Memahami Hubungan Diabetes dan Stres, Perhatikan Kadar Gula Darah

Rabu, 06 September 2023 - 05:00 WIB
loading...
Memahami Hubungan Diabetes dan Stres, Perhatikan Kadar Gula Darah
Stres dapat menimbulkan berbagai efek fisik dan mental, termasuk peningkatan kadar glukosa darah. Foto/ India.com
A A A
JAKARTA - Stres dapat menimbulkan berbagai efek fisik dan mental, termasuk peningkatan kadar glukosa darah.

Stres sendiri tidak dapat menyebabkan diabetes, namun beberapa bukti menunjukkan bahwa stres yang berlebihan dan kronis dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes.



Diabetes dan stres mempunyai hubungan timbal balik – mengalami stres dapat membuat pengelolaan diabetes menjadi lebih menantang dan menderita diabetes dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres.

Hubungan antara stres dan diabetes

“Di dunia yang serba cepat saat ini, stres telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Ada banyak sumber stres yang dapat bermanifestasi sebagai respons emosional, seperti ketakutan atau kemarahan, serta reaksi fisik seperti berkeringat dan detak jantung yang meningkat atau kombinasi keduanya. Hal ini dapat berdampak signifikan pada kadar gula darah, menyebabkannya melonjak karena pelepasan kortisol,” kata Dr Arbinder, Co-founder & CEO Fitterfly seperti dilansir Indian Express pada Selasa (5/9/2023).

Pada saat yang sama, dia mengatakan bahwa penderita diabetes memiliki kemungkinan 20 persen lebih tinggi mengalami stres menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Senada dengan itu, Dr Vishal Sehgal, Presiden Portea Medical mengatakan bahwa stres kronis dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan resistensi insulin, sehingga mempersulit pengelolaan diabetes.

Dr Arbinder menyebutkan bahwa selain masalah kesehatan mental yang umum diketahui, fenomena yang disebut tekanan diabetes juga banyak terjadi di kalangan penderita diabetes.

“Sekitar 33 persen hingga 50 persen penderita diabetes mengalami kondisi ini. Distress diabetes mencakup gangguan emosional dan psikologis yang berhubungan langsung dengan pengelolaan kondisi tersebut. Penderita diabetes sering kali mengalami kekhawatiran dalam mengontrol gula darahnya, ketakutan terhadap hipoglikemia, kekhawatiran akan komplikasi jangka panjang, dan tekanan untuk melakukan pemantauan diri secara terus menerus. Faktor-faktor ini dapat menimbulkan tekanan yang signifikan dan menghambat kepatuhan terhadap upaya pengelolaan diabetes,” tutur dia.

Bisakah mengurangi stres membantu mengelola diabetes?

Dengan mengurangi stres melalui berbagai teknik, Dr Sehgal mengatakan pasien diabetes dapat meningkatkan kontrol gula darah.

“Latihan relaksasi, mindfulness, aktivitas fisik dan dukungan sosial dapat membantu mengelola diabetes. Tidur yang berkualitas juga penting untuk menjaga metabolisme glukosa dan mengurangi sensitivitas insulin. Kurang tidur ditambah dengan stres dan masalah gaya hidup lainnya akan meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2,” ujarnya.

Dr Arbinder mengatakan melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan-jalan secara teratur, telah terbukti menenangkan pikiran dan efek positifnya dapat bertahan selama berjam-jam.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1180 seconds (0.1#10.140)