Charlize Theron, Bintang Aksi Terbaik

Sabtu, 25 November 2017 - 07:48 WIB
Charlize Theron, Bintang Aksi Terbaik
Charlize Theron, Bintang Aksi Terbaik
A A A
LOS ANGELES - Jika James Bond adalah seorang perempuan, maka Charlize Theron adalah aktris yang layak memerankannya. Dengan jejak rekam, kepopuleran, kecerdasan, serta kekayaan yang konsisten, Theron adalah jagoan di depan dan di belakang layar.

Lihat saja aksi Theron dalam film terbarunya, Atomic Blonde. Aktris kelahiran Afrika Selatan berusia 42 tahun ini berperan sebagai Lorraine Broughton, seorang mata-mata yang tak ragu membunuh dan melakukan aksi brutal demi menjalankan misinya. Dalam film ini, Theron juga berlaku sebagai produser, seolah ingin membuktikan bahwa dunia kekerasan, kesadisan, dan kebrutalan dalam film juga bisa dipimpin oleh seorang perempuan.

Film ini begitu spesial bukan hanya karena prestasi sinematografi, koreografi, dan kebugaran fisik para pemain. Namun juga kemampuan Theron untuk tetap memberikan komando sebagai produser dan juga aktris. Theron muncul di hampir setiap adegan dalam film tersebut, dan dia melakukan banyak aksinya tanpa bantuan pemeran pengganti.

Sebelumnya, Theron juga tampil luar biasa maskulin dalam Mad Max: Fury Road. Dengan kepala nyaris botak, Theron membuktikan kepiawaiannya sebagai pahlawan aksi yang banyak menuai pujian. Dia menawarkan atletisme, kedalaman, magnetisme, dan ketidakpedulian terhadap berbagai nilai-nilai umum, serta mendobrak semua gap antara dunia perempuan dan laki-laki. Dia bisa memancarkan pesona seseorang yang galak dan kejam, tapi di kesempatan yang sama dia bisa begitu baik dan berbudi pekerti.

Demi sosok jagoan pirang dalam Atomic Blonde, Theron melakukan persiapan dua setengah bulan sebelum syuting. Dia berlatih selama empat jam sehari untuk belajar bertarung secara meyakinkan. Dia juga sempat terkena flu saat syuting pada musim dingin di Budapest, namun dia berhasil mengatasi demamnya.

“Bahkan saat dia sakit, dia mengenakan rok mini dan tetap bertarung,” ungkap James McAvoy, rekan mainnya dalam film tersebut.

Dalam film ini, dia juga harus merasakan beberapa pengorbanan fisik. Misalnya lutut yang ‘terpelintir’, tulang rusuk yang terkena hantaman, begitu juga gigi yang hancur karena terlalu keras menggertakkan giginya saat mengepalkan tangan, sampai-sampai harus giginya harus dioperasi.

“Kami benar-benar ingin menunjukkan konsekuensi dari pertarungan ini. Kami ingin hal ini seperti kenyataan hingga penonton bisa ikut merasakan setiap pukulan. Saya memecahkan tiga gigi saya, tapi itu tak masalah,” ujar Theron saat wawancara dengan majalah Total Film.

Masuk daftar aktris terkaya
Dengan komitmen kerja dan kedisiplinan yang luar biasa, tak heran namanya dihargai tinggi oleh Hollywood. Dalam dua tahun berturut-turut, Theron masuk dalam daftar aktris dengan bayaran tertinggi dunia versi Forbes. Tahun ini dia berada di posisi ke-7 dengan bayaran mencapai USD14 juta (Rp189 miliar). Sedangkan tahun lalu, dia berada di posisi ke-6 dengan pendapatan USD16,5 juta (Rp223 miliar). Dia juga pernah masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi TIME.

Tak hanya itu, Theron yang lahir pada 7 Agustus 1975 ini juga mendapatkan beberapa pemasukan cukup besar dari kontraknya dengan label mahal, di antaranya Dior, L’Oreal, Galliano, dan lainnya.

Dikutip Biography, Theron pertama kali mulai tampil dalam film pada pertengahan 1990-an. Dia pernah tampil dalam The Devil’s Advocate bersama Keanu Reeves, memerankan ratu antagonis Ravenna dalam sekuel The Huntsman: Winter’s War (2012), dan jadi penjahat lagi dalam sekuel laris The Fate of the Furious (2017) atau Fast & Furious 8.

Tahun 2004, dia meraih piala Oscar atas aktingnya sebagai pembunuh berantai Aileen Wuornos dalam Monster. Piala Golden Globe Awards dan Screen Actors Guild Awards juga didapatnya berkat peran tersebut.

Berawal dari balet
Theron lahir dan besar di Desa Benoni, Afrika Selatan (Afsel). Dia pun meneguhkan dirinya agar tangguh seperti anak-anak di Afsel lainnya. Perkenalannya pada dunia seni dimulai melalui pelajaran balet pada usia enam tahun. Orang tuanya mendorong bakatnya yang terus berkembang, dan pada usia 12 tahun dia dikirim ke sekolah asrama Johannesburg untuk belajar menari.

Namun, pada usia 16 tahun dia mencoba masuk ke kontes model di Johannesburg. Dia pun menang dan melakukan perjalanan ke Italia dan kembali memenangkan kompetisi International New Model Today. Dia pun menyimpan impian lamanya menjadi seorang balerina dan memulai pekerjaan awal sebagai model.

Dikutip majalah GQ, ketika sampai di Amerika Serikat pada usia 18 tahun, dia tiba dengan hanya membawa sekitar USD400 (Rp5,4 juta) dan satu koper berisi pakaian dan peta dari tempat-tempat yang dia kunjungi di seluruh Eropa, dengan sebuah alat komunikasi pager untuk menunggu pekerjaan berikutnya. Dia tinggal di sebuah hotel melati di West Hollywood yang menyewakan kamar per jam. (Susi Susanti)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4885 seconds (0.1#10.140)