Kesepian Jadi Ancaman Kesehatan Global, Kemenkes Akan Perkuat Layanan Kesehatan Jiwa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan kesepian menjadi ancaman kesehatan global yang memiliki dampak serius. Menanggapi masalah ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memperkuat layanan kesehatan jiwa.
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kemenkes Ngabila Salama mengatakan kategori seseorang sehat tidak hanya dari fisik, tapi juga mentalnya. Sehingga dia mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan cerdik dan ceria.
“Mengajak warga melakukan pola hidup sehat cerdik ceria setiap hari dan mendekatkan atau mempermudah akses deteksi dini atau konseling kesehatan jiwa ke masyarakat perlu dilakukan,” kata Ngabila kepada MNC Portal Indonesia, Senin (20/11/2023).
Di Jakarta misalnya, program curhat online dengan psikolog klinis Puskesmas di JAKI (Jakarta Kini) sudah memiliki psikolog klinis yang bisa dimanfaatkan warga untuk konsultasi secara gratis. Di sisi lain, inti dari kesehatan jiwa adalah adanya deteksi dini berupa saat gangguan ringan dan melakukan konseling serta pengobatan dini.
Foto/Infografis SINDOnews
Kemenkes juga bisa berinisiasi dan mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk membuat public hub sehingga nantinya puskesmas dan posyandu intergrasi atau posyandu prima bisa menjadi tempat untuk warga bisa melakukan interaksi yang menyenangkan.
“Untuk kejiwaan bisa mengadakan games, curhat, atau apa gitu yang bisa dilakukan tidak hanya offline tetapi juga online,” kata Ngabila.
Ngabila pun berharap masyarakat kini tidak lagi dinilai sebagai tempat menyeramkan karena dikunjungi oleh mereka yang sakit. Tapi bisa menjadi tempat umum kekinian.
“Dalam hal deteksi dini di komunitas, tapi dalam bentuk bangunannya yang primary health care,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, WHO menyatakan bahwa kesepian merupakan masalah kesehatan global yang sama bahayanya dengan merokok 15 batang sehari.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tingginya tingkat isolasi sosial dan kesepian di seluruh dunia mempunyai konsekuensi serius bagi kesehatan dan kesejahteraan.
“Orang-orang yang tidak memiliki koneksi sosial yang cukup kuat mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan banyak lagi,” ujar Tedros dilansir dari Times of India.
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kemenkes Ngabila Salama mengatakan kategori seseorang sehat tidak hanya dari fisik, tapi juga mentalnya. Sehingga dia mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan cerdik dan ceria.
“Mengajak warga melakukan pola hidup sehat cerdik ceria setiap hari dan mendekatkan atau mempermudah akses deteksi dini atau konseling kesehatan jiwa ke masyarakat perlu dilakukan,” kata Ngabila kepada MNC Portal Indonesia, Senin (20/11/2023).
Di Jakarta misalnya, program curhat online dengan psikolog klinis Puskesmas di JAKI (Jakarta Kini) sudah memiliki psikolog klinis yang bisa dimanfaatkan warga untuk konsultasi secara gratis. Di sisi lain, inti dari kesehatan jiwa adalah adanya deteksi dini berupa saat gangguan ringan dan melakukan konseling serta pengobatan dini.
Baca Juga
Foto/Infografis SINDOnews
Kemenkes juga bisa berinisiasi dan mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk membuat public hub sehingga nantinya puskesmas dan posyandu intergrasi atau posyandu prima bisa menjadi tempat untuk warga bisa melakukan interaksi yang menyenangkan.
“Untuk kejiwaan bisa mengadakan games, curhat, atau apa gitu yang bisa dilakukan tidak hanya offline tetapi juga online,” kata Ngabila.
Ngabila pun berharap masyarakat kini tidak lagi dinilai sebagai tempat menyeramkan karena dikunjungi oleh mereka yang sakit. Tapi bisa menjadi tempat umum kekinian.
“Dalam hal deteksi dini di komunitas, tapi dalam bentuk bangunannya yang primary health care,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, WHO menyatakan bahwa kesepian merupakan masalah kesehatan global yang sama bahayanya dengan merokok 15 batang sehari.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tingginya tingkat isolasi sosial dan kesepian di seluruh dunia mempunyai konsekuensi serius bagi kesehatan dan kesejahteraan.
“Orang-orang yang tidak memiliki koneksi sosial yang cukup kuat mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan banyak lagi,” ujar Tedros dilansir dari Times of India.
(dra)