Cara Cek Tekanan Darah, Bisa Hindari Stroke hingga Serangan Jantung
loading...
A
A
A
JAKARTA – Tekanan darah yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Bahkan, tekanan darah seseorang dalam sehari pun bisa berubah-ubah meski berada di tempat yang sama. Jadi penting untuk memeriksa tekanan darah, terlebih bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof Subairi Djoerban mengatakan bagi penderita yang memiliki tekanan darah tinggi dan tensi bervariatif, disarankan mempunyai tensimeter di rumah. Sehingga tekanan darah bisa terpantau sendiri saat berada di rumah.
“Dengan begitu Anda bisa tercegah terjadinya stroke maupun serangan jantung,” kata Prof Zubairi, dikutip dalam akun X miliknya @profesorzubairi, Sabtu (4/11/2023).
Menurutnya ketika seseorang ingin mengukur tekanan darahnya, akan lebih baik jika tidak langsung dilakukan pengukuran tensi, tetapi Anda memposisikan diri sejenak dengan duduk santai, mengatur napas terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan pengukuran tensi.
Idealnya saat dilakukan pengukuran tensi juga alat yang digunakan berada setinggi jantung. Namun tidak hanya itu, untuk memastikan akurasi dari tensimeter yang digunakan di rumah itu sesuai, maka Anda bisa sesekali membandingkannya dengan hasil tensimeter yang berada di rumah sakit.
“Bawa saja alatnya saat mengunjungi dokter. Ukur bersama-sama,” ucap Prof Zubairi.
Lantas, apakah tensimeter air raksa dan tensimeter digital memiliki perbedaan hasil? Mengingat saat ini di tempat pelayanan kesehatan sering kali ditemukan jenis tensimeter yang digunakan adalah digital?
Prof Zubairi menjelaskan pada penggunakan tensimeter air raksa memang bagus digunakan, tetapi tidak sehat untuk lingkungan sehingga tensimeter digital lebih sering digunakan. Akan tetapi jika Anda masih belum merasa yakin dengan hasil yang diperoleh Anda bisa melakukan cross check kedua peralatan tersebut, yang prinsipnya juga sama-sama akurat.
“Tapi jika Anda masih ragu, selain bawa alatnya ke rumah sakit, Anda bisa cross check sendiri dengan bantuan google,” tutur Prof Zubairi.
Caranya dengan memasukan merek tensimeter yang digunakan, lalu lihat validitasnya, seberapa sensitif atau ketepatan tensimeter yang Anda miliki. Namun menurut Prof Zubairi hal terpenting dari semua itu adalah setiap orang disarankan agar setidaknya memiliki alat kesehatan seperti tensimeter, thermometer, dan oksimeter, guna memantau kesehatan tetap terjaga serta terhindar dari penyakit.
“Sekali lagi saya sarankan untuk punya beberapa peralatan kesehatan seperti tensimeter, thermometer untuk mengukur suhu tubuh, dan oksimeter untuk mengukur saturasi oksigen. Sehingga Anda bisa memantau, mencegah penyakit, dan menanganinya lebih segera,” katanya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof Subairi Djoerban mengatakan bagi penderita yang memiliki tekanan darah tinggi dan tensi bervariatif, disarankan mempunyai tensimeter di rumah. Sehingga tekanan darah bisa terpantau sendiri saat berada di rumah.
“Dengan begitu Anda bisa tercegah terjadinya stroke maupun serangan jantung,” kata Prof Zubairi, dikutip dalam akun X miliknya @profesorzubairi, Sabtu (4/11/2023).
Menurutnya ketika seseorang ingin mengukur tekanan darahnya, akan lebih baik jika tidak langsung dilakukan pengukuran tensi, tetapi Anda memposisikan diri sejenak dengan duduk santai, mengatur napas terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan pengukuran tensi.
Idealnya saat dilakukan pengukuran tensi juga alat yang digunakan berada setinggi jantung. Namun tidak hanya itu, untuk memastikan akurasi dari tensimeter yang digunakan di rumah itu sesuai, maka Anda bisa sesekali membandingkannya dengan hasil tensimeter yang berada di rumah sakit.
“Bawa saja alatnya saat mengunjungi dokter. Ukur bersama-sama,” ucap Prof Zubairi.
Lantas, apakah tensimeter air raksa dan tensimeter digital memiliki perbedaan hasil? Mengingat saat ini di tempat pelayanan kesehatan sering kali ditemukan jenis tensimeter yang digunakan adalah digital?
Prof Zubairi menjelaskan pada penggunakan tensimeter air raksa memang bagus digunakan, tetapi tidak sehat untuk lingkungan sehingga tensimeter digital lebih sering digunakan. Akan tetapi jika Anda masih belum merasa yakin dengan hasil yang diperoleh Anda bisa melakukan cross check kedua peralatan tersebut, yang prinsipnya juga sama-sama akurat.
“Tapi jika Anda masih ragu, selain bawa alatnya ke rumah sakit, Anda bisa cross check sendiri dengan bantuan google,” tutur Prof Zubairi.
Caranya dengan memasukan merek tensimeter yang digunakan, lalu lihat validitasnya, seberapa sensitif atau ketepatan tensimeter yang Anda miliki. Namun menurut Prof Zubairi hal terpenting dari semua itu adalah setiap orang disarankan agar setidaknya memiliki alat kesehatan seperti tensimeter, thermometer, dan oksimeter, guna memantau kesehatan tetap terjaga serta terhindar dari penyakit.
“Sekali lagi saya sarankan untuk punya beberapa peralatan kesehatan seperti tensimeter, thermometer untuk mengukur suhu tubuh, dan oksimeter untuk mengukur saturasi oksigen. Sehingga Anda bisa memantau, mencegah penyakit, dan menanganinya lebih segera,” katanya.
(tdy)