Kasus TBC di Indonesia Tertinggi Kedua Dunia, Salip China

Senin, 31 Juli 2023 - 15:35 WIB
loading...
Kasus TBC di Indonesia Tertinggi Kedua Dunia, Salip China
Kasus TBC di Indonesia dilaporkan tertinggi kedua di dunia setelah China. Kenaikan penyakit ini terus terjadi sejak 2021, terutama semenjak pandemi Covid-19. Foto/Getty Images
A A A
JAKARTA - Kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia dilaporkan tertinggi kedua di dunia setelah China. Kenaikan penyakit ini terus terjadi sejak 2021, terutama semenjak pandemi Covid-19.

Dokter spesialis paru, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) mengatakan pandemi Covid-19 menyumbang kasus TBC di Indonesia higga 969 juta atau hampir 1 juta.

"Sebelumnya India pertama, lalu China, dan Indonesia. Tapi ketika pandemi ternyata kasus TBC meningkat 969 ribu hampir 1 juta sehingga membuat kita peringkat kedua dan China turun ketiga," kata dr Erlina dalam pemaparannya secara daring, Senin (31/7/2023).

Penyebab kasus TBC di Indonesia meningkat, dijelaskan dr Erlina karena tidak semua kasus didiagnosa. Kemudian juga ditemukan 80 persen orang terkena TBC tidak menjalani pengobatan hingga pasien putus obat.



"TB RO kita meningkat, yang ditemukan 8 ribuan kasus tapi sesungguhnya yang ditemukan estimasi 28 ribu, maka sisanya ada di masyarakat menjadi yang sumber penularan buat yang lain," jelasnya.

Menurut dr Erlina, kasus tersebut tentunya bukan prestasi. Namun, kegagalan bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan seluruh orang-orang yang terlibat dalam bidang kesehatan.

Indonesia, disebut dr Erlina memiliki target global pada 2030 akan menurunkan 80 persen kasus TBC. "Kalau tadi ambil 1 jutaan kasus, tahun 2030 nggak boleh lagi, 80-90 persen jadi hanya 100 orang atau 1000 orang," ujarnya.

"Angka kematian akibat TBC menurun 90 persen, dan tidak ada biaya katastropik rumah tangga," lanjutnya.



Untuk itu, salah satu cara menurunkan kasus TBC di Indonesia adalah dengan melakukan inovasi dalam pengobatan. Sebab, masih banyak masyarakat yang putus obat karena waktu pengobatannya yang panjang.

"Tahun 2022 ada terapi TBC selama empat bulan. Tapi kita akan memangkas lagi lamanya pengobatan TBC agar mengurangi resistensi obat dan mempercepat pemberantasan TBC," tandasnya.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1513 seconds (0.1#10.140)