Review Film The Predator

Rabu, 12 September 2018 - 21:55 WIB
Review Film The Predator
Review Film The Predator
A A A
JAKARTA - Sejak muncul pada 1987 dengan dibintangi Arnold Schwarzenegger, Predator telah menciptakan massanya tersendiri. Para penggemar film tentang makhluk luar angkasa yang memburu manusia di bumi ini senantiasa menantikan kelanjutan perburuan makhluk berdarah hijau tersebut.

The Predator yang dirilis tahun ini juga bukan pengecualian. Film yang dibesut Shane Black ini sudah ditunggu para fans franchise Predator sejak lama.

The Predator menjanjikan tontonan yang lebih seru dari seri sebelumnya dengan tokoh baru dan juga plot yang lebih baru. Tak heran jika banyak orang yang menantikan film ini.

The Predator bisa dibilang masih memakai formula serial Predator. Film ini berfokus pada sosok tokoh utama, Quinn McKenna (Boyd Holbrook), seorang tentara. Anggota pasukan khusus itu ditugaskan ke sebuah hutan untuk menyergap transaksi narkoba. Tapi, operasi itu terganggu dengan kehadiran pesawat dari luar angkasa yang membawa sesosok predator ke bumi. McKenna yang kemudian menemukan pesawat Predator tersebut, melihat sejumlah benda menarik dan mengambilnya. Dia lantas mengirimkan benda-benda itu ke alamat rumahnya.

McKenna kemudian diperiksa di sebuah rumah sakit khusus veteran perang setelah peristiwa itu. Usai diperiksa, dia kemudian diangkut dengan sebuah bus khusus yang berisi veteran militer dengan sejarah aneh atau boleh dibilang gila.

Sementara, paket McKenna sudah tiba di rumah. Anaknya yang autis, Rory (Jacob Tremblay), membuka paket itu dan malah mengundang Predator lain ke Bumi. Akibatnya, Rory pun diburu alien itu. McKenna menyadarinya dan segera berusaha menyelamatkan anaknya itu.

Plot cerita ini pada awalnya memang tidak terlalu jelas. Mau apa sebenarnya film ini dengan membawa dua predator sekaligus. Tapi, semakin lama, semua pertanyaan itu pun terjawab, terutama dengan kehadiran Casey Brackett, seorang ilmuwan wanita yang diperankan Olivia Munn.

Sementara, The Predator tidak menawarkan tontonan yang terlalu gelap. Seperti yang sudah-sudah, Predator memang kejam. Bahkan, di tangan Shane, Predator jadi lebih kejam dan brutal. Film ini penuh adegan yang bisa membuat orang yang tak suka gore atau adegan berdarah-darah tidak tahan menontonnya. Meski begitu, Shane masih berusaha membuat film ini lebih fun dengan celetukan-celetukan humor para aktor pendukungnya.

Sayang, plotnya banyak yang berlubang-lubang. Banyak pertanyaan mengapa-mengapa tanpa ada penjelasan lebih lanjut di film ini. Padahal, beberapa lubang itu justru dirasa penting untuk mendukung film ini.

The Predator memang menawarkan hiburan bagi para pencintanya. Film ini membuka plot baru untuk sebuah kelanjutan kisah Predator pemburu manusia ke Bumi.

The Predator sudah mulai tayang di bioskop kesayangan Anda. Selamat menyaksikan!

WARNING: Film ini diberi rating 17 tahun ke atas dari Lembaga Sensor Film karena adegan banyaknya adegan kekerasan dari awal hingga akhir film yang tak sepatutnya ditonton anak di bawah umur.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6820 seconds (0.1#10.140)