Kemenkes Jamin Stok Obat Mycoplasma Pneumonia, IDAI Harap Tidak Ada Penimbunan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik soal penyakit mycoplasma pneumonia yang terus bertambah di China. Namun, tetap perlu waspada.
Upaya pencegahan pun perlu dilakukan, seperti mengenakan masker kembali dan tidak mendekati orang yang sedang sakit.
Di sisi lain, pemerintah memastikan bahwa obat mycoplasma pneumonia stoknya aman. Sehingga, jika memang ditemukan kasusnya di Indonesia, penanganan pasien sudah terjamin dalam hal ketersediaan obat.
Sementara, Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Nastiti Kaswandani menjelaskan bahwa obat antibiotik untuk mycoplasma pneumonia tersedia di Indonesia, tetapi penggunaannya tidak boleh sembarang.
"Saya me-warning jangan ketakutan akan mycoplasma pneumonia ini sampai membuat penggunaan obat antibiotik azithromycin merajalela tidak terkendali," sarannya dalam konferensi pers virtual, Jumat (1/12/2023).
"Jadi, harus ada bukti kuat menduga ini mycoplasma pneumonia, sehingga gak membabi buta memberikan antibiotik ini," ujar dr Nastiti lagi.
Jika sembarang minum azithromycin tanpa diagnosis yang tegak bahwa itu mycoplasma pneumonia, ancaman baru akan terjadi yaitu resistensi antibiotik. "Ini bahaya bila terjadi," tegasnya.
Tak hanya itu, dr Nastiti juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membeli atau menimbun obat antibiotik ini karena panik atau khawatir berlebih.
"Jika ketersediaan obatnya susah di masyarakat (karena dibeli dan ditimbun untuk kepentingan sendiri), itu akan merugikan mereka yang benar-benar butuh obat tersebut," katanya.
Dengan demikian, obat azithromycin yang mudah diakses ini harus disikapi bijaksana oleh semua pihak. "Beli atau minum obat ini saat benar-benar diperlukan," jelas dr Nastiti.
Upaya pencegahan pun perlu dilakukan, seperti mengenakan masker kembali dan tidak mendekati orang yang sedang sakit.
Di sisi lain, pemerintah memastikan bahwa obat mycoplasma pneumonia stoknya aman. Sehingga, jika memang ditemukan kasusnya di Indonesia, penanganan pasien sudah terjamin dalam hal ketersediaan obat.
Sementara, Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Nastiti Kaswandani menjelaskan bahwa obat antibiotik untuk mycoplasma pneumonia tersedia di Indonesia, tetapi penggunaannya tidak boleh sembarang.
"Saya me-warning jangan ketakutan akan mycoplasma pneumonia ini sampai membuat penggunaan obat antibiotik azithromycin merajalela tidak terkendali," sarannya dalam konferensi pers virtual, Jumat (1/12/2023).
"Jadi, harus ada bukti kuat menduga ini mycoplasma pneumonia, sehingga gak membabi buta memberikan antibiotik ini," ujar dr Nastiti lagi.
Jika sembarang minum azithromycin tanpa diagnosis yang tegak bahwa itu mycoplasma pneumonia, ancaman baru akan terjadi yaitu resistensi antibiotik. "Ini bahaya bila terjadi," tegasnya.
Tak hanya itu, dr Nastiti juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membeli atau menimbun obat antibiotik ini karena panik atau khawatir berlebih.
"Jika ketersediaan obatnya susah di masyarakat (karena dibeli dan ditimbun untuk kepentingan sendiri), itu akan merugikan mereka yang benar-benar butuh obat tersebut," katanya.
Dengan demikian, obat azithromycin yang mudah diakses ini harus disikapi bijaksana oleh semua pihak. "Beli atau minum obat ini saat benar-benar diperlukan," jelas dr Nastiti.
(tdy)