Gugatan Harta Gono-gini Gideon Tengker Atas Rieta Amilia Belum Temui Titik Terang, Mediasi Terancam Gagal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kisruh harta gono-gini antara Gideon Tengker dan Rieta Amilia masih terus bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Gugatan yang diajukan Gideon itu pun sampai saat ini belum juga menemui titik terang.
Ini karena Rieta belum juga hadir di persidangan dengan berbagai alasan. Padahal, Gideon tampak selalu hadir di sidang gugatan harta gono-gini dengan tujuan menggelar mediasi.
Di sisi lain, ibunda Nagita Slavina tersebut sebelumnya sempat menyampaikan menolak hadir di persidangan. Hal ini diungkap langsung oleh Rieta melalui surat pada sidang pekan lalu.
"Selama ini kan pengacaranya menjanjikan akan membawa membawa Rieta. Namun hari ini ditunjukan surat dari Rieta yang lucunya suratnya suray copy-an, bukan surat asli," kata Erles Rareral selaku kuasa hukum Gideon Tengker pada sidang pekan lalu.
Sementara itu, Juru Bicara PN Jakarta Selatan Djuyamto, buka suara terkait sikap Rieta yang menolak mediasi dengan mantan suaminya itu. Djuyamto mengatakan kalau mediasi Gideon dan Rieta terancam gagal.
"Ketidakhadiran salah satu pihak dalam mediasi bisa mengakibatkan deadlock, maka jika deadlock artinya mediasi gagal," jelas Djuyamto melalui pesan singkat Senin (13/11/2022).
Kendati terancam gagal, Djuyamto menyebut pemeriksaan perkara akan dilanjutkan oleh majelis hakim. Ini artinya, sidang tersebut akan terus bergulir hingga menghasilkan putusan yang berkekuatan hukum tetap meski Rieta menolak datang ke pengadilan.
"Tentu pemeriksaan perkara akan dilanjutkan oleh majelis hakim," ujar Djuyamto.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gideon Tengker menggugat Rieta Amilia atas harta gono-gini sebesar Rp300 miliar. Mantan musisi itu mengklaim bahwa harta tersebut diperoleh saat mereka masih sah menjadi suami istri.
Adapun aset yang digugat oleh Gideon di antaranya adalah rumah, apartemen, perusahaan, hingga hotel yang ada di Jakarta dan Bali.
"Rumah, apartemen, hotel, tempat makan, tempat usaha. Semua aset itu sudah kami data. Jadi di mana aja kita sudah tahu, sudah kita datangi. Jadi kalau tidak sesuai, akan ada laporan baru," ungkap Erles.
"Total aset semua itu kalau diuangkan sekitar Rp300 miliar. Rp300 miliar sesudah dihitung, angka ini bukan angka siluman, angka pasti," pungkasnya.
Ini karena Rieta belum juga hadir di persidangan dengan berbagai alasan. Padahal, Gideon tampak selalu hadir di sidang gugatan harta gono-gini dengan tujuan menggelar mediasi.
Di sisi lain, ibunda Nagita Slavina tersebut sebelumnya sempat menyampaikan menolak hadir di persidangan. Hal ini diungkap langsung oleh Rieta melalui surat pada sidang pekan lalu.
"Selama ini kan pengacaranya menjanjikan akan membawa membawa Rieta. Namun hari ini ditunjukan surat dari Rieta yang lucunya suratnya suray copy-an, bukan surat asli," kata Erles Rareral selaku kuasa hukum Gideon Tengker pada sidang pekan lalu.
Baca Juga
Sementara itu, Juru Bicara PN Jakarta Selatan Djuyamto, buka suara terkait sikap Rieta yang menolak mediasi dengan mantan suaminya itu. Djuyamto mengatakan kalau mediasi Gideon dan Rieta terancam gagal.
"Ketidakhadiran salah satu pihak dalam mediasi bisa mengakibatkan deadlock, maka jika deadlock artinya mediasi gagal," jelas Djuyamto melalui pesan singkat Senin (13/11/2022).
Kendati terancam gagal, Djuyamto menyebut pemeriksaan perkara akan dilanjutkan oleh majelis hakim. Ini artinya, sidang tersebut akan terus bergulir hingga menghasilkan putusan yang berkekuatan hukum tetap meski Rieta menolak datang ke pengadilan.
"Tentu pemeriksaan perkara akan dilanjutkan oleh majelis hakim," ujar Djuyamto.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gideon Tengker menggugat Rieta Amilia atas harta gono-gini sebesar Rp300 miliar. Mantan musisi itu mengklaim bahwa harta tersebut diperoleh saat mereka masih sah menjadi suami istri.
Adapun aset yang digugat oleh Gideon di antaranya adalah rumah, apartemen, perusahaan, hingga hotel yang ada di Jakarta dan Bali.
"Rumah, apartemen, hotel, tempat makan, tempat usaha. Semua aset itu sudah kami data. Jadi di mana aja kita sudah tahu, sudah kita datangi. Jadi kalau tidak sesuai, akan ada laporan baru," ungkap Erles.
"Total aset semua itu kalau diuangkan sekitar Rp300 miliar. Rp300 miliar sesudah dihitung, angka ini bukan angka siluman, angka pasti," pungkasnya.
(dra)