Namun, di Twitter banyak yang menyebut bahwa gempa tersebut bukan disebabkan oleh para penggemar, melainkan karena pengeras suaranya.
Namun, berdasarkan pengalaman seorang penggemar Taylor Swift saat menghadiri konser tersebut, ia memang merasakan konser kali itu begitu meriah dan ‘pecah’ sehingga bak sedang merasakan gempa bumi kecil.
“Saya berada di pertunjukan hari itu. Stadion itu benar-benar berguncang! Rasanya seperti gempa bumi!” kata salah satu penggemar di akun Facebooknya.
“Nada bass-nya begitu kuat hingga terasa seperti menembus tubuhku, terdengar aneh, tapi begitulah rasanya. Konser selalu keras, tapi yang ini berbeda,” tambah dia.
Ia mengungkapkan bahwa konser Taylor Swift di Seattle, Washington, telah mengakibatkan aktivitas seismik yang mirip dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo 2,3. Data gelombang itu diperiksa oleh seismolog dari sebuah stasiun yang terletak di luar Lumen Field di Seattle, tempat Taylor Swift melakukan konser pada 22 Juli 2023 sebagai bagian dari tur dunianya, The Eras Tour.
Analisis yang dilakukan oleh seismolog yang bekerja sebagai profesor geologi di Western Washington University itu dilakukan sebagai tanggapan atas pertanyaan dari kelompok gempa Pacific Northwest yang dia moderasi di Facebook.
Pasalnya, saat itu seseorang mempertanyakan perbedaan sinyal antara konser Swift dengan permainan tim ragbi “Beast Quake” Seattle Seahawks, yang juga digelar di Lumen Field, yang dapat menampung sekitar 70 ribu orang.
Bahkan, seismolog di Pacific Northwest Seismic Network, Mouse Reusch, sengaja mengubah gelombang menjadi sonogram untuk mengetahui lagu mana yang memiliki dampak terbesar terhadap terjadinya gempa kecil tersebut.
Dari penelitian itu, salah satu muridnya akhirnya menemukan bahwa lagu Shake It Off memiliki respons paling keras, bersama dengan Blank Space.
"Ini (konser Taylor Swift) jauh lebih besar daripada Beast Quake dalam hal amplitudo mentah dari guncangan, dan itu berlangsung jauh lebih lama,” ujar Jackie Caplan-Auerbach, dikutip dari laman Eonline, Sabtu (29/7/2023).
“Tentu saja, Beast Quake adalah momen dalam waktu, tetapi sejauh ini Swifties (penggemar Swift) benar-benar mengalahkan penggemar Seahawks,” lanjutnya.
Sebenarnya, gempa berkekuatan 2,3 cenderung dianggap kecil. Gempa ini biasanya dirasakan lebih dari satu juta kali secara global setiap tahun.
Meskipun dapat dirasakan oleh manusia, gempa berkeatan magnitudo 2,3 tidak cukup kuat untuk merusak bangunan.
Belum diketahui secara pasti penyebab ‘gempa kecil’ di salah satu konser Taylor Swift tersebut. Namun, di Twitter banyak yang menyebut bahwa gempa tersebut bukan disebabkan oleh para penggemar, melainkan karena pengeras suaranya.
Namun, berdasarkan pengalaman seorang penggemar Taylor Swift saat menghadiri konser tersebut, ia memang merasakan konser kali itu begitu meriah dan ‘pecah’ sehingga bak sedang merasakan gempa bumi kecil.
“Saya berada di pertunjukan hari itu. Stadion itu benar-benar berguncang! Rasanya seperti gempa bumi!” kata salah satu penggemar di akun Facebooknya.
“Nada bass-nya begitu kuat hingga terasa seperti menembus tubuhku, terdengar aneh, tapi begitulah rasanya. Konser selalu keras, tapi yang ini berbeda,” tambah dia.
(tsa)