Waspada! Anemia Bisa Hambat Perkembangan Otak Anak

Rabu, 14 Februari 2024 - 15:15 WIB
loading...
Waspada! Anemia Bisa...
Anemia merupakan masalah kesehatan serius yang dihadapi masyarakat dunia, termasuk pada anak-anak di Indonesia. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Anemia merupakan masalah kesehatan serius yang dihadapi masyarakat dunia, termasuk pada anak-anak di Indonesia. Anemia harus mendapat perhatian serius karena bisa menghambat pertumbuhan si kecil, terutama perkembangan otaknya.

Menurut data The World Bank 2023, Indonesia masih menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Setidaknya, 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia mengalami anemia.

Salah satu faktor penyebab masih tingginya kasus anemia di Indonesia adalah kurangnya pemahaman orang tua terkait anemia. Sebab, anemia itu sendiri sering kali terjadi tanpa gejala sehingga para ibu lalai untuk mencegahnya sejak dini.

Survei terbaru yang diakukan Hello Health Group menunjukkan bahwa 50 persen ibu tidak menyadari bahwa anemia yang disebabkan defisiensi zat besi pada anak dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak. Survei juga menunjukkan bahwa 33 persen ibu tidak mengerti makanan apa saja yang kaya zat besi.



Padahal, pada masa 5 tahun pertama kehidupannya, anak perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan nutrisi penting seperti zat besi. Nutrisi itu sangat diperlukan bagi tubuh kembang optimal, baik dari segi fisik maupun kecerdasan kognitif atau otaknya.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Ulul Albab, Sp.OG. mengatakan, perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi.

Salah satu nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mendukung mengoptimalkan perkembangan otaknya adalah zat besi.

"Sebab, jika anak kekurangan asupan harian zat besi, bisa menyebabkan anemia defisiensi besi yang dapat menimbulkan dampak negatif permanen, terutama pada perkembangan kognitif atau otak anak," kata dr. Ulul Albab, Selasa (13/2/2024).

Untuk pencegahan anemia defisiensi besi pada anak di bawah lima tahun, lanjut dia, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein hewani yang kaya zat besi. Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh hingga 2 kali lipat, juga dibutuhkan kombinasi antara zat besi dan vitamin C.

“Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang tinggi zat besi dan dikombinasikan dengan vitamin C," katanya.

Sebab, susu pertumbuhan diketahui sebagai minuman protein hewani yang padat gizi dan diperlukan terutama di masa tumbuh kembang.

"Sehingga, susu pertumbuhan yang terfortifikasi tinggi zat besi yang dikombinasikan dengan vitamin C juga dapat bermanfaat untuk pencegahan anemia,” tambahnya.

Terkait pencegahan anemia, maka edukasi berkelanjutan terhadap para ibu sangat penting. Karena itu, Sarihusada menginisiatif edukasi dengan meluncurkan platform digital Pusat Pencegahan Anemia Pada Anak. Peluncuruan platform digital ini juga dalam rangka peringatan World Anemia Awareness Day yang jatuh pada 13 Februari.

Corporate Communications Director Sarihusada Arif Mujahidin mengatakan, dalam platform Pusat Pencegahan Anemia pada Anak akan tersedia berbagai fitur edukasi. Di antaranya, skrining risiko anemia pada anak, video edukasi dampak anemia dari pakar kesehatan, resep praktis makanan kaya zat besi untuk pencegahan anemia, serta artikel-artikel terkait pemenuhan gizi seimbang untuk mencegah anemia.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1484 seconds (0.1#10.140)