Deretan Penyakit yang Bikin Heboh Masyarakat Indonesia Sepanjang 2023

Jum'at, 22 Desember 2023 - 04:47 WIB
loading...
Deretan Penyakit yang Bikin Heboh Masyarakat Indonesia Sepanjang 2023
Ada beberapa penyakit yang masuk Indonesia bikin heboh masyarakat. Bahkan, penyakit itu menimbulkan kematian. Foto/ umn.edu
A A A
JAKARTA – Ada beberapa penyakit yang masuk Indonesia hingga bikin heboh masyarakat. Bahkan, tidak sedikit dari penyakit itu menimbulkan kematian. Tidak saja pada masyarakat Indonesia, juga dunia.

Penyebabnya pun beragam, mulai bermutasi virus, pola hidup atau kebiasaan. Hingga berbagai penyakit itu bermunculan dan menimbulkan dampak bagi masyarakat.

Lantas, penyakit apa saja yang menghebohkan Tanah Air sepanjang 2023? Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (21/12/2023), berikut ulasannya.


1. Mycoplasma Pneumonia

Penyakit pneumonia yang semua beredar di negara China menimbulkan kekhawatiran kepada Tanah Air, karena sebagian besar menyerang kalangan anak-anak. bahkan dikabarkan pasien tersebut semakin mengalami lonjakan hingga satu orang dokter bisa menangani 180 pasien dalam satu shiftnya.

Lebih lanjut, akhirnya kekhawatiran masyarakat pun terjadi. Menurut laporan 5 Desember 2023 sebanyak tiga orang anak di Jakarta terinfeksi mycoplasma pneumonia dengan gejala ringan yaitu sesak napas dan melakukan rawat jalan.

Laporan kasus ini pertama kali datang dari salah satu rumah sakit swasta yang melihat gejala klinis pasien mengarah kepada mycoplasma pneumonia. Akhirnya ketiga anak itu dilakukan PCR untuk mengetahui spesifik kuman penyebab pneumonia untuk memberikan terapi lebih spesifik dan mencegah resistensi antibiotik karena digunakan berlebihan.

Pemeriksaan ini dilakukan secara mandiri atau berbayar, sehingga pasien tidak diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Selanjutnya, kasus ini sempat mengalami peningkatan hingga korban naik menjadi enam pasien. Namun, dikabarkan pasien kini telah sembuh semua dan sudah kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa.

Untuk itu, Kemenkes memberikan himbauan kepada masyarakat agar melakukan pencegahan berupa menjaga perilaku hidup bersih, imunisasi rutin, dan mengonsumsi antibiotik sesuai dengan resep dokter.

2. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sebagaimana diketahui, penyakit DBD di Indonesia masih tinggi. Untuk itu, teknologi nyamuk ber-wolbachia dianggap efektif menurunkan angka kejadian. Meskipun sampai saat ini masih terjadi pro dan kontra terhadap penggunaan di beberapa daerah, tetapi di Yogyakarta sendiri metode ini teruji ampuh dan berhasil menurunkan DBD.

Wolbachia adalah bakteri yang ditemukan pada sekitar 60 Persen dari semua jenis serangga termasuk kupu-kupu dan lebah dengan sekitar enam dari 10 yang mengandung Wolbachia. Dengan memasukan Wolbachia ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti membuat telur-telur itu akan terbentuk nyamuk Wolbachia di dalamnya.

Akan tetapi, nyamuk ini sendiri tidak serta merta ada di semua tempat. Nyamuk itu diproduksi secara massal di laboratorium, dengan nyamuk jantan yang diinfeksi maka akan dilepas ke daera yang memiliki banyak Aedes Aegypti.

Sehingga diharapkan nyamuk jantan itu akan kawin dan menghasilkan telur yang tidak akan menetas dan akan mengurangi Aedes Aegypti di daerah tersebut. Sedangkan pada nyamuk betina akan tetap membuat keturunan di dalam laboratorium.

Menurut peneliti, sampai saat ini belum ada data yang membuktikan Wolbachia menimbulkan masalah kesehatan baik pada manusia, hewan maupun lingkungan.

3. Cacar Monyet atau Monkey Pox (Mpox)

Penyakit cacar monyet atau Mpox diketahui pada pertengahan Oktober lalu sempat menghebohkan publik atas pemberitaan kasusnya. Penyakit yang bermula ditemukan di Jakarta ini, diakibatkan oleh virus cacar monyet spesies dari genus Orthopoxvirus.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada dua clade yang berbeda pada kasus tersebut yaitu Clade I dan Clade II, dengan gejala umum timbul ruam kulit atau lesi mukosa yang dapat berlangsung selama dua hingga empat minggu, dengan disertai demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, energi lemah, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Namun tidak sampai di situ, Mpox dapat menular antar manusia melalui kontak fisik dengan orang yang mengidap penyakit menular, dengan bahan yang terkontaminasi atau dengan hewan yang sudah terinfeksi seperti jika pada manusia melalui sentuhan, ciuman, atau seks. Pada hewan ketika berburu, menguliti, atau memasaknya. Pada bahan seperti seprai, pakaian atau jarum. Dan pada orang hamil yang mungkin menularkan virus ke bayinya yang belum lahir.



Sampai saat ini kasus Mpox pun diketahui masih terus bertambah dengan data laporan yang didapat per 11 Desember 2023, setidaknya ada 66 kasus Mpox yang terjadi di Indonesia yang menyebar di enam provinsi yaitu DKI Jakarta (44), Jawa Barat (12), Banten (6), Kepulauan Riau (1), Jawa Timur (2), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (1).

Dengan telah memakan satu korban, dokter menyebut bahwa pasien meninggal bukan dikarenakan Mpox melainkan penyakit penyerta yang dialami pasien. Sehingga saat terlebih dahulu dirawat di RSPI Sulianti Saroso selama beberapa minggu, akhirnya pasien dirujuk ke RSCM karena mengalami masalah cerna di bagian usus. Setelah dilakukan operasi batulah pasien mengalami komplikasi.

4. Covid-19

Mendekati penghujung 2023, penyakit Covid-19 di Tanah Air dikabarkan mengalami peningkatan yang signifikan. Kabarnya saat ini virus Covid-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian EG.5 yang merupakan turunan dari variasi Omicron dan masuk ke dalam Variants Of Interest (VOI) atau varian yang memiliki mutasi genetik yang diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik klinik virus.

Dengan memiliki gejala yang sama dengan varian lainnya, untuk para kelompok rentan diharapkan dapat lebih memperhatikan gejala yang ada terutama gejala pernapasan. Jika mengalaminya agar segera memeriksakan diri melakukan tes Covid-19

Saat ini menurut laporan yang didapat pada 20 Desember 2023, dikabarkan ada 613 kasus Covid-19 di Jakarta dengan mayoritas bergejala ringan. Untuk itu, sebagai upaya pencegahan Covid-19 Kemenkes mengeluarkan surat edaran pada tanggal 15 Desember 2023 agar masyarakat melakukan vaksin booster tambahan.

Tidak hanya itu, Kemenkes juga menyebut bahwa vaksin yang diberikan jenis Inavac dan Indovac yaitu vaksin lokal buatan dalam negeri dengan pemberian secara gratis di pelayanan kesehatan terdekat.

Lebih lanjut, ahli menyarankan terlebih menyambut libur natal dan tahun baru (nataru) masyarakat agar tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, tidak keluar rumah ketika kondisi badan tidak fit.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1865 seconds (0.1#10.140)