Ditemukan di Alat Kelamin Bayi 8 Bulan Korban Pelecehan Seksual, Apa Itu Bakteri Chlamydia Trachomatis?

Selasa, 21 November 2023 - 07:50 WIB
loading...
Ditemukan di Alat Kelamin...
Chlamydia trachomatis adalah bakteri penyebab infeksi klamidia. Itu adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS). Foto/MedlinePlus
A A A
JAKARTA - Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap bayi 8 bulan di Jakarta menyita perhatian publik. Paman korban pun sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya Kompol Endang Sri Lestari menjelaskan, bukti tindak pelecehan seksual yang dialami bayi 8 bulan adalah ditemukannya bakteri chlamydia trachomatis dan gonore (GO) di alat kelamin korban.

Hal ini memicu reaksi netizen yang luar biasa. Mereka mengutuk pelaku yang mana paman korban sendiri. Salah satunya datang dari netizen ini.



"Pelakunya sama sekali gak waras! Bayi 8 bulan, lho. Ponakan sendiri itu. Ya Tuhan jahat banget orang itu," kata @Ruas**** di akun X @tanyarlfes yang membagikan ulang video TikTok @ditreskrimum.pmj, dikutip Selasa (21/11/2023).

Di sisi lain, banyak juga yang penasaran apa sebetulnya bakteri chlamydia trachomatis yang ditemukan di alat kelamin korban. Apakah itu bakteri penyakit menular seksual?

Menurut laporan Siloam Hospitals, bakteri chlamydia trachomatis adalah bakteri penyebab infeksi klamidia. Itu adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS).

"Bakteri ini dapat menginfeksi beberapa organ tubuh seperti mata, tenggorokan, leher rahim (serviks), hingga saluran kencing," jelas laporan Siloam Hospitals.

Diterangkan juga di sana bahwa klamidia bisa menyebabkan masalah kesehatan serius bila terlambat diketahui dan tak kunjung mendapat penanganan yang tepat. Salah satu risikonya adalah menyebabkan infertilitas.

Bagaimana seseorang bisa terinfeksi bakteri chlamydia trachomatis?

Salah satu faktor penyebab seseorang terinfeksi bakteri ini adalah aktivitas seksual tanpa pengaman. Penularan penyakit ini pun tak harus melalui cairan ejakulasi, tapi juga cairan pra-ejakulasi.



Selain akibat aktivitas seksual tanpa pengaman, klamidia bisa juga ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi saat melahirkan.

"Penyakit ini dapat menimbulkan pneumonia hingga infeksi mata pada bayi. Maka dari itu, ibu hamil yang mengidap kondisi ini wajib melakukan tes 3-4 minggu setelah dilakukan perawatan klamidia untuk memastikan perkembangan kondisinya," jelas laporan Siloam Hospitals.

Sementara itu, dijelaskan dalam laman Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan bahwa klamidia kerap kali tidak menunjukkan gejala awal, sehingga pasien tidak segera melakukan pengobatan.

"Karena kondisi itu, kerap kali pasien klamidia datang sudah dalam kondisi cukup parah," terang laman resmi Kemenkes itu.

Meski demikian, gejala umum klamidia yang muncul setelah 1-3 minggu bakteri ada di tubuh manusia adalah rasa sakit atau nyeri ketika buang air kecil.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2585 seconds (0.1#10.140)