Dibintangi Dimas Anggara, Film Biopik Lafran Pane Sosok Pendiri HMI Segera Rilis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dimas Anggara didapuk memerankan tokoh pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lafran Pane dalam sebuah film biopik bertajuk 'Lafran' besutan sutradara Faozan Rizal. Sosok Lafran Pane sendiri menjadi bagian dari sejarah bangsa ini sehingga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 2017.
Dalam trailer dan poster yang telah dirilis, terlihat kehidupan Lafran Pane sejak kecil hingga dewasa di mana dirinya turut bergerak demi kemerdekaan Indonesia. Beberapa adegan memperlihatkan bagaimana Dimas Anggara menghidupkan sosok Lafran Pane yang lantang berjuang secara terang-terangan, berbeda dengan kedua kakaknya Sanusi dan Armijn Pane, yang berjuang lewat tulisan-tulisan mereka.
Dengan segala keresahan yang berkecamuk di pikirannya mengenai peran para kaum muslim terpelajar untuk memperjuangkan kemerdekaan, Lafran mulai memunculkan gagasan untuk mendirikan HMI saat duduk di bangku kuliah.
Trailer ditutup dengan satu kalimat pamungkas yang dilontarkan oleh Lafran Pane. Kalimat yang menjadi cerminan dari pesan yang selalu digaungkan Lafran Pane selama hidupnya 'saya lillahi taala untuk Indonesia'.
Meski singkat, kalimat tersebut memiliki makna mendalam. Kalimat Indonesia dan lillahi taala mewakili semangat keislaman serta keindonesiaan yang menjadi satu tarikan napas. Ketika memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, keislaman tak bisa terpisahkan di dalamnya.
Arief Rosyid Hasan selaku eksekutif produser film ini pun sempat berdiskusi dengan Dimas Anggara mengenai sosok Lafran Pane.
Ketika memerankan sosok Lafran Pane, Dimas Anggara merasakan sendiri bahwa perjuangan untuk menggaungkan semangat keislaman dan keindonesiaan tak bisa dilakukan oleh Lafran Pane sendiri sehingga dibutuhkan orang-orang yang tergabung di organisasi untuk ikut bergerak bersama-sama.
"Dimas berkata 'saya baru sadar bahwa berjuang tidak cukup kita sendiri tapi harus melibatkan banyak orang'. HMI hadir di sana," ujar Arief Rosyid Hasan menirukan perkataan Dimas Anggara dalam acara konferensi pers di KAHMI Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2023).
Ahmad Doli Kurnia, Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI sekaligus produser eksekutif film ini menegaskan kembali mengenai pesan 'saya lillahi taala untuk Indonesia' yang sejalan dengan dua pilar yang berperan penting dalam kemajuan bangsa, yakni semangat nasionalisme dan religiusitas.
"Indonesia ditopang oleh nasionalisme dan religiusitas. Pilarnya ada dua itu untuk memajukan Indonesia, karena mayoritas muslim, jadi nilai keislamannya," ujar Ahmad Doli Kurnia.
Film yang diproduksi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) bersama rumah produksi Reborn Intiatives ini rencananya tayang pada Februari 2024. Perilisan film ini menjadi kado di hari ulang tahun HMI yang ke-77 nanti.
Selain Dimas Anggara, film ini juga dibintangi oleh sederet aktor dan aktris kenamaan Tanah Air seperti Mathias Muchus, Ariyo Wahab, Lala Karmaela, dan Ratna Riantiarno.
Dalam trailer dan poster yang telah dirilis, terlihat kehidupan Lafran Pane sejak kecil hingga dewasa di mana dirinya turut bergerak demi kemerdekaan Indonesia. Beberapa adegan memperlihatkan bagaimana Dimas Anggara menghidupkan sosok Lafran Pane yang lantang berjuang secara terang-terangan, berbeda dengan kedua kakaknya Sanusi dan Armijn Pane, yang berjuang lewat tulisan-tulisan mereka.
Dengan segala keresahan yang berkecamuk di pikirannya mengenai peran para kaum muslim terpelajar untuk memperjuangkan kemerdekaan, Lafran mulai memunculkan gagasan untuk mendirikan HMI saat duduk di bangku kuliah.
Trailer ditutup dengan satu kalimat pamungkas yang dilontarkan oleh Lafran Pane. Kalimat yang menjadi cerminan dari pesan yang selalu digaungkan Lafran Pane selama hidupnya 'saya lillahi taala untuk Indonesia'.
Meski singkat, kalimat tersebut memiliki makna mendalam. Kalimat Indonesia dan lillahi taala mewakili semangat keislaman serta keindonesiaan yang menjadi satu tarikan napas. Ketika memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, keislaman tak bisa terpisahkan di dalamnya.
Arief Rosyid Hasan selaku eksekutif produser film ini pun sempat berdiskusi dengan Dimas Anggara mengenai sosok Lafran Pane.
Ketika memerankan sosok Lafran Pane, Dimas Anggara merasakan sendiri bahwa perjuangan untuk menggaungkan semangat keislaman dan keindonesiaan tak bisa dilakukan oleh Lafran Pane sendiri sehingga dibutuhkan orang-orang yang tergabung di organisasi untuk ikut bergerak bersama-sama.
"Dimas berkata 'saya baru sadar bahwa berjuang tidak cukup kita sendiri tapi harus melibatkan banyak orang'. HMI hadir di sana," ujar Arief Rosyid Hasan menirukan perkataan Dimas Anggara dalam acara konferensi pers di KAHMI Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2023).
Ahmad Doli Kurnia, Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI sekaligus produser eksekutif film ini menegaskan kembali mengenai pesan 'saya lillahi taala untuk Indonesia' yang sejalan dengan dua pilar yang berperan penting dalam kemajuan bangsa, yakni semangat nasionalisme dan religiusitas.
"Indonesia ditopang oleh nasionalisme dan religiusitas. Pilarnya ada dua itu untuk memajukan Indonesia, karena mayoritas muslim, jadi nilai keislamannya," ujar Ahmad Doli Kurnia.
Film yang diproduksi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) bersama rumah produksi Reborn Intiatives ini rencananya tayang pada Februari 2024. Perilisan film ini menjadi kado di hari ulang tahun HMI yang ke-77 nanti.
Selain Dimas Anggara, film ini juga dibintangi oleh sederet aktor dan aktris kenamaan Tanah Air seperti Mathias Muchus, Ariyo Wahab, Lala Karmaela, dan Ratna Riantiarno.
(tsa)