Edukasi Pentingnya Pakai Masker di Tengah Kondisi Polusi Udara yang Buruk

Minggu, 03 September 2023 - 02:20 WIB
loading...
Edukasi Pentingnya Pakai...
Ahli Kesehatan Paru, dr. Januar Habibi, B.Med.Sc, Sp.P (tengah) menjelaskan soal bahaya polusi udara bagi kesehatan dalam Media Gathering MS Glow Edukasi Pentingnya Masker saat Kualitas Udara Buruk di Jakarta, belum lama ini. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kualitas udara yang buruk di Jakarta dan beberapa kota lain menjadi sorotan selama beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, setidaknya di akhir Agustus 2023 Jakarta mencatatkan konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) sebesar 92,8 mikrogram per meter kubik.

Itu artinya, udara Jakarta berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Padahal konsentrat udara yang baik seharusnya mencatatkan angka 1-12 mikrogram per meter kubik. Jika udara dengan kualitas buruk itu terus kita hirup, tentu dampaknya akan sangat merugikan bagi kesehatan, bahkan bisa berujung kematian.

Menurut Ahli Kesehatan Paru, dr. Januar Habibi, B.Med.Sc, Sp.P, data WHO pernah mengungkap bahwa kematian global pada 2015 akibat polusi udara mencapai angka 9 juta jiwa. Jumlah tersebut terhitung tiga kali lipat lebih besar daripada angka kematian akibat malaria dan TB.

Sayang, orang sering kali abai akan bahaya polusi karena dampaknya baru terasa dalam jangka panjang.

"Kita nggak terbiasa bahas polusi karena nggak terasa efeknya secara langsung. Efek ini tergantung jumlah partikel dan berapa banyak partikel itu kita hirup," beber dr Januar dalam Media Gathering MS Glow Edukasi Pentingnya Masker saat Kualitas Udara Buruk di Jakarta, belum lama ini.

Seperti disebutkan di atas, partikel polusi di Jakarta dan sekitarnya saat ini adalah 2,5 mikrometer. Semakin kecil partikel, akan makin mudah tersebar dan masuk ke pembuluh darah. Hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi jantung, menyebabkan stroke, dan gangguan kesehatan lainnya.

"PM 2,5 akan tahan berhari hari di lingkungan kita dan terbang sangat jauh," imbuh dr. Januar.

"Menghirup udara yang tidak sehat atau berpolusi akan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan, tidak hanya paru namun juga organ lainnya seperti jantung dan otak," tambahnya.

Lebih lanjut dr. Januar menerangkan, secara alami bulu hidung kita berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup. Namun, pada kondisi udara yang sangat berpolusi, dibutuhkan penyaring bantuan berupa masker untuk mencegah agar zat polutan (terutama dengan ukuran partikel yang sangat kecil) tidak masuk ke dalam sistem pernapasan.

Selain menggunakan masker secara rutin, masyarakat sebaiknya bersikap bijak menghadapi kualitas udara yang memburuk. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain dengan memantau kualitas udara melalui aplikasi atau website, memeriksa emisi kendaraan yang digunakan, memilih BBM dengan pembakaran yang baik, serta membatasi penggunaan kendaraan bermotor.

"Pilih area yang banyak pepohonan, karena dari beberapa penelitian terbukti bahwa pepohonan dapat membantu menyaring polusi udara," saran dr. Januar.

Tak bisa dipungkiri, penyebab utama polusi udara berasal dari aktivitas manusia, sehingga tanggung jawab pun berada di tangan bersama. Peduli akan kondisi ini, MS Glow menunjukkan aksi konkret dengan mendorong edukasi pentingnya memakai masker bagi masyarakat.

"Sebagai perusahaan yang bergerak di beauty industry, kami menyadari betapa erat kaitan antara kecantikan dengan kesehatan. Upaya perawatan dan perlindungan tubuh selalu menjadi fokus kami, sehingga MS GLOW terpanggil untuk aktif turun tangan dalam persoalan yang tengah dihadapi masyarakat saat ini, yaitu kulitas udara buruk,” ungkap Founder MS Glow Shandy Purnamasari dalam sambutannya.

Bantuan konkret MS Glow adalah dengan pembagian masker kepada yang membutuhkan serta masyarakat umum. Sepanjang September 2023, akan ada lebih dari seribu masker Kosmemask dibagikan oleh MS Glow dan J99 Corp. selaku perusahaan induk kepada warga Jakarta.

Kosmemask merupakan masker yang tak hanya menyaring partikel dari udara, namun juga membantu imunitas tubuh agar tidak terserang virus dan bakteri lain. Kosmemask diklaim sebagai masker pertama dengan kandungan nano silver yang dilengkapi stopper; hypoalergenic; anti bacterial dengan 4 lapisan extra protection; bahan lembut, nyaman digunakan, dan tidak menyebabkan iritasi; BFE Bacterial Filtration Efficiency (BFE) 99%; dan Partie Filtration Efficiency (PFE) 95%.

“Kemampuan nano silver menghancurkan mikroorganisme infeksius menjadikannya salah satu agen antimikroba yang paling kuat. Dengan demikian, masker Kosme memenuhi kegunaan biomedis yaitu ampuh dalam melawan infeksi," pungkas Direktur Komersial J99 Corp. Amelia Nasution.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1131 seconds (0.1#10.140)