Apakah Asam Urat Ada Hubungannya dengan Ginjal? Cek Faktanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asam urat kerap dikaitkan dengan ginjal . Lantas, benarkah asam urat yang menyerang persendian dapat memengaruhi ginjal?
Sebenarnya penyakit peradangan sendi ini memang punya kaitan yang erat dengan fungsi ginjal.
Dalam kondisi normal, asam urat merupakan zat yang larut dalam darah, yang nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk urine. Hal ini membuat asam urat pada dasarnya zat yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Namun, untuk beberapa kondisi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dapat menimbulkan penumpukan dalam sendi hingga menimbulkan sejumlah penyakit.
Menurut laman Kemenkes, asam urat merupakan metabolit atau zat buang yang dihasilkan oleh tubuh. Bila produksi asam urat meningkat karena makanan yang mengandung purin tinggi dan tubuh tidak dapat membuangnya melalui ginjal, maka akan terjadi penumpukan kristal asam urat dalam tubuh.
Kristal urat ini yang menyebabkan terjadinya gejala asam urat pada penderitanya. Umumnya, kristal ini akan menumpuk pada sendi-sendi.
Sendi yang mengalami peradangan akibat asam urat ini ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan terasa panas. Bagian yang paling sering terdampak oleh tingginya kadar asam urat adalah sendi kaki.
Kristal asam urat rupanya tidak berpengaruh pada sendi saja. Sebab, bisa juga memengaruhi fungsi ginjal atau bahkan dapat menimbulkan munculnya penyakit batu ginjal.
Kondisi tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal atau dapat menyebabkan timbulnya batu di ginjal (nefrolitiasis), saluran kemih lainnya misalnya di kandung kemih, ureter dan uretra.
Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus di ginjal dapat menyebabkan obstruksi atau sumbatan mengganggu fungsi ginjal dan dapat berkembang menjadi gangguan ginjal akut.
Untuk pencegahannya, setiap orang yang telah didiagnosis memiliki kadar asam urat yang tinggi atau telah mengalami gejala awal seperti sering terasa nyeri pada sendi, sebaiknya mulai menjalankan gaya hidup yang lebih sehat.
Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah dengan mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi dan rutin berolahraga.
Sebenarnya penyakit peradangan sendi ini memang punya kaitan yang erat dengan fungsi ginjal.
Dalam kondisi normal, asam urat merupakan zat yang larut dalam darah, yang nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk urine. Hal ini membuat asam urat pada dasarnya zat yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Namun, untuk beberapa kondisi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dapat menimbulkan penumpukan dalam sendi hingga menimbulkan sejumlah penyakit.
Hubungan Asam Urat dengan Ginjal
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa asam urat merupakan zat yang nantinya akan dibuang. Saluran pembuangan inilah yang pastinya dekat dengan fungsi ginjal.Menurut laman Kemenkes, asam urat merupakan metabolit atau zat buang yang dihasilkan oleh tubuh. Bila produksi asam urat meningkat karena makanan yang mengandung purin tinggi dan tubuh tidak dapat membuangnya melalui ginjal, maka akan terjadi penumpukan kristal asam urat dalam tubuh.
Kristal urat ini yang menyebabkan terjadinya gejala asam urat pada penderitanya. Umumnya, kristal ini akan menumpuk pada sendi-sendi.
Sendi yang mengalami peradangan akibat asam urat ini ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan terasa panas. Bagian yang paling sering terdampak oleh tingginya kadar asam urat adalah sendi kaki.
Kristal asam urat rupanya tidak berpengaruh pada sendi saja. Sebab, bisa juga memengaruhi fungsi ginjal atau bahkan dapat menimbulkan munculnya penyakit batu ginjal.
Kondisi tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal atau dapat menyebabkan timbulnya batu di ginjal (nefrolitiasis), saluran kemih lainnya misalnya di kandung kemih, ureter dan uretra.
Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus di ginjal dapat menyebabkan obstruksi atau sumbatan mengganggu fungsi ginjal dan dapat berkembang menjadi gangguan ginjal akut.
Untuk pencegahannya, setiap orang yang telah didiagnosis memiliki kadar asam urat yang tinggi atau telah mengalami gejala awal seperti sering terasa nyeri pada sendi, sebaiknya mulai menjalankan gaya hidup yang lebih sehat.
Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah dengan mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi dan rutin berolahraga.
(okt)