Ini 2 Konglomerat yang Kasih Amplop Rp1 Miliar ke Hotman Paris di Pesta Nikah Fritz Hutapea

Rabu, 20 September 2023 - 23:23 WIB
loading...
Ini 2 Konglomerat yang Kasih Amplop Rp1 Miliar ke Hotman Paris di Pesta Nikah Fritz Hutapea
Hotman Paris dan Fritz Hutapea bersama Prajogo Pangestu. Foto/Instagram Fritz Hutapea
A A A
JAKARTA - Pernikahan putra Hotman Paris, Fritz Hutapea, dengan Chen Giovani yang digelar pada Sabtu (16/9/2023) lalu sukses mencuri perhatian publik. Tak hanya karena acaranya diselenggarakan secara megah dan mewah, tapi juga dihadiri beberapa tamu undangan penting.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah konglomerat yang disebut-sebut memberikan amplop dengan nominal yang fantastis. Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh Hotman Paris, seperti dalam video viral yang beredar di media sosial.

Dalam video tersebut, Hotman menyebut, di pernikahan anaknya itu ada dua sosok konglomerat yang masing-masing memberinya amplop berisi uang senilai Rp1 miliar.



“Pas pulang, lu tau nggak berapa dikasih? Ada yang ngasih 1 M. Hanya dalam satu malam, saya dapet 2 miliar dari 2 konglomerat. Belum yang lain lagi. Pokoknya meskipun ini saya sudah anggarkan 5 miliar, saya dapet lebih dari itu,” ujar Hotman Paris, dilansir dari akun TikTok @connie_lilian, Rabu (20/9/2023).

Lantas, siapakah kedua konglomerat tersebut?

Usut punya usut, dua konglomerat yang sempat terekam hadir di pesta pernikahan anak Hotman Paris adalah Prajogo Pangestu dan Dato Sri Tahir.

Melansir beberapa sumber, Prajogo Pangestu adalah pengusaha sukses di Indonesia. Ia merupakan konglomerat yang masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia dan terkaya ketiga di Indonesia versi Forbes pada 2019.

Di tahun 2022, pendiri Barito Group itu diketahui memiliki kekayaan mencapai USD5,9 miliar atau setara Rp84,6 triliun, menurut Forbes.

Jauh sebelum mencapai kesuksesan, pria yang memiliki nama asli Phang Djoem Phen itu pernah merasakan pahitnya kehidupan. Prajogo dilahirkan di Sungai Betung, Kalimantan Barat, pada 1944. Orang tuanya bekerja sebagai pedagang karet, pendidikannya pun hanya sampai tingkat sekolah menengah.



Namun, Prajogo memiliki tekad untuk mengubah nasib hidupnya. Pada 1960, dia memutuskan merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Menurutnya, jika merantau ke Jakarta maka dia akan mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Pada 1969 Prajogo bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Bong Sun (Burhan Uray). Di pertemuan itulah Prajogo diajak bergabung ke perusahaan milik Bong, yaitu PT Djajanti Group.

Singkat cerita, pada 1976 dirinya ditunjuk sebagai general manager (GM) pabrik Plywood Nusantara Gresik, Jawa Timur. Hal ini didapatkan berkat kerja keras Prajogo selama bekerja kurang lebih tujuh tahun.

Meskipun telah menjabat sebagai general manager, Prajogo tak cepat berpuas diri. Dia justru memutuskan keluar dari tempat kerjanya dan mendirikan perusahaan sendiri bernama CV Pacific Lumber Coy. Kemudian nama perusahaannya diubah menjadi PT Barito Pacific Timber.

Nasib baik kembali berpihak kepada Prajogo. Pada 1993 perusahaan itu mulai dikenal oleh masyarakat luas, bahkan bisnisnya pernah bekerja sama dengan anak-anak Presiden Soeharto kala itu.

Kemudian pada 2007, perusahaan tersebut berganti nama menjadi Barito Pacific. Di tahun yang sama Prajogo juga mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yang membuat kekayaannya semakin melimpah.

Setelah akuisisi itu, Prajogo memutuskan untuk mendirikan perusahaan produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia yang diberi nama PT Chandra Asri Petrochemical. Perusahaan ini merupakan gabungan dari Tri Polyta Indonesia.

Berkat kerja keras dan perjuangannya, Presiden Jokowi memberikan penghargaan kepada Prajogo Pangestu pada Agustus 2019. Dia mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Utama atas dedikasi yang diberikan terhadap industri petrokimia dan panas bumi.

Sementara, Dato Sri Tahir adalah pemilik RS Mayapada yang merupakan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia.

Mayapada Hospital merupakan salah satu rumah sakit swasta terbaik yang didirikan oleh Healthcare Group pada 1 Juni 2008 setelah mengakuisisi Honoris Hospital di kawasan hunian ekslusif Modern Land Tangerang.

Sebagai bentuk komitmen untuk menyediakan pelayanan kesehatan berstandar internasional, Mayapada Hospital bekerja sama dengan Nasional Health Care Group Singapore.

Melansir real time net worth Forbes, kekayaan Tahir mencapai USD2,7 miliar atau setara Rp40 triliun (kurs Rp14.900 per USD). Dengan kekayaan tersebut, Tahir menempati peringkat 10 miliarder Indonesia versi Forbes tahun 2020. Selain itu, dia juga menjadi pejabat terkaya di pemerintahan.

Salah satu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini juga merupakan seorang filantropis. Melalui Tahir Foundation, dia telah menyumbangkan hartanya untuk kepentingan sosial baik di dalam maupun luar negeri.

Tercatat Tahir pernah memberikan Rp52 miliar untuk melawan pandemi di Indonesia pada 2020.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2049 seconds (0.1#10.140)