Studi: Berbicara di Ponsel Sambil Berjalan Tingkatkan Risiko Kanker
loading...
A
A
A
JAKARTA - Studi terbaru menemukan bahwa berbicara di ponsel sambil berjalan bisa meningkatkan risiko kanker . Ini karena saat bergerak, ponsel terus mencari dan terhubung ke sinyal, menghasilkan emisi radiasi dengan tingkat yang lebih tinggi.
Dilansir dari Times of India, Sabtu (19/8/2023) paparan radiasi yang berkepanjangan ini menimbulkan kekhawatiran tentang masalah kesehatan. Ponsel memancarkan radiasi elektromagnetik dalam bentuk gelombang frekuensi radio.
"Paparan gelombang ini dalam waktu lama, terutama saat didekatkan ke tubuh, telah dikaitkan dengan potensi risiko kesehatan, termasuk kanker," kata Onkologi, CK Birla Hospital (R), Delhi Dr. Mandeep Singh Malhotra.
"Penelitian menggali korelasi antara penggunaan ponsel dan perkembangan tumor otak, khususnya glioma dan neuroma akustik. Meskipun bukti tetap tidak meyakinkan, beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan hubungan, terutama dengan penggunaan jangka panjang dan berat," sambungnya.
Namun, bukan hanya kanker yang harus kita waspadai. Berbicara melalui ponsel atau SMS sambil berjalan bisa mengalihkan perhatian dari sekitar sehingga meningkatkan risiko kecelakaan, jatuh, dan tabrakan.
Selain itu, menatap layar ponsel dalam waktu lama berkontribusi pada ketegangan mata digital. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan sakit kepala.
“Gangguan tidur adalah masalah lain. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar ponsel mengganggu produksi melatonin, hormon penting untuk tidur yang sehat. Akibatnya, menggunakan ponsel sebelum tidur dapat menyebabkan gangguan tidur dan insomnia,” jelas Dr. Malhotra.
Di sisi lain, anak-anak dan remaja, dengan otak dan tubuh mereka yang sedang berkembang, lebih rentan terhadap potensi efek radiasi. Dampak jangka panjang dari penggunaan ponsel secara ekstensif pada demografis ini masih dipelajari.
“Mempraktikkan kebiasaan penggunaan ponsel yang aman dapat membantu mengurangi risiko. Menggunakan opsi bebas genggam, meminimalkan durasi panggilan, dan menjaga jarak aman dari tubuh adalah langkah menuju penggunaan yang bertanggung jawab," ujar Dr. Malhotra.
"Saat teknologi terus berkembang, mari utamakan kesejahteraan kita di samping kenyamanan yang ditawarkannya. Janganlah kita buta terhadap potensi bahaya kesehatan yang mungkin tersembunyi dalam sinyal yang sangat kita andalkan," tandasnya.
Dilansir dari Times of India, Sabtu (19/8/2023) paparan radiasi yang berkepanjangan ini menimbulkan kekhawatiran tentang masalah kesehatan. Ponsel memancarkan radiasi elektromagnetik dalam bentuk gelombang frekuensi radio.
"Paparan gelombang ini dalam waktu lama, terutama saat didekatkan ke tubuh, telah dikaitkan dengan potensi risiko kesehatan, termasuk kanker," kata Onkologi, CK Birla Hospital (R), Delhi Dr. Mandeep Singh Malhotra.
"Penelitian menggali korelasi antara penggunaan ponsel dan perkembangan tumor otak, khususnya glioma dan neuroma akustik. Meskipun bukti tetap tidak meyakinkan, beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan hubungan, terutama dengan penggunaan jangka panjang dan berat," sambungnya.
Namun, bukan hanya kanker yang harus kita waspadai. Berbicara melalui ponsel atau SMS sambil berjalan bisa mengalihkan perhatian dari sekitar sehingga meningkatkan risiko kecelakaan, jatuh, dan tabrakan.
Selain itu, menatap layar ponsel dalam waktu lama berkontribusi pada ketegangan mata digital. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan sakit kepala.
“Gangguan tidur adalah masalah lain. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar ponsel mengganggu produksi melatonin, hormon penting untuk tidur yang sehat. Akibatnya, menggunakan ponsel sebelum tidur dapat menyebabkan gangguan tidur dan insomnia,” jelas Dr. Malhotra.
Di sisi lain, anak-anak dan remaja, dengan otak dan tubuh mereka yang sedang berkembang, lebih rentan terhadap potensi efek radiasi. Dampak jangka panjang dari penggunaan ponsel secara ekstensif pada demografis ini masih dipelajari.
“Mempraktikkan kebiasaan penggunaan ponsel yang aman dapat membantu mengurangi risiko. Menggunakan opsi bebas genggam, meminimalkan durasi panggilan, dan menjaga jarak aman dari tubuh adalah langkah menuju penggunaan yang bertanggung jawab," ujar Dr. Malhotra.
"Saat teknologi terus berkembang, mari utamakan kesejahteraan kita di samping kenyamanan yang ditawarkannya. Janganlah kita buta terhadap potensi bahaya kesehatan yang mungkin tersembunyi dalam sinyal yang sangat kita andalkan," tandasnya.
(dra)