Cerita Sedih Tenaga Medis di RS Indonesia Gaza: Kami Andalkan Obor untuk Terangi Pasien

Rabu, 08 November 2023 - 09:43 WIB
loading...
Cerita Sedih Tenaga...
Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, bekerja keras menyelamatkan warga yang jadi korban serangan bom Israel. Banyak cerita sedih yang dialami para malaikat-malaikat di bumi itu. Foto/Istimewa
A A A
GAZA - Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, bekerja keras menyelamatkan warga yang jadi korban serangan bom Israel. Banyak cerita sedih yang dialami para malaikat-malaikat di bumi itu. Seperti apa?

Satu bulan lebih tenaga kesehatan di Rumah Sakit Indonesia yang ada di kawasan Beit Laiha, Gaza, Palestina, bekerja keras tiada henti. Seiring meningkatnya serangan yang dilakukan Israel ke wilayah Gaza, semakin tinggi juga tanggung jawab yang diemban oleh para tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit yang didirikan pada 2011 itu.

Fikri Rofiul Haq, sukarelawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dari Indonesia dikutip Aljazeera, Rabu (8/11/2023), mengatakan bahwa tidak ada waktu buat para tenaga kesehatan di Rumah Sakit Indonesia untuk jeda istirahat.



Setiap saat korban serangan Israel berdatangan. Di saat yang sama Rumah Sakit Indonesia semakin penuh sesak karena banyaknya warga Gaza yang berlindung di dalamnya.

"Rumah sakit benar-benar butuh tenaga bantuan kesehatan tambahan. Mereka sudah bekerja selama 24 jam penuh tanpa henti," jelas Fikri Rofiul Haq.

Para tenaga kesehatan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza benar-benar bekerja layaknya malaikat. Mereka tidak tidur demi menyelamatkan masyarakat Gaza yang jadi korban serangan bom Israel.

Mereka juga tidak mengeluh ketika tantangan demi tantangan berdatangan. Mulai dari jumlah korban yang terus meningkat hingga keadaan rumah sakit yang semakin terbatas.

"Setidaknya di rumah sakit ini sudah ada 870 orang yang meninggal dan 2.530 orang dirawat karena luka-luka," terang Fikri Rofiul Haq.

Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza memang sangat memprihatinkan. Blokade yang diterapkan Israel ke wilayah Gaza membuat berbagai keperluan yang dibutuhkan Rumah Sakit Indonesia sulit diberikan.

Obat-obatan, bahan bakar, hingga donasi yang biasanya terkirim dari Indonesia justru tertahan. Alhasil para tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Indonesia bekerja dalam kondisi yang kurang ideal.

Dokter Marwan Sultan, Direktur Medis di Rumah Sakit Indonesia mengatakan, situasi di rumah sakit memburuk karena generator listrik kehabisan bahan bakar. Dua hari setelah pengeboman kamp pengungsian Jabalia atau pada 2 November 2023, rumah sakit itu kehilangan daya listrik.

"Konsekuensinya kami berhenti melakukan operasi terhadap pasien kecuali operasi itu untuk menyelamatkan nyawa," ujar Dokter Marwan, dikutip dari BBC.



"Bangsal pasien tidak dapat berfungsi. Kami mengandalkan obor kecil sementara pasien di unit perawatan intensif (ICU) menggunakan generator listrik kecil," ucap Marwan sedih.

Marwan berkata, ketika itu dia khawatir Rumah Sakit Indonesia memasuki tahap akhir dan tidak bisa beroperasi sama sekali.

Hal senada juga dikhawatirkan oleh Fikri Rofiul Haq. Dia mengatakan, serangan Israel sudah membuat kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza rusak. Dia khawatir kondisi tersebut semakin memburuk ketika musim dingin tiba di Palestina.

"Musim dingin akan datang dan jika perang terus berlanjut, para pengungsi di Gaza akan benar-benar dalam kondisi yang berbahaya karena tidak ada selimut, jaket, dan kasur yang cukup buat mereka," keluh Fikri Rofiul Haq.

Mirisnya, pada saat yang bersamaan Israel justru menuduh Rumah Sakit Indonesia di Gaza merupakan salah satu tempat yang digunakan oleh gerilyawan Hamas untuk bersembunyi.

Juru bicara militer Israel (IDF) Brigjen Daniel Hagari mengatakan, markas Hamas berada di bawah sejumlah rumah sakit di Gaza, termasuk RS Indonesia di Gaza bagian utara. Dia pun membandingkan citra satelit area rumah sakit sejak 2010 di mana terdapat pos Hamas di dekatnya.

Menurutnya, Hamas secara sistematis menggunakan rumah sakit sebagai bangunan untuk menyamarkan operasi mereka. Sekaligus "perisai" apabila pasukan Israel melakukan serangan udara ke sana.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2127 seconds (0.1#10.140)