Mengenal Tren Quiet Quitting, Sering Disebut Generasi Z dan Milenial
loading...
A
A
A
JAKARTA – Seiring dengan perkembangan zaman, tren atau istilah saat ini semakin bervariatif di kalangan anak muda. Bahkan belum lama ini juga muncul istilah tren ‘quiet quitting’ yang sering kali disebut oleh anak-anak generasi Z atau kalangan milenial. Namun, apa itu tren quiet quitting?
Account Executive MNC Multimedia Network Komang Yuni mengatakan bahwa sebagai salah satu generasi milenial, tren quiet quitting merupakan salah satu pengertian yang mengarah kepada bekerja secara cukup.
“Kita tuh sebagai generasi yang sekarang itu menentukan batas-batas dimana kita harus bekerja, dan dimana kita harus selesai,” kata Komang, dikutip dalam Podcast Aksi Nyata Partai Perindo, Senin (13/11/2023).
Artinya, pekerjaan yang dilakukan jika diluar kapasitasnya atau bukan porsinya tidak dikerjakan. Sehingga bisa dikatakan pekerjaan itu hanya dikerjaan dalam jam kerja sesuai sepakatan saja. Akan tetapi ia juga tidak membenarkan atau mengwajarkan trend tersebut. Karena menurutnya jika hal itu masih di dalam tanggung jawab pekerjaan, lebih baik kerjakan sesuai dengan job desknya.
Di sisi lain, istilah quiet quitting ini juga menurut Komang akan memiliki dampak positif dan negatif bagi setiap individu. Positifnya adalah seseorang akan mempunyai waktu lebih teratur dalam menjalani pekerjaannya, dan itu yang membuat pekerjaan juga akan menjadi lebih efektif serta tidak dikejar-kejar deadline. Sedangkan untuk negatifnya setiap individu mungkin tidka bisa berkembang sepenuhnya dalam perusahaan tersebut.
“Apalagi kayak saya yang fresh graduate gitu kan yang seharusnya cari pengalaman lagi tapi misalnya diterapin seratus persen seperti itu kan kita gak bisa berkembang kayak gitu,” ucapnya.
Untuk itu Komang berpesan, untuk menghindari dampak tersebut maka setiap individu diperlukan tanggung jawab yang kuat, dan mengetahui jobdesknya masing-masing. Karena semua apa yang dikerjakan akan berpengaruh terhadap kualitas individu tersebut dan juga kepada perusahaan.
Tipsnya cari tahu terlebih dahulu apa yang menjadi landasan untuk bekerja, maka dari hal itu Anda akan mendapatkan semangat bekerja yang baik dan mengerjakan semua pekerjaan dengan hati yang tulus.
“Buat temen-temen semua mungkin yang sampai saat ini masih cari kerja semangat, yakin, dan niat aja. Nanti kalau udah dapet pekerjaan kerjain dengan ikhlas, karena kalau udah kayak gitu kedepannya bakal enak banget sih. Kita juga udah akan dapet banyak relasi, kenalan juga, jadi kerjain dengan sungguh-sungguh,” tuturnya.
Account Executive MNC Multimedia Network Komang Yuni mengatakan bahwa sebagai salah satu generasi milenial, tren quiet quitting merupakan salah satu pengertian yang mengarah kepada bekerja secara cukup.
“Kita tuh sebagai generasi yang sekarang itu menentukan batas-batas dimana kita harus bekerja, dan dimana kita harus selesai,” kata Komang, dikutip dalam Podcast Aksi Nyata Partai Perindo, Senin (13/11/2023).
Artinya, pekerjaan yang dilakukan jika diluar kapasitasnya atau bukan porsinya tidak dikerjakan. Sehingga bisa dikatakan pekerjaan itu hanya dikerjaan dalam jam kerja sesuai sepakatan saja. Akan tetapi ia juga tidak membenarkan atau mengwajarkan trend tersebut. Karena menurutnya jika hal itu masih di dalam tanggung jawab pekerjaan, lebih baik kerjakan sesuai dengan job desknya.
Di sisi lain, istilah quiet quitting ini juga menurut Komang akan memiliki dampak positif dan negatif bagi setiap individu. Positifnya adalah seseorang akan mempunyai waktu lebih teratur dalam menjalani pekerjaannya, dan itu yang membuat pekerjaan juga akan menjadi lebih efektif serta tidak dikejar-kejar deadline. Sedangkan untuk negatifnya setiap individu mungkin tidka bisa berkembang sepenuhnya dalam perusahaan tersebut.
“Apalagi kayak saya yang fresh graduate gitu kan yang seharusnya cari pengalaman lagi tapi misalnya diterapin seratus persen seperti itu kan kita gak bisa berkembang kayak gitu,” ucapnya.
Untuk itu Komang berpesan, untuk menghindari dampak tersebut maka setiap individu diperlukan tanggung jawab yang kuat, dan mengetahui jobdesknya masing-masing. Karena semua apa yang dikerjakan akan berpengaruh terhadap kualitas individu tersebut dan juga kepada perusahaan.
Tipsnya cari tahu terlebih dahulu apa yang menjadi landasan untuk bekerja, maka dari hal itu Anda akan mendapatkan semangat bekerja yang baik dan mengerjakan semua pekerjaan dengan hati yang tulus.
“Buat temen-temen semua mungkin yang sampai saat ini masih cari kerja semangat, yakin, dan niat aja. Nanti kalau udah dapet pekerjaan kerjain dengan ikhlas, karena kalau udah kayak gitu kedepannya bakal enak banget sih. Kita juga udah akan dapet banyak relasi, kenalan juga, jadi kerjain dengan sungguh-sungguh,” tuturnya.
(tdy)