WHO: Penyakit Bisa Membunuh Lebih Banyak Orang di Gaza Daripada Bom

Kamis, 30 November 2023 - 20:55 WIB
loading...
WHO: Penyakit Bisa Membunuh...
WHO mengungkap bahwa penyakit bisa membunuh lebih banyak orang di Gaza, Palestina daripada serangan bom. Ini disebabkan kesehatan yang tidak diperbaiki. Foto/Getty Images
A A A
GAZA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap bahwa penyakit bisa membunuh lebih banyak orang di Gaza , Palestina daripada serangan bom. Ini disebabkan kesehatan yang tidak diperbaiki.

Dilansir dari Reuters, Kamis (30/11/2023) Juru Bicara WHO Margaret Harris saat briefing PBB di Janewa pun memperingatkan lonjakan penyakit menular dan diare pada anak-anak di Gaza .

“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit dibandingkan dengan yang kita lihat akibat pemboman jika kita tidak mampu mengembalikan (menyatukan) sistem kesehatan ini,” kata Margaret.

Margaret khawatir terkait peningkatan penyakit menular ini. Diketahui, kasus diare pada anak-anak berusia lima tahun ke atas melonjak hingga lebih dari 100 kali lipat dari tingkat normal pada awal November.



Ratusan Ribu Orang di Gaza Berisiko Terkena Penyakit Menular Imbas Krisis Air, Salah Satunya Kolera“Semua orang di mana pun kini mempunyai kebutuhan kesehatan yang sangat mendesak karena mereka kelaparan karena kekurangan air bersih dan (mereka) berdesakan,” jelas Margaret.

Di sisi lain, Juru Bicara Badan Anak-anak PBB di Gaza James Elder mengungkap bahwa rumah sakit di wilayah tersebut penuh dengan anak-anak yang menderita luka bakar dan pecahan peluru. Ada juga yang mengidap gastroenteritis karena meminum air kotor.

“Saya bertemu banyak orang tua. Mereka tahu persis apa yang dibutuhkan anak-anak mereka. Mereka tidak memiliki akses terhadap air bersih dan ini melumpuhkan mereka,” ungkap James.

Lebih lanjut, James menggambarkan seorang anak dengan sebagian kakinya hilang tergeletak di lantai rumah sakit selama beberapa jam, tanpa mendapat perawatan karena kurangnya tenaga medis. Adapun anak-anak lain yang terluka terbaring di kasur darurat di tempat parkir dan taman di luar.



“Di mana pun dokter harus membuat keputusan yang mengerikan. Mereka harus tahu siapa yang mereka prioritaskan,” ujar James.

Sedangkan hingga saat ini kondisi rumah sakit tidak kunjung membaik. "Tidak ada obat-obatan, tidak ada kegiatan vaksinasi, tidak ada akses terhadap air bersih dan kebersihan serta tidak ada makanan," papar Margaret.

Dia menggambarkan runtuhnya Rumah Sakit Al Shifa di Gaza utara sebagai sebuah tragedi dan menyuarakan keprihatinan tentang penahanan beberapa staf medis oleh pasukan Israel selama konvoi evakuasi WHO.

Selain itu, hampir tiga perempat rumah sakit atau 26 dari 36 rumah sakit, telah ditutup seluruhnya di Gaza. Kondisi ini akibat pemboman atau kekurangan bahan bakar.

(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2270 seconds (0.1#10.140)