Indonesia Destinasi Wisata Terbaik Dunia 2017
A
A
A
LONDON - Keindahan laut Indonesia tiada tandingan. Klaim ini bukan isapan jempol. Buktinya penghargaan dalam ajang Travel Awards 2017 dari majalah DIVE pun kembali diraih Indonesia.
Penilaian atas pesona laut itu bukan atas dasar subjektivitas DIVE, tapi berasal dari puluhan ribu diver, snorkler,dan scuba diver dunia. Di ajang itu Indonesia meraih penghargaan bergengsi untuk kategori destinasi dan pusat diving. Adapun untuk kategori liveaboard, Indonesia berada di urutan kedua setelah Pulau Cocos, Australia.
Menurut DIVE, Indonesia menjadi kontestan terfavorit sejak awal. Sebanyak 1.076 voter dari 9.399 memilih Indonesia sebagai jagoan. Penilaian tersebut tidak berlebihan mengingat Indonesia memiliki kekayaan laut luar biasa karena memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan spesies dan habitat yang beraneka ragam. Jenis ikan dan karangnya bermacam-macam. Begitu pun dengan pasirnya.
"Indonesia meraih penghargaan destinasi terbaik dunia untuk kedua kalinya secara beruntun," ungkap DIVE dalam situs resmi dive magazine.co.uk.
Dalam kategori destinasi terbaik, Indonesia diikuti Filipina dengan total 749 suara dan Pulau Azores (Portugal) dengan 576 suara. Posisi selanjutnya masing-masing ditempati Meksiko, Maldives, Laut Merah (Mesir), Bahama, Thailand, Fiji, dan Papua Nugini. Di sisi lain posisi Australia dan Malaysia terus merosot.
Untuk diketahui, DIVE merupakan majalah scuba asal Inggris yang didirikan sejak 1995. Mereka biasanya menyajikan berita-berita tentang ikan atau habitat ikan, panorama bawah laut, reviu destinasi diving, panduan diving, atau reviu alat-alat diving.
Selain itu mereka sering memasang foto-foto spektakuler kehidupan di bawah laut. Penghargaan Travel Award 2017 merupakan satu dari sekian prestasi yang berhasil diraih Indonesia. Di antara prestasi internasional lain sebelumnya adalah video Wonderful Indonesia sebagai Video Pariwisata Terbaik Dunia 2017 di ajang UNWTO Award, destinasi nomor satu dunia versi Trip Advisor 2017 yang diraih Bali, dan Destination of The Year 2017 Asia Pacific versi TTG Travel Award.
Berbagai penghargaan yang diperoleh itu tentu menjadi energi untuk terus menggenjot kunjungan wisata yang kini menjadi andalan peraih devisa. Tahun ini sektor pariwisata berhasil mencatatkan perolehan devisa USD17 miliar. Pendapatan valuta asing itu diperoleh dari kunjungan pariwisata Indonesia yang melonjak, bahkan tercatat paling tinggi bila dibandingkan dengan raihan negara lain di Asia Tenggara. Peningkatan devisa beriringan dengan melonjaknya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Kementerian Pariwisata beberapa waktu lalu melaporkan, kunjungan wisman selama Januari hingga Agustus 2017 tumbuh 25,68%. Angka ini tercatat lebih tinggi daripada torehan Singapura dan Thailand yang masing-masing hanya mencatat pertumbuhan 3,83% dan 5,05%. Berdasarkan angka tersebut, devisa Indonesia berpotensi turut naik hingga 25,68% dari posisi USD13,57 miliar pada tahun lalu ke angka USD17,05 miliar sampai akhir 2017.
Angka tersebut berpotensi mengalahkan sumbangan dari minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang selama ini digadang-gadang sebagai kontributor utama devisa negara. Pemerintah pun menargetkan devisa dari sektor pariwisata bisa menembus angka USD20,74 miliar pada 2019 atau setara dengan Rp28 miliar.
Target ini sejalan dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang mencapai 20 juta di tahun tersebut. Dalam seminar Indonesia Tourism Outlook 2018 yang digelar Forum Wartawan Pariwisata bersama Kementerian Pariwisata (1/11/), Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut adanya tiga tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkan industri wisata pada 2018. Tiga tantangan dimaksud meliputi enviromental sustainability, digital tourism, dan kelembagaan atau regulasi. Dia optimistis tantangan tersebut bisa diatasi.
Pusat Diving
Prestasi membanggakan juga diraih Indonesia pada kategori pusat diving atau resor. Di dalam kategori itu, Indonesia diwakili Siladen Resort and Spa yang terletak di Taman Nasional Laut Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. DIVE menyatakan pengalaman diving di Taman Nasional Laut Bunaken sangat luar biasa sejak dulu.
"Siladen Resort and Spa merupakan resor mewah. Resor yang berada di jantung Taman Nasional Laut Bunaken tersebut keluar sebagai pemenang dengan jumlah voting mencapai 820 dari 3.117 suara atau hampir dua kali lipat dari raihan pesaing terdekatnya," ungkap DIVE.
Resor Oblu-Helengli, Maladewa, harus puas berada di posisi kedua dengan total voting mencapai 469 suara, sedangkan sisanya berasal dari Indonesia atau Filipina. Wakatobi yang juga terletak di Sulawesi sukses menempati peringkat ke empat dan Lembeh, Bitung, di urutan kelima. Flora dan fauna laut Indonesia pun diakui sangat berwarna.
Dalam kategori liveaboard, Indonesia yang diwakili MV Pelagian, Sulawesi, berada di urutan kedua. Tapi selisih votingnya hanya satu suara dengan pemegang posisi puncak Sea Hunter, Pulau Cocos, Kosta Rika. Sea Hunter meraih voting 233, sedangkan MV Pelagian 232 dari total 1.338 suara. Keduanya dinilai terus bersaing ketat.
Penilaian atas pesona laut itu bukan atas dasar subjektivitas DIVE, tapi berasal dari puluhan ribu diver, snorkler,dan scuba diver dunia. Di ajang itu Indonesia meraih penghargaan bergengsi untuk kategori destinasi dan pusat diving. Adapun untuk kategori liveaboard, Indonesia berada di urutan kedua setelah Pulau Cocos, Australia.
Menurut DIVE, Indonesia menjadi kontestan terfavorit sejak awal. Sebanyak 1.076 voter dari 9.399 memilih Indonesia sebagai jagoan. Penilaian tersebut tidak berlebihan mengingat Indonesia memiliki kekayaan laut luar biasa karena memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan spesies dan habitat yang beraneka ragam. Jenis ikan dan karangnya bermacam-macam. Begitu pun dengan pasirnya.
"Indonesia meraih penghargaan destinasi terbaik dunia untuk kedua kalinya secara beruntun," ungkap DIVE dalam situs resmi dive magazine.co.uk.
Dalam kategori destinasi terbaik, Indonesia diikuti Filipina dengan total 749 suara dan Pulau Azores (Portugal) dengan 576 suara. Posisi selanjutnya masing-masing ditempati Meksiko, Maldives, Laut Merah (Mesir), Bahama, Thailand, Fiji, dan Papua Nugini. Di sisi lain posisi Australia dan Malaysia terus merosot.
Untuk diketahui, DIVE merupakan majalah scuba asal Inggris yang didirikan sejak 1995. Mereka biasanya menyajikan berita-berita tentang ikan atau habitat ikan, panorama bawah laut, reviu destinasi diving, panduan diving, atau reviu alat-alat diving.
Selain itu mereka sering memasang foto-foto spektakuler kehidupan di bawah laut. Penghargaan Travel Award 2017 merupakan satu dari sekian prestasi yang berhasil diraih Indonesia. Di antara prestasi internasional lain sebelumnya adalah video Wonderful Indonesia sebagai Video Pariwisata Terbaik Dunia 2017 di ajang UNWTO Award, destinasi nomor satu dunia versi Trip Advisor 2017 yang diraih Bali, dan Destination of The Year 2017 Asia Pacific versi TTG Travel Award.
Berbagai penghargaan yang diperoleh itu tentu menjadi energi untuk terus menggenjot kunjungan wisata yang kini menjadi andalan peraih devisa. Tahun ini sektor pariwisata berhasil mencatatkan perolehan devisa USD17 miliar. Pendapatan valuta asing itu diperoleh dari kunjungan pariwisata Indonesia yang melonjak, bahkan tercatat paling tinggi bila dibandingkan dengan raihan negara lain di Asia Tenggara. Peningkatan devisa beriringan dengan melonjaknya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Kementerian Pariwisata beberapa waktu lalu melaporkan, kunjungan wisman selama Januari hingga Agustus 2017 tumbuh 25,68%. Angka ini tercatat lebih tinggi daripada torehan Singapura dan Thailand yang masing-masing hanya mencatat pertumbuhan 3,83% dan 5,05%. Berdasarkan angka tersebut, devisa Indonesia berpotensi turut naik hingga 25,68% dari posisi USD13,57 miliar pada tahun lalu ke angka USD17,05 miliar sampai akhir 2017.
Angka tersebut berpotensi mengalahkan sumbangan dari minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang selama ini digadang-gadang sebagai kontributor utama devisa negara. Pemerintah pun menargetkan devisa dari sektor pariwisata bisa menembus angka USD20,74 miliar pada 2019 atau setara dengan Rp28 miliar.
Target ini sejalan dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang mencapai 20 juta di tahun tersebut. Dalam seminar Indonesia Tourism Outlook 2018 yang digelar Forum Wartawan Pariwisata bersama Kementerian Pariwisata (1/11/), Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut adanya tiga tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkan industri wisata pada 2018. Tiga tantangan dimaksud meliputi enviromental sustainability, digital tourism, dan kelembagaan atau regulasi. Dia optimistis tantangan tersebut bisa diatasi.
Pusat Diving
Prestasi membanggakan juga diraih Indonesia pada kategori pusat diving atau resor. Di dalam kategori itu, Indonesia diwakili Siladen Resort and Spa yang terletak di Taman Nasional Laut Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. DIVE menyatakan pengalaman diving di Taman Nasional Laut Bunaken sangat luar biasa sejak dulu.
"Siladen Resort and Spa merupakan resor mewah. Resor yang berada di jantung Taman Nasional Laut Bunaken tersebut keluar sebagai pemenang dengan jumlah voting mencapai 820 dari 3.117 suara atau hampir dua kali lipat dari raihan pesaing terdekatnya," ungkap DIVE.
Resor Oblu-Helengli, Maladewa, harus puas berada di posisi kedua dengan total voting mencapai 469 suara, sedangkan sisanya berasal dari Indonesia atau Filipina. Wakatobi yang juga terletak di Sulawesi sukses menempati peringkat ke empat dan Lembeh, Bitung, di urutan kelima. Flora dan fauna laut Indonesia pun diakui sangat berwarna.
Dalam kategori liveaboard, Indonesia yang diwakili MV Pelagian, Sulawesi, berada di urutan kedua. Tapi selisih votingnya hanya satu suara dengan pemegang posisi puncak Sea Hunter, Pulau Cocos, Kosta Rika. Sea Hunter meraih voting 233, sedangkan MV Pelagian 232 dari total 1.338 suara. Keduanya dinilai terus bersaing ketat.
(amm)