Affordability Project Sukses Jangkau Ratusan Ribu Orang untuk Skrining dan Rawat Diabetes secara Berkelanjutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Affordability Project yang diinisiasi bersama oleh pemerintah dan swasta telah berhasil memfasilitasi skrining diabetes untuk 118.521 orang dan melaksanakan pemeriksaan HbA1c untuk 2.744 pasien.
Affordability Project yang diluncurkan pada Juli 2022 melibatkan Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer serta Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), dan Novo Nordisk Indonesia. Inisiatif bersama ini berhasil memfasilitasi kegiatan skrining, edukasi, dan perawatan diabetes di 46 fasilitas kesehatan primer di Jawa Barat.
“Kerja sama antara sektor publik dan swasta memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya penanganan diabetes. Kolaborasi ini mencerminkan keharusan atas sinergi pemerintah dan swasta dalam menghadapi tantangan penyakit diabetes," kata Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Jawa Barat Yulia Dewita melalui keterangan tertulis, Kamis (24/8/2023).
"Peningkatan akses terhadap pelayanan diabetes menjadi kunci penting bagi pengendalian gula darah yang optimal. Program Affordability Project yang berfokus pada aksesibilitas layanan, akan memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat Jawa Barat, mendorong peningkatan kualitas hidup melalui upaya penanganan diabetes yang lebih baik," tambahnya.
Menurut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Vini Adiani Dewi, sepanjang September 2022 hingga Juni 2023, proyek percontohan Affordability Project telah berhasil melakukan skrining diabetes untuk 118.521 individu.
"Kami mencatat bahwa 5% dari mereka menderita diabetes, mencerminkan prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Data Riskesdas tahun 2018. Selain itu, kami juga berhasil melakukan pemeriksaan HbA1c dan menjangkau sebanyak 2.744 pasien dengan rerata HbA1c 9.3% di mana semakin menguatkan kebutuhan akan pelayanan diabetes yang komprehensif dan berkesinambungan," paparnya.
Untuk memaksimalkan dampaknya, proyek ini, dengan dukungan Novo Nordisk, juga akan menyalurkan insulin guna meningkatkan penanganan diabetes di daerah terpencil dan sangat terpencil. Langkah ini menegaskan komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua pihak, terutama mereka yang memiliki keterbatasan akses ke perawatan diabetes.
Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Novo Nordisk Indonesia telah menandatangani adendum mengenai komitmen ini di Gedung Sate, Jawa Barat. Adendum tersebut menegaskan komitmen bersama untuk meneruskan keberhasilan proyek percontohan dan membangun masa depan yang lebih sehat bagi penduduk Jawa Barat.
Sementara itu, prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta jiwa pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021.
Laporan BPJS 2020 menunjukkan bahwa hanya 2 juta jiwa yang telah terdiagnosa dan mendapatkan penanganan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan 1,2 persen kasus yang dapat mengontrol kadar gula darah mereka dengan baik untuk menghindari komplikasi.
Sejak diluncurkan, Affordability Project telah melakukan intervensi terhadap penduduk sehat, penduduk berisiko, serta pasien diabetes. Selain itu, untuk menjangkau pasien di daerah terpencil dan sangat terpencil, program ini juga telah melakukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas tenaga kesehatan serta menyediakan perlengkapan
untuk memonitor dan mengelola gula darah, termasuk menyediakan insulin.
Salah satu bagian penting dari inisiatif ini adalah upaya transformasi layanan kesehatan primer, yang bertujuan mencegah dan mengendalikan diabetes melalui peningkatan kesadaran masyarakat, pencegahan primer dan sekunder, serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan primer.
"Prevalensi diabetes yang terus meningkat di Indonesia memerlukan tindakan yang segera dan komprehensif. Upaya pencegahan sangatlah penting untuk mengurangi dampaknya yang merugikan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes.
Sementara Ketua Umum PP PERKENI Prof. Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, menyampaikan, hasil Affordability Project telah menggarisbawahi fakta bahwa masih banyak pasien yang belum mencapai target gula darah yang diinginkan. Hal ini mendorong perlunya penanganan yang lebih komprehensif mulai dari pencegahan, skrining, hingga pengobatan yang optimal.
"Harapan kami inisiatif Affordability Project juga dapat diadopsi sebagai model penanganan diabetes di tingkat nasional, memberikan panduan yang berharga dalam mengatasi tantangan penyakit ini secara lebih efektif dan menyeluruh," ujarnya.
Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia Sreerekha Sreenivasan menambahkan, kolaborasi pemerintah dan swasta ini telah memperkuat kapabilitas pelayanan dengan memberikan pelatihan kepada lebih dari 100 tenaga kesehatan profesional dan hampir 1.000 relawan kesehatan.
"Kita juga telah melakukan skrining diabetes secara komprehensif, menjangkau lebih dari 100.000 individu dalam komunitas. Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga telah dijalankan oleh sekitar 3.000 pasien di fasilitas kesehatan primer. Prestasi-prestasi ini menandai awal perjalanan kita," kata dia.
Novo Nordisk, lanjut Sreerekha Sreenivasan, sangat senang dapat menyaksikan perkembangan inisiatif ini, seiring dengan persiapan pihaknya untuk menghadirkan perawatan diabetes lanjutan, termasuk insulin, kepada individu dengan diabetes tidak terkontrol yang telah diidentifikasi.
"Upaya ini menandakan awal dari usaha bersama kita untuk memastikan perawatan diabetes berkelanjutan di seluruh Indonesia," tutup Sreerekha.
Affordability Project yang diluncurkan pada Juli 2022 melibatkan Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer serta Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), dan Novo Nordisk Indonesia. Inisiatif bersama ini berhasil memfasilitasi kegiatan skrining, edukasi, dan perawatan diabetes di 46 fasilitas kesehatan primer di Jawa Barat.
“Kerja sama antara sektor publik dan swasta memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya penanganan diabetes. Kolaborasi ini mencerminkan keharusan atas sinergi pemerintah dan swasta dalam menghadapi tantangan penyakit diabetes," kata Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Jawa Barat Yulia Dewita melalui keterangan tertulis, Kamis (24/8/2023).
"Peningkatan akses terhadap pelayanan diabetes menjadi kunci penting bagi pengendalian gula darah yang optimal. Program Affordability Project yang berfokus pada aksesibilitas layanan, akan memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat Jawa Barat, mendorong peningkatan kualitas hidup melalui upaya penanganan diabetes yang lebih baik," tambahnya.
Menurut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Vini Adiani Dewi, sepanjang September 2022 hingga Juni 2023, proyek percontohan Affordability Project telah berhasil melakukan skrining diabetes untuk 118.521 individu.
"Kami mencatat bahwa 5% dari mereka menderita diabetes, mencerminkan prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Data Riskesdas tahun 2018. Selain itu, kami juga berhasil melakukan pemeriksaan HbA1c dan menjangkau sebanyak 2.744 pasien dengan rerata HbA1c 9.3% di mana semakin menguatkan kebutuhan akan pelayanan diabetes yang komprehensif dan berkesinambungan," paparnya.
Untuk memaksimalkan dampaknya, proyek ini, dengan dukungan Novo Nordisk, juga akan menyalurkan insulin guna meningkatkan penanganan diabetes di daerah terpencil dan sangat terpencil. Langkah ini menegaskan komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua pihak, terutama mereka yang memiliki keterbatasan akses ke perawatan diabetes.
Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Novo Nordisk Indonesia telah menandatangani adendum mengenai komitmen ini di Gedung Sate, Jawa Barat. Adendum tersebut menegaskan komitmen bersama untuk meneruskan keberhasilan proyek percontohan dan membangun masa depan yang lebih sehat bagi penduduk Jawa Barat.
Sementara itu, prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta jiwa pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021.
Laporan BPJS 2020 menunjukkan bahwa hanya 2 juta jiwa yang telah terdiagnosa dan mendapatkan penanganan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan 1,2 persen kasus yang dapat mengontrol kadar gula darah mereka dengan baik untuk menghindari komplikasi.
Sejak diluncurkan, Affordability Project telah melakukan intervensi terhadap penduduk sehat, penduduk berisiko, serta pasien diabetes. Selain itu, untuk menjangkau pasien di daerah terpencil dan sangat terpencil, program ini juga telah melakukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas tenaga kesehatan serta menyediakan perlengkapan
untuk memonitor dan mengelola gula darah, termasuk menyediakan insulin.
Salah satu bagian penting dari inisiatif ini adalah upaya transformasi layanan kesehatan primer, yang bertujuan mencegah dan mengendalikan diabetes melalui peningkatan kesadaran masyarakat, pencegahan primer dan sekunder, serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan primer.
"Prevalensi diabetes yang terus meningkat di Indonesia memerlukan tindakan yang segera dan komprehensif. Upaya pencegahan sangatlah penting untuk mengurangi dampaknya yang merugikan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes.
Sementara Ketua Umum PP PERKENI Prof. Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, menyampaikan, hasil Affordability Project telah menggarisbawahi fakta bahwa masih banyak pasien yang belum mencapai target gula darah yang diinginkan. Hal ini mendorong perlunya penanganan yang lebih komprehensif mulai dari pencegahan, skrining, hingga pengobatan yang optimal.
"Harapan kami inisiatif Affordability Project juga dapat diadopsi sebagai model penanganan diabetes di tingkat nasional, memberikan panduan yang berharga dalam mengatasi tantangan penyakit ini secara lebih efektif dan menyeluruh," ujarnya.
Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia Sreerekha Sreenivasan menambahkan, kolaborasi pemerintah dan swasta ini telah memperkuat kapabilitas pelayanan dengan memberikan pelatihan kepada lebih dari 100 tenaga kesehatan profesional dan hampir 1.000 relawan kesehatan.
"Kita juga telah melakukan skrining diabetes secara komprehensif, menjangkau lebih dari 100.000 individu dalam komunitas. Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga telah dijalankan oleh sekitar 3.000 pasien di fasilitas kesehatan primer. Prestasi-prestasi ini menandai awal perjalanan kita," kata dia.
Novo Nordisk, lanjut Sreerekha Sreenivasan, sangat senang dapat menyaksikan perkembangan inisiatif ini, seiring dengan persiapan pihaknya untuk menghadirkan perawatan diabetes lanjutan, termasuk insulin, kepada individu dengan diabetes tidak terkontrol yang telah diidentifikasi.
"Upaya ini menandakan awal dari usaha bersama kita untuk memastikan perawatan diabetes berkelanjutan di seluruh Indonesia," tutup Sreerekha.
(tsa)