Puspa Indah Taman Hati, Ketika Masa Lalu dan Masa Depan Dipertandingkan

Jum'at, 25 Agustus 2023 - 03:30 WIB
loading...
Puspa Indah Taman Hati, Ketika Masa Lalu dan Masa Depan Dipertandingkan
Prilly Latuconsina dan Yesaya Abraham dalam film Puspa Indah Taman Hati. Foto/Instagram @puspaindahfilm
A A A
JAKARTA - Film remake, reboot, reborn, dan sejenisnya masih cukup digemari. Industri perfilman Tanah Air pun seolah tak ada matinya untuk terus menghidupkan kembali film-film yang dulu meledak di pasaran hingga melahirkan karakter-karakter ikonik.

Kali ini giliran Puspa Indah Taman Hati yang akan kembali muncul di bioskop. Untuk diketahui, Puspa Indah Taman Hati adalah kelanjutan dari film Gita Cinta dari SMA di mana itu merupakan salah satu film hits era '80-an yang berkisah tentang cinta dua pelajar SMA yaitu Galih (Rano Karno) dan Ratna (Yessy Gusman).

Tokoh Galih dan Ratna begitu ikonik sehingga nama keduanya pun masih sering disebut hingga saat ini. Nah, dalam versi terbarunya yang rilis beberapa waktu lalu, Prilly Latuconsina berperan sebagai Ratna, sementara Galih diperankan oleh Yesaya Abraham.



Lalu untuk film Puspa Indah Taman Hati, Prilly berperan sebagai Marlina, gadis yang wajahnya mirip Ratna, kekasih Galih di SMA. Sudah dapat dibayangkan, kisah akan berfokus pada persaingan 'masa lalu' dan 'masa depan' yang seolah berlomba memenangkan hati Galih.

Prilly Latuconsina yang memerankan dua karakter sekaligus, Ratna dan Marlina, mengaku memetik pelajaran berharga dari karakter yang diperankannya itu. Masa lalu dan masa depan tidak bisa 'dipertandingkan'. Keduanya memiliki perspektif sendiri dan terkadang keduanya sama-sama punya perasaan yang pahit satu sama lain.

"Gara-gara main film ini aku jadi ngerti posisi menjadi masa lalu dan posisi menjadi masa depan. Jadi kalau terjadi di dunia nyata, kita mungkin sebal sama masa lalu, tapi masa lalu juga punya perspektifnya sendiri. Masa depan mungkin insecure sama masa lalu," ujar Prilly saat dijumpai di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2023).

Menurutnya, fenomena ini begitu relate dengan kondisi hubungan asmara yang marak terjadi di kalangan Gen Z. Prilly memperhatikan banyak wanita yang merasa seperti Marlina, terus dibayangi perasaan curiga kepada kekasihnya yang dianggap masih dibayangi masa lalu.

Marlina menganggap bahwa jatuh cinta sejatuh-jatuhnya yang pernah dirasakan Galih kepada Ratna tak mungkin lagi dirasakan pada Marlina. Padahal kenyataannya, seseorang mungkin saja jatuh cinta untuk yang kedua, ketiga, dan kesekian kali.

"Jadi Gen Z kalau nonton ini bisa relate sama masalah yang kita hadapi. Kadang kita selalu menganggap kalau cowok itu jatuh cinta sekali, sisanya melanjutkan hidup. Padahal cinta itu akan terus tumbuh. Nggak mungkin cuma jatuh cinta sekali," jelasnya.



Selain soal perspektif sosok dari masa lalu dan masa depan, film ini juga mengajarkan bahwa cinta bukan soal orang baru atau orang lama saja, melainkan kepada siapa kita bisa mencintai dengan tulus tapi tetap menjadi diri sendiri. Tak harus mengubah jati diri demi orang yang dicintai.

"Nah di film ini banyak pelajaran soal masa depan, masa lalu, gimana kalau sama orang yang kita cinta banget tapi membuat kita jadi orang lain, pas sama orang baru kita malah jadi diri sendiri. Gimana caranya kita mencintai orang tapi juga tidak kehilangan diri sendiri," ungkap Prilly.

Film produksi Starvision ini memulai kisah dari Galih yang menjadi penyanyi solo yang sukses di album pertamanya. Di kampus seni Galih bertemu Marlina. Karena pengalaman masa lalu bersama Ratna, Galih takut ditolak oleh orang tua Marlina. Sementara Marlina ragu apakah Galih mencintainya, atau justru masih ada Ratna di hatinya?

Lantas, akankah Galih dan Ratna kembali atau kini adalah saatnya untuk Galih dan Marlina? Saksikan kisah mereka pada 31 Agustus 2023 di seluruh bioskop Indonesia.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1876 seconds (0.1#10.140)