Pentingnya Pilih Pemimpin dengan Bijak, Jangan Termakan Gimmick Kampanye
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat Indonesia diimbau untuk memilih pemimpin dengan bijak pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang. Hal ini berlaku untuk calon Presiden, calon Wakil Presiden hingga anggota legislatif.
Founder OMG Consulting dan Co-Founder Inspigo Yoris Sebastian mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak memilih calon Presiden dan calon Wakil Presiden berdasarkan gimmick kampanyenya.
Sayangnya, sudah banyak masyarakat yang masuk dalam golongan tokenisme, tingkah laku positif yang menipu anggota grup. Masyarakat larut dalam gimmick yang dibuat oleh para calon pemimpin.
Public Affairs Lead Think Policy Lutfi Nugroho menyatakan, pemilih muda harus lebih cerdas dan kritis dalam memilih kandidat. Adapun dua cara untuk keluar dari golongan tokenisme dan menjadi pemilih cerdas.
Pertama, masyarakat harus paham bahwa politisi muda belum tentu mewakili perwakilan orang muda. Kedua, mengenali rekam jejak dan isu yang diusung sebelum memantapkan pilihan.
Jika masyarakat merasa kesulitan dalam mencari informasi yang lengkap dan akurat, kini telah ada Bijak Memilih. Ini merupakan wadah untuk mengenal calon Presiden dan calon Wakil Presiden.
Dalam situs tersebut, ada isu strategis yang mencakup daftar isu dan posisi dari setiap partai politik. Data ini diambil dari penelusuran publik serta statement dari partai politik.
"Kita harus tahu isu apa yang mereka perjuangkan dari partai politiknya. Partai-partai mana saja yang memperjuangkan isu-isu yang disenangi atau isu yang diperjuangkan anak muda," kata Luthfi dalam acara Kick-Off Program dan Diskusi Public #MudaMemilih di Kemenpora, Rabu (22/11/2023).
Founder OMG Consulting dan Co-Founder Inspigo Yoris Sebastian mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak memilih calon Presiden dan calon Wakil Presiden berdasarkan gimmick kampanyenya.
Sayangnya, sudah banyak masyarakat yang masuk dalam golongan tokenisme, tingkah laku positif yang menipu anggota grup. Masyarakat larut dalam gimmick yang dibuat oleh para calon pemimpin.
Public Affairs Lead Think Policy Lutfi Nugroho menyatakan, pemilih muda harus lebih cerdas dan kritis dalam memilih kandidat. Adapun dua cara untuk keluar dari golongan tokenisme dan menjadi pemilih cerdas.
Pertama, masyarakat harus paham bahwa politisi muda belum tentu mewakili perwakilan orang muda. Kedua, mengenali rekam jejak dan isu yang diusung sebelum memantapkan pilihan.
Jika masyarakat merasa kesulitan dalam mencari informasi yang lengkap dan akurat, kini telah ada Bijak Memilih. Ini merupakan wadah untuk mengenal calon Presiden dan calon Wakil Presiden.
Dalam situs tersebut, ada isu strategis yang mencakup daftar isu dan posisi dari setiap partai politik. Data ini diambil dari penelusuran publik serta statement dari partai politik.
"Kita harus tahu isu apa yang mereka perjuangkan dari partai politiknya. Partai-partai mana saja yang memperjuangkan isu-isu yang disenangi atau isu yang diperjuangkan anak muda," kata Luthfi dalam acara Kick-Off Program dan Diskusi Public #MudaMemilih di Kemenpora, Rabu (22/11/2023).