Benarkah Polusi Udara Sebabkan Gangguan Kesuburan Perempuan? Ini Faktanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kondisi udara di Indonesia dan beberapa negara lain belakangan ini sangat buruk. Hal itu menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai flu, pusing, batuk, hingga kanker.
Kontaminan udara seperti karbon monoksida, timbal, polusi partikel, dan nitrogen oksida dapat mengganggu fungsi tubuh serta menyebabkan sejumlah gangguan. Selain dampaknya yang berbahaya, polusi udara juga dapat mempengaruhi kesuburan dan kesehatan reproduksi perempuan.
Dilansir dari laman Hindustan Times, Jumat (15/12/2023), sebuah penelitian menunjukkan dampak polusi yang mengkhawatirkan terhadap kesehatan perempuan. Mulai dari mengganggu siklus menstruasi, menyebabkan ketidakseimbangan hormon, hingga berdampak buruk pada proses reproduksi wanita.
Konsultan Senior Ahli Obstetri & Ginekologi Motherhood Hospital dr Manju Gupta menjelaskan, penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang mengkhawatirkan antara polusi udara, masalah kesuburan, dan kesehatan reproduksi.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyatakan bahwa satu dari enam orang di seluruh dunia akan mengalami kesulitan untuk hamil karena sering terpapar polusi udara.
"Sejumlah kontaminan udara, seperti logam berat dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) ), telah dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon. Polutan ini dapat mengganggu siklus menstruasi wanita dan berpotensi mengganggu aktivitas hormon sehingga mengganggu proses reproduksi,” jelas dr Manju.
Hal senada disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr Gunawan Dwi Prayitno, Sp.OG (K) FER, bahwa ada korelasi antara polusi udara dan kesuburan.
Dokter Gunawan menjelaskan, polusi udara menghasilkan oksidan negatif yang menimbulkan reaksi di tubuh sehingga menyebabkan inflamasi. Inflamasi yang tinggi dan kronis bisa menyebabkan gangguan resistensi insulin dan menyebabkan penyakit endometriosis.
"Endometriosis ini teori yang lama bahwa penyebabnya polusi dari biopsin, kayak obat nyamuk, spray, dan lain-lain," ungkap dr Gunawan saat ditemui dalam acara Grand Opening Layanan Fertility Center, Brawijaya Hospital Duren Tiga, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Dokter Gunawan menyadari bahwa polusi tidak bisa dihindari. Namun, menurutnya, solusinya adalah dengan mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi.
"Solusinya reaksi inflamasi ini bisa diatasi dengan antioksidan, seperti vitamin, banyak minum biar di-detox tubuh," tutupnya.
Kontaminan udara seperti karbon monoksida, timbal, polusi partikel, dan nitrogen oksida dapat mengganggu fungsi tubuh serta menyebabkan sejumlah gangguan. Selain dampaknya yang berbahaya, polusi udara juga dapat mempengaruhi kesuburan dan kesehatan reproduksi perempuan.
Dilansir dari laman Hindustan Times, Jumat (15/12/2023), sebuah penelitian menunjukkan dampak polusi yang mengkhawatirkan terhadap kesehatan perempuan. Mulai dari mengganggu siklus menstruasi, menyebabkan ketidakseimbangan hormon, hingga berdampak buruk pada proses reproduksi wanita.
Konsultan Senior Ahli Obstetri & Ginekologi Motherhood Hospital dr Manju Gupta menjelaskan, penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang mengkhawatirkan antara polusi udara, masalah kesuburan, dan kesehatan reproduksi.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyatakan bahwa satu dari enam orang di seluruh dunia akan mengalami kesulitan untuk hamil karena sering terpapar polusi udara.
"Sejumlah kontaminan udara, seperti logam berat dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) ), telah dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon. Polutan ini dapat mengganggu siklus menstruasi wanita dan berpotensi mengganggu aktivitas hormon sehingga mengganggu proses reproduksi,” jelas dr Manju.
Hal senada disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr Gunawan Dwi Prayitno, Sp.OG (K) FER, bahwa ada korelasi antara polusi udara dan kesuburan.
Dokter Gunawan menjelaskan, polusi udara menghasilkan oksidan negatif yang menimbulkan reaksi di tubuh sehingga menyebabkan inflamasi. Inflamasi yang tinggi dan kronis bisa menyebabkan gangguan resistensi insulin dan menyebabkan penyakit endometriosis.
"Endometriosis ini teori yang lama bahwa penyebabnya polusi dari biopsin, kayak obat nyamuk, spray, dan lain-lain," ungkap dr Gunawan saat ditemui dalam acara Grand Opening Layanan Fertility Center, Brawijaya Hospital Duren Tiga, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Dokter Gunawan menyadari bahwa polusi tidak bisa dihindari. Namun, menurutnya, solusinya adalah dengan mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi.
"Solusinya reaksi inflamasi ini bisa diatasi dengan antioksidan, seperti vitamin, banyak minum biar di-detox tubuh," tutupnya.
(tsa)