Tenaga Medis di Gaza Mulai Alami Lelah Mental dan Fisik

Kamis, 09 November 2023 - 08:30 WIB
loading...
Tenaga Medis di Gaza Mulai Alami Lelah Mental dan Fisik
Bekerja sepanjang waktu membuat beberapa dokter, perawat, staf administrasi, dan kru penyelamat mengalami kelelahan yang ekstrem. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Serangan Israel pada Palestina di Gaza masih terus berlanjut hingga saat ini. Korban luka maupun jiwa pun berjatuhan setiap hari, sampai-sampai rumah sakit penuh. Hal ini mempengaruhi kesejahteraan mental dan fisik para petugas kesehatan di sana.

Bekerja sepanjang waktu membuat beberapa dokter, perawat, staf administrasi, dan kru penyelamat mengalami kelelahan yang ekstrem. Sementara lainnya ada yang mengalami kelelahan psikologis karena mengobati luka mengerikan atau frustasi karena kekurangan sumber daya dalam menangani korban.



"Sebelum perang, kita akan bertanggung jawab untuk mengurangi stres dan trauma orang sakit dan terluka, tetapi sekarang kitalah yang membutuhkan jalan keluar untuk tubuh dan semangat kita yang kelelahan," kata tim medis dr Huda Shokry dari Kompleks Medis Al-Daraj, dikutip dari Aljazeera, Kamis (9/11/2023).

Namun, Dr Ahmed Ghoul, seorang pengawas ruang gawat darurat di Al-Daraj mengatakan, para profesional yang bekerja dengannya berdedikasi untuk merawat pasien mereka.

"Meskipun kekurangan hampir semua yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan kami secara efektif, kami tidak meninggalkan kamar kami, siang atau malam, kecuali untuk istirahat toilet cepat," katanya.

Mereka rela kehilangan hari-hari karena kepedulian terhadap ribuan orang yang terluka dari waktu ke waktu yang sangat tinggi. Bahkan, para dokter tidak memiliki tempat untuk tidur di rumah sakit. Tempatnya beristirahat telah menjadi area perawatan untuk pasien dan ruang operasi.

Di samping itu, rumah sakit di Gaza saat ini juga telah berhenti berfungsi. Mereka tidak memiliki sumber daya dasar untuk menyiapkan makanan bagi staf ataupun pasien.



"Kami telah bosan dengan apa yang telah kami saksikan. Menjadi dokter dalam perang di Gaza berarti kehilangan rasa takut dan kelelahan,” kata dr Shokry.

Dirinya mengaku tidak mungkin untuk mempertahankan jiwa normal atau bahkan emosi di saat seperti ini.

Saat ini, fasilitas kesehatan di seluruh Gaza telah melaporkan kekurangan pasokan medis. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, kelangkaan telah menjadi masalah serius bagi tenaga medis dan pasien, menyebabkan kualitas perawatan kesehatan memburuk dengan cepat.

Kekurangan anestesi menjadi sangat jelas di Rumah Salit Al-Shifa, fasilitas kesehatan terbesar di Gaza, yang didirikan pada 1946. Dokter di sana dilaporkan terpaksa melakukan operasi pada pasien tanpa obat untuk mengurangi rasa sakit mereka, menyebabkan penderitaan pasien yang tak terlukiskan.

Rumah sakit bahkan terpaksa melakukan operasi di pekarangan menggunakan matahari untuk menyalakan prosedur medis karena kurangnya listrik dan bahan bakar.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1227 seconds (0.1#10.140)