Tips Aman Puasa untuk Ibu Menyusui Agar ASI Tetap Lancar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada beberapa tips aman puasa untuk ibu menyusui agar tidak lemas dan air susu ibu (ASI) tetap lancar. Puasa saat menyusui sendiri memerlukan perencanaan dan perhatian khusus untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan ibu serta bayi.
Ini karena kesehatan dan kesejahteraan ibu serta bayi adalah yang terpenting. Di sisi lain, dokter spesialis anak, dr Hendra Sp.A mengatakan bahwa ibu menyusui yang ingin puasa tergantung pada kondisinya.
“Semua itu tergantung pada si ibu. Kalau mau puasa silahkan, tapi jika tidak puasa karena tidak kuat bisa membayar qadha dan itu diperbolehkan,” kata dr Hendra dikutip dari akun TikTok pribadinya, @bicaraasikecil, Senin (4/3/2024).
“Buat ibu yang sedang menyusui bisa banget loh berpuasa di bulan Ramadan. Karena produksi ASI tidak dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya makanan yang dikonsumsi oleh Ibu,” sambungnya.
Hanya saja, kualitas ASI akan dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi sang ibu. Sehingga, dr Hendra menyarankan para ibu menyusui yang ingin menjalankan puasa tetap harus menjaga nutrisnya selama bulan Ramadan.
Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang seimbang saat berbuka dan sahur. Perhatikan untuk mendapatkan asupan yang cukup dari semua kelompok makanan, termasuk protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan.
Ibu menyusui harus menghindari makanan yang berlemak dan manis karena dapat menyebabkan dehidrasi dan menurunkan kadar gula darah. Pastikan minum air secukupnya saat sahur dan berbuka untuk mencegah dehidrasi. Hindari minuman berkafein atau berkarbonasi karena dapat menyebabkan dehidrasi.
Namun, ibu menyusui yang mempunyai anak di bawah enam bulan tidak disarankan puasa. Ini karena si kecil hanya mendapatkan asupan nutrisi dari ASI. "Ingat puasa itu bisa dibayar, tapi golden age si kecil tidak bisa diulang," jelasnya.
Di sisi lain, ibu hamil harus mempertimbangkan berat badan anak sebelum menjalani puasa. Amati juga apakah pola menyusui atau perilaku bayi berubah selama Anda berpuasa. Jika ada perubahan yang signifikan, pertimbangkan untuk memodifikasi jadwal puasa atau berkonsultasi dengan dokter.
"Makan bisa sepertiga kali. Saat sahur, buka puasa dan setelah tarawih, disertai minum vitamin," ungkapnya.
"Hindari aktivitas berat, cukup istirahat, dan jangan stres. Pompa dan menyusui semaksimal mungkin di malam hari. Perhatikan kondisi ibu dan si kecil," pungkasnya.
Jika berpuasa mengganggu kesehatan Anda atau menyusui bayi, lebih baik untuk menghentikan puasa. Sebagai gantinya mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa Anda dan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dan perawatan yang diperlukan.
Ini karena kesehatan dan kesejahteraan ibu serta bayi adalah yang terpenting. Di sisi lain, dokter spesialis anak, dr Hendra Sp.A mengatakan bahwa ibu menyusui yang ingin puasa tergantung pada kondisinya.
“Semua itu tergantung pada si ibu. Kalau mau puasa silahkan, tapi jika tidak puasa karena tidak kuat bisa membayar qadha dan itu diperbolehkan,” kata dr Hendra dikutip dari akun TikTok pribadinya, @bicaraasikecil, Senin (4/3/2024).
“Buat ibu yang sedang menyusui bisa banget loh berpuasa di bulan Ramadan. Karena produksi ASI tidak dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya makanan yang dikonsumsi oleh Ibu,” sambungnya.
Hanya saja, kualitas ASI akan dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi sang ibu. Sehingga, dr Hendra menyarankan para ibu menyusui yang ingin menjalankan puasa tetap harus menjaga nutrisnya selama bulan Ramadan.
Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang seimbang saat berbuka dan sahur. Perhatikan untuk mendapatkan asupan yang cukup dari semua kelompok makanan, termasuk protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan.
Ibu menyusui harus menghindari makanan yang berlemak dan manis karena dapat menyebabkan dehidrasi dan menurunkan kadar gula darah. Pastikan minum air secukupnya saat sahur dan berbuka untuk mencegah dehidrasi. Hindari minuman berkafein atau berkarbonasi karena dapat menyebabkan dehidrasi.
Namun, ibu menyusui yang mempunyai anak di bawah enam bulan tidak disarankan puasa. Ini karena si kecil hanya mendapatkan asupan nutrisi dari ASI. "Ingat puasa itu bisa dibayar, tapi golden age si kecil tidak bisa diulang," jelasnya.
Di sisi lain, ibu hamil harus mempertimbangkan berat badan anak sebelum menjalani puasa. Amati juga apakah pola menyusui atau perilaku bayi berubah selama Anda berpuasa. Jika ada perubahan yang signifikan, pertimbangkan untuk memodifikasi jadwal puasa atau berkonsultasi dengan dokter.
"Makan bisa sepertiga kali. Saat sahur, buka puasa dan setelah tarawih, disertai minum vitamin," ungkapnya.
"Hindari aktivitas berat, cukup istirahat, dan jangan stres. Pompa dan menyusui semaksimal mungkin di malam hari. Perhatikan kondisi ibu dan si kecil," pungkasnya.
Jika berpuasa mengganggu kesehatan Anda atau menyusui bayi, lebih baik untuk menghentikan puasa. Sebagai gantinya mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa Anda dan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dan perawatan yang diperlukan.
(dra)