Rio Dewanto Rasakan Sensasi Luar Biasa di Film 13 Bom di Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rio Dewanto merasakan sensasi yang berbeda saat memerankan karakter Arok, pemimpin kelompok terorisme dalam film 13 Bom di Jakarta besutan Angga Dwimas Sasongko.
“Film 13 Bom di Jakarta menurut gue salah satu film dengan adegan practical scene ledakan terbesar di Indonesia yang pernah ada dan dengan adanya practical effect yang digunakan itu membantu gue sebagai aktor karena memberikan sensasi yang lebih real saat gunfight maupun adegan ledakan sehingga penonton akan ikut merasakan situasi menegangkan dan mencekam,” kata Rio Dewanto.
Film bergenre aksi-spionase ini menyuguhkan beragam teror, kejar-kejaran mobil, hujan peluru, ledakan dan aksi laga.
Aksi Rio Dewanto dibocorkan dalam trailer yang telah dirilis, memperlihatkan kengerian akibat huru hara yang diciptakan Arok.
Pengeboman besar yang dilakukan Arok dan kelompok terorisnya membuat Badan Kontra Terorisme Indonesia terdesak untuk segera bertindak dan melindungi seluruh warga sipil Ledakan dahsyat pun langsung menciptakan ketakutan dan kepanikan yang selalu menyelimuti kehidupan warga sipil setiap detiknya.
Rio Dewanto pun menjanjikan aksi tak biasa terutama adegan ledakan dimana akan menjadi salah satu yang terbesar sepanjang sejarah perfilman Indonesia.
Dengan pendekatan practical shooting dengan practical effect, Rio Dewanto merasa setiap aksi yang dilakukannya benar-benar nyata, seperti saat dirinya 'bermain' dengan shotgun dan bazooka serta ledakan yang diciptakannya.
Wajar saja jika salah satu pemain film ini, Ardhito Pramono dibuat menangis saat menyaksikan kengerian yang terjadi di depan matanya selama proses syuting berlangsung.
Rio Dewanto hanya tampil garang dengan kumis dan jenggot. Dia tampil begitu bengis, dengan kepiawaiannya menggunakan senjata api, seperti shotgun dan bazooka sehingga begitu akrab adegan baku tembak dan perkelahian.
Dalam trailer ditampilkan pula satu adegan yang tentu akan menjadikan penonton bergidik ngeri melihatnya. Rio tampil dengan senjata api andalannya, menembakkan peluru ke atas seolah tiada henti yang disambut riuh para pengikut yang mengelu-elukannya.
“Film 13 Bom di Jakarta menurut gue salah satu film dengan adegan practical scene ledakan terbesar di Indonesia yang pernah ada dan dengan adanya practical effect yang digunakan itu membantu gue sebagai aktor karena memberikan sensasi yang lebih real saat gunfight maupun adegan ledakan sehingga penonton akan ikut merasakan situasi menegangkan dan mencekam,” kata Rio Dewanto.
Film bergenre aksi-spionase ini menyuguhkan beragam teror, kejar-kejaran mobil, hujan peluru, ledakan dan aksi laga.
Aksi Rio Dewanto dibocorkan dalam trailer yang telah dirilis, memperlihatkan kengerian akibat huru hara yang diciptakan Arok.
Pengeboman besar yang dilakukan Arok dan kelompok terorisnya membuat Badan Kontra Terorisme Indonesia terdesak untuk segera bertindak dan melindungi seluruh warga sipil Ledakan dahsyat pun langsung menciptakan ketakutan dan kepanikan yang selalu menyelimuti kehidupan warga sipil setiap detiknya.
Rio Dewanto pun menjanjikan aksi tak biasa terutama adegan ledakan dimana akan menjadi salah satu yang terbesar sepanjang sejarah perfilman Indonesia.
Dengan pendekatan practical shooting dengan practical effect, Rio Dewanto merasa setiap aksi yang dilakukannya benar-benar nyata, seperti saat dirinya 'bermain' dengan shotgun dan bazooka serta ledakan yang diciptakannya.
Wajar saja jika salah satu pemain film ini, Ardhito Pramono dibuat menangis saat menyaksikan kengerian yang terjadi di depan matanya selama proses syuting berlangsung.
Rio Dewanto hanya tampil garang dengan kumis dan jenggot. Dia tampil begitu bengis, dengan kepiawaiannya menggunakan senjata api, seperti shotgun dan bazooka sehingga begitu akrab adegan baku tembak dan perkelahian.
Dalam trailer ditampilkan pula satu adegan yang tentu akan menjadikan penonton bergidik ngeri melihatnya. Rio tampil dengan senjata api andalannya, menembakkan peluru ke atas seolah tiada henti yang disambut riuh para pengikut yang mengelu-elukannya.
(tdy)